Sunday, July 28, 2013

GOD HAS NO RELIGION. -Mahatma Gandhi-



God has no religion. (Mahatma Gandhi)
 Tuhan tidak memiliki agama. (Mahatma Gandhi)

Think and meditate this :
We know that God is everywhere.
We also know that God knows all.
And WHY WE NEED RELIGION? 
We can worship anywhere.
We can pray anywhere..

Pikirkan dan renungkan ini :
Tuhan ada dimana-mana.
Tuhan tahu semuanya.
Dan MENGAPA KITA PERLU AGAMA?
Kita dapat beribadah di mana saja.
Kita dapat berdoa di mana saja.. 

Mahatma Gandhi (1869 - 1948)



Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well. Mahatma Gandhi
As long as you derive inner help and comfort from anything, keep it. Mahatma Gandhi
Freedom is not worth having if it does not include the freedom to make mistakes. Mahatma Gandhi
Happiness is when what you think, what you say, and
what you do are in harmony. Mahatma Gandhi
Hate the sin, love the sinner. Mahatma Gandhi
Honest differences are often a healthy sign of progress. Mahatma Gandhi
Honest disagreement is often a good sign of progress. Mahatma Gandhi
I believe in equality for everyone, except reporters and photographers. Mahatma Gandhi
I cannot teach you violence, as I do not myself believe in it. I can only teach you not to bow your heads before any one even at the cost of your life. Mahatma Gandhi
I object to violence because when it appears to do good, the good is only temporary;
the evil it does is permanent. Mahatma Gandhi
I want freedom for the full expression of my personality. Mahatma Gandhi
In matters of conscience, the law of the majority has no place. Mahatma Gandhi
In the attitude of silence the soul finds the path in a clearer light, and
what is elusive and deceptive resolves itself into crystal clearness.
Our life is a long and arduous quest after Truth. Mahatma Gandhi
Indolence is a delightful but distressing state;
we must be doing something to be happy. Mahatma Gandhi
It is better to be violent, if there is violence in our hearts,
 than to put on the cloak of nonviolence to cover impotence. Mahatma Gandhi
It is unwise to be too sure of one's own wisdom. It is healthy to be reminded that the strongest might weaken and the wisest might err. Mahatma Gandhi
One needs to be slow to form convictions, but once formed they must be
defended against the heaviest odds. Mahatma Gandhi
Strength does not come from physical capacity. It comes from an indomitable will. Mahatma Gandhi
The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong. Mahatma Gandhi
Whatever you do will be insignificant, but it is very important that you do it. Mahatma Gandhi
When I despair, I remember that all through history the ways of truth and love have always won. There have been tyrants, and murderers, and for a time they can seem invincible, but in the end they always fall. Think of it--always. Mahatma Gandhi
You must be the change you want to see in the world. Mahatma Gandhi
You must not lose faith in humanity. Humanity is an ocean; if a few drops of the ocean are dirty, the ocean does not become dirty. Mahatma Gandhi
What difference does it make to the dead, the orphans and the homeless, whether the mad destruction is wrought under the name of totalitarianism or the holy name of liberty or democracy?
Mahatma Gandhi, "Non-Violence in Peace and War"
Victory attained by violence is tantamount to a defeat, for it is momentary.
Mahatma Gandhi, 'Satyagraha Leaflet No. 13,' May 3, 1919
An eye for an eye makes the whole world blind. Mahatma Gandhi, (attributed)
Freedom is not worth having if it does not connote freedom to err. It passes my comprehension how human beings, be they ever so experienced and able, can delight in depriving other human beings of that precious right. Mahatma Gandhi, 1931 



Sunday, July 21, 2013

Menunggu Ucapan Terima Kasih

Pada suatu hari, di sebuah perkampungan tempat berlibur. Terlihat sekelompok orang mengelilingi sebuah mobil mewah, setiap orang menjengukkan kepala untuk mengetahuinya. 

Di samping mobil mewah tersebut berdiri seorang pria yang memakai jas dengan penampilan perlente (layaknya seorang kaya) sedang berteriak kepada kelompok orang yang memandangnya dengan sombong, sambil berkata, “Siapakah diantara kalian yang mau membantu saya masuk ke dalam kolong mobil?.” Rupanya mobilnya sedang bermasalah setelah pulang dari berlibur dan ketika akan keluar dari perkampungan ini, dari bawah mobilnya keluar minyak, sedangkan dari tempat ini ke tempat pengisian bensin masih jauh, pantas saja dia menjadi panik seperti cacing kepanasan. 

Di sampingnya berdiri seorang gadis yang berdandan agak norak berkata, “Anda terlihat sangat tergesa-gesa, berapa hadiah yang anda akan berikan?” lalu pria ini mengeluarkan uang 100 dollar dan berkata, “Siapa yang bersedia membantu saya, maka uang ini menjadi miliknya.” Seorang lagi disampingnya hendak bergerak sedikit, tetapi dia dihalangi oleh istrinya yang berkata, “Ucapan orang kaya tidak bisa dipercaya.” 

Pada saat itu ada seorang anak maju ke depan dan berkata, “Baiklah saya akan membantu tuan.” Perbuatan itu sebenarnya sangat gampang, anak kecil ini atas pengarahan pria tersebut tidak sampai  lima (5) menit sudah selesai menutup bagian mobil yang bocor, setelah keluar dari kolong mobil dengan pandangan memohon, dia memandang kepada pria pemilik mobil ini, ketika pria itu akan menyerahkan uang 100 dollar kepada anak kecil ini, istrinya berteriak, “Apakah tidak salah engkau bermaksud memberikan kepadanya 100 dollar? Kasih saja 5 dollar sudah cukup.” 

Pria ini mengambil uang receh yang diberikan istrinya dan bermaksud menyerahkan kepada anak kecil ini, anak kecil ini menggeleng kepalanya. Mendengar teriakan dari para penonton ditempat tersebut, pria ini menambah 5 dolar lagi, anak kecil ini masih menggelengkan kepalanya, pria ini menjadi marah dan berkata, “Engkau merasa ini terlalu sedikit? jika tidak mau ambil lagi, 10 dolar ini saya simpan kembali.” Anak kecil ini menjawab, “Tidak, saya tidak merasa terlalu sedikit, ibu saya mengajarkan kepada saya, membantu orang jangan mengharapkan imbalan.” Pria ini menjadi bingung, “Lalu kenapa engkau masih belum pergi dari sini?.” Anak kecil ini berkata, “Saya menunggu tuan mengucapkan terima kasih.” Sumber dari : Mingxin.net, Hongkong.

Saturday, July 20, 2013

NO JUSTICE !!! TIDAK ADA KEADILAN !!!


HOW MONEY CAN BUY JUSTICE???!!! Bagaimana Uang dapat memBeli KeAdilan?! Jawabannya : Tergantung dari Berapa Jumlah Uangnya. Aneh Tapi Nyata, Memang Uang lebih Berat dari pada Keadilan.

Nilai Hukum menjadi sangat tergantung dari jumlah hitungan besar kecil uangnya. Semakin banyak dan besar, maka semakin jelas juga Kemenangannya. Ada istilah "Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas", "Kok Bisa ya?!". Bukankah Hukum Tidak Pandang Bulu, Tidak melihat ataupun membedakan dari derajat, kedudukan, golongan, ras ataupun warna kulitnya??.

Jawabannya : Hukum dan Keadilan itu sudah semakin Tidak Jelas arahnya, semakin menuju kegelapan (film horor kali), "kegelapan mata" alias sudah dibutakan oleh kehebatan uang. Istilahnya Men-Tuhan-kan Uang, segalanya sudah indah tatkala uang membius manusia terjerumus kedalam lembah hitam.

Berapa banyak kasus terlihat jelas, bagaimana para tahanan bebas dengan uang ataupun kenyamanan di penjara dapat bertamasya dan merasakan nikmatnya pelayanan penjara layak di hotel bintang (5)*****, dapat sambil berbisnis hingga jutaan milyaran trilyunan di dalam penjara, sampai ke sogok menyogok agar mendapatkan keringanan hukum. Inikah cermin Hukum dan Keadilan yang Baik dan Benar?!.

Jika semua sudah merasa lelah, bosan dan jenuh dengan hukum dan keadilan yang sudah tidak seimbang dan berat sebelah, munculah masalah selanjutnya yaitu "violence" atau kekejaman. Mengapa? Karena sudah tidak ada lagi keadilan. Semakin memanas, brutal, kejam, keji, dan berlaku semena-mena demi mendapatkan apapun yang diinginkan dengan berbagai cara. Gambar sebelah kiri menunjukan beratnya pistol daripada palu (menandakan keadilan dan hukum). Bagaimana pistol bekerja lebih cepat daripada hukum keadilan itu. Merasa tidak adil lalu menjadi keji, kejam, memberontak, merusak, menghancurkan dan membinasakan. Berapa banyak lagi rumah tahanan atau lembaga permasyarakatan alias bahasa halusnya dari "Penjara" akan dijebol maupun dibobol, siapa lagi yang akan menjadi korban sasaran penipuan, pencurian, penculikan, perampokan, kekerasan, penganiayaan, pemerkosaan, pencabulan, hingga penyiksaan dan pembunuhan. Betapa mengerikan bila masalah ini terus menerus terjadi dimana-mana tanpa ditindak lanjuti. 

Bagaimana nasib manusia yang hidup berdasarkan kebenaran dan keadilan? bila semua berlaku dan bertindak sewenang-wenang, semaunya sendiri-sendiri, masing-masing, karena melihat kenyataan hukum dan keadilan sudah tidak berjalan, begitu ringan, sudah tidak berwibawa, tidak adil dan tidak seimbang. Mungkin akhirnya tidak ada lagi kata "KeDAMAIan", yang ada tinggal menunggu meletusnya "Perang Saudara" karena masing-masing membela diri untuk keselamatan dan kepentingan hidup pribadinya sendiri-sendiri, tidak perduli alias masa bodoh dengan kebersamaan, persaudaraan, apalagi cinta kasih atau kasih sayang.

Memang terlihat sangat bahagia hidup punya uang/kekayaan/harta berlimpah, bisa mendapatkan semua yang diinginkan dengan mudah. Tapi banyak yang menjadi "LUPA" hingga terjadi kebohongan, penipuan, kejahatan dan bahkan :
1. Kekeluargaan bisa rusak karena masalah ini,
2. PerSaudaraan putus hubungan karena ini,
3. PerSahabatan pun hancur karena ini,
4. Cinta dan Kasih Sayang musnah akibat ini.
5. Hukum dan Keadilan jadi "Cacat" gara-gara yang satu ini.
Masalah dari kecil menjadi besar, entah dari hal apa saja mungkin dari masalah cinta, salah paham penyampaian komunikasi saling menuduh, kecemburuan, iri hati, sakit hati, dendam, masalah jual beli tanah, properti, gedung, bangunan, bisnis, perdagangan, pekerjaan, kesehatan, warisan, pembayaran hutang piutang, dsbnya sampai saling menjatuhkan, menghancurkan, membunuh dan bahkan mencelakakan. Sungguh Mengerikan...!!! Dimanakah Hati Nurani itu berada??!! saat berhadapan dengan Benda Mati (UANG), yang satu ini...??? Berapapun Jumlah Uang / Harta Kekayaan yang dimiliki, tetap Tidak Akan Mampu dibawa ke Akherat (Alam Kematian) nanti.

Apakah pada saat mati dapat membawa mobil mewah? Apakah pada saat mati dapat memakai perhiasan dan baju / pakaian mahal? Apakah pada saat mati dapat membawa rumah mewah? Jangankan uang atau harta, rumah, mobil, pakaian mewah, perhiasan, dan ranjang sekalipun tak mampu dibawa saat kematian menjemput, hanya digulung sepenggalan kain kafan atau baju seadanya, ditidurkan dalam peti mati ataupun keranda, digotong menuju rumah kecil berupa sepetak tanah kuburan yang dihiasi batu nisan, begitu dinginnya dipenuhi tanah, batu kerikil, dan binatang-binatang kecil pun sedikit demi sedikit mulai menggerogoti kulit dan daging hingga tersisa tulang belulang belaka. Apalagi bila dikremasi, tubuh ini habis terbakar dan hanya tersisa menjadi abu, debu dan butiran. Kedudukan, derajat, kehormatan dan nama besar hanyalah tinggal goresan ukiran yang ditulisan di atas batu nisan.  Apakah yang dapat dibawa Mati??? Hanya Amal dan Kebajikan (Kebaikan). Tapi Siapa yang Percaya??? Bila semua sudah terlanjur Lupa?!. (Written by : Kepik Romantis / PVA)

Tuesday, July 16, 2013

OLD STORIES Meaning of Happiness ("BAHAGIA")

Once upon a time (all old stories begin like that), and in a country a long way off, there was a King who was very ill. All the doctors of the court attended him but, in spite of all they could do, he got worse instead of better. 

At last in despair they called in a famous doctor from another country. He came, looked at The King, and then, looking very grave, said, "Your Majesty, there is only one thing that can cure you."

"What is that ?" said The King. "Whatever you want shall be brought for you." 

"You must sleep for one night, " said the doctor, "In the shirt of a happy man !"

So The King sent two of his chief servants to find a happy man and, when they had found him, to bring back his shirt. Well, they went first to the richest man in the city, and asked him if he was a happy man. "Happy!" he said, "When I never know whether my ships are going to be wrecked next day, when thieves are always trying to break into my house. How can a man be happy with all these worries?". So they went to The King's Chief Minister, the most powerful man in the country, except for The King. "Are you a happy man? " they said. "Don't be silly," he said. "There's Ruritania threatening to make war on us any day. There's that villain Popoff trying to push me out of power, The Workers are always wanting to have more money, and The Wealthy wanting to pay less taxes. How do you think a Chief Minister can be a happy man?".

So they went all over the country looking high and low for a happy man but never finding one. They were returning home, tired and miserable (for they quite expected that The King would have them put to death for not finding what he wanted), when they saw a beggar, sitting by the roadside. He had made a little fire, and was frying some sausages in a frying-pan, and singing merrily as he watched his supper cooking. They looked at each other. Had they found what they were looking for? They went up to him and one of them said, "You sound very happy, my friend." "Of course, I'm happy," he said. They could hardly believe their ears. With one voice they said, "We want your shirt." The beggar roared with laughter. "I'm sorry, gentlemen," he said, "But I haven't got a shirt." 

Story telling origin from : C.E. Eckersley. 1967. Essential English for Foreign Students Book Three. Sofia: Foreign Languages Press.

Translation : 

Pada suatu ketika (semua cerita lama dimulai seperti itu), dan di negara yang sangat jauh, ada seorang Raja yang sedang sakit parah. Semua dokter kerajaan menemui dia tapi, meskipun semua telah mereka lakukan, ia semakin memburuk bukannya lebih baik. 
Akhirnya setelah putus asa mereka panggil seorang dokter terkenal dari negara lain. Dia datang, melihat Raja, dan kemudian, tampak sangat serius, berkata, "Yang Mulia, hanya ada satu hal yang dapat menyembuhkan Anda.""Apa itu?" kata Sang Raja. "Apa pun yang Anda inginkan akan diberikan untuk Anda." "Anda harus tidur untuk satu malam," kata dokter, "Di pakaian/baju seorang pria bahagia!"

Maka Raja mengirim dua pegawai utamanya untuk menemukan seorang pria bahagia dan, ketika mereka telah menemukannya, untuk kembali membawa beserta kemejanya. Lalu, mereka pergi pertama-tama menemui orang terkaya di kota, dan bertanya apakah dia adalah orang bahagia. "Happy(Bahagia)!" katanya, "Ketika saya tidak pernah tahu apakah kapal saya akan hancur keesokan harinya, ketika pencuri selalu mencoba masuk ke rumah saya. Bagaimana orang bisa bahagia dengan semua kekhawatiran ini?." Kemudian mereka pergi menemui Perdana Menteri Kerajaan, orang yang paling berkuasa di negeri ini, setelah Raja. "Apakah Anda seorang pria bahagia?" Kata mereka. "Jangan konyol," katanya. "Ada Negara 'Ruritania' mengancam untuk berperang pada kita setiap hari. Ada lagi kelompok teroris 'Popoff' selalu mencoba untuk menjatuhkan saya dari kekuasaan, Para Pekerja selalu ingin mendapatkan lebih banyak uang, dan Kelompok Orang Kaya yang ingin membayar pajak lebih sedikit. Bagaimana menurut Anda seorang Perdana Menteri bisa menjadi orang yang bahagia? ".

Merekapun pergi ke seluruh negeri mencari dari tempat tertinggi dan terendah untuk seorang pria bahagia tetapi tetap saja tidak pernah menemukan satupun. Merekapun berjalan pulang kembali menuju kerajaan, lelah dan sengsara (karena mereka sangat yakin bahwa Raja bisa menghukum mati mereka karena tidak berhasil menemukan apa yang diinginkan Raja), ketika itu pula mereka melihat seorang pengemis, duduk di pinggir jalan. Dia sedang membuat api kecil, dan menggoreng beberapa sosis dalam wajan, dan bernyanyi riang sambil memasak makan malamnya. Mereka saling memandang. Apakah mereka menemukan apa yang mereka cari? Mereka pergi menemui dia dan salah satu dari mereka berkata, "Anda terdengar sangat bahagia, sahabatku." "Tentu saja, saya bahagia," katanya. Mereka hampir tidak bisa mempercayai telinga mereka. Dengan satu suara mereka berkata, "Kami ingin baju Anda." Pengemis itupun tertawa terbahak-bahak. "Maaf, Tuan-tuan," katanya, "Tapi saya tidak punya baju."

Monday, July 15, 2013

Kecuali Kamu - Kotak -


Lirik Lagu Kotak – Kecuali Kamu 

A                                 E
Ku bisa hadapi perihnya terluka
Em F#                     Bm
Yang pernah kurasa di waktu dulu
Dm              C#m      F#m
Sakitnya sakit sudah kurasa
Bm                        E
Dengan yang dulu dengan yang dulu
A                                 E
Ku pernah tersenyum waktu dihatiku
Em F#                     Bm
Lagi hancur lebur berkeping keping
Dm              C#m      F#m
Pahitnya pahit sudah kurasa
Bm                        E
Dengan yang dulu dengan yang dulu
A         D          Bm              E
Kecuali kamu, cuma sama kamu
A         D          Bm              Dm
Kecuali kamu, sakit sekali, sakit sekali
A                               C#m
Tuhan tolong aku bisakah kuminta
F#                              Bm
Janganlah kau beri sakit yang ini
Dm                   C#m F#m
Cintaku hanya yang satu ini
Bm                        E
Kubelum pernah kubelum pernah
A         D          Bm              E
Kecuali kamu, cuma sama kamu
A         D          Bm              E
Kecuali kamu, aku tak mengerti
C#m       F#m-E         D
Mengapa kurasa sakit sekali
D             A
Mencintaimu..
Solo: A G-F# Bm D..
Overtone: E-C#-G-F#
B         E          C#m              F#
Kecuali kamu, cuma sama kamu
B         E          C#m              F#
Kecuali kamu, aku tak mengerti
D#      G#m-F#m         E
Mengapa kurasa sakit sekali
Mencintaimu..
Mencintaimu..




NEVER !!! (JANGAN PERNAH !!!)


NEVER :

- Let anyone determine your self - worth.
- Speak without listening.
- Give up before you're ready.
- Forget to Breathe.
- Settle for less than you deserve.
- Dim your sparkle.
- Complicate what you can simplify.
- Make promise you can't keep.
- Believe it's too late to begin.

Translation :
JANGAN  PERNAH :

- MemBiarkan orang lain menentukan (mempengaruhi) nilai kepribadian diri Anda sendiri.
- Berbicara tanpa menDengarkan terlebih dahulu (ucapan itu tidak dapat ditarik kembali).
- Menyerah sebelum Anda siap bertindak (Alias Kalah Sebelum Bertarung / Berjuang /Berusaha).
- MeLupakan untuk Bernapas (sudah pasti hidup di dunia haruslah tetap Bernafas).
- Membayar / Melunasi apapun Kurang dari apa yang Anda Terima (Bayarlah Lunasi dengan Benar Harus Pas / Seimbang, Jangan Kurang, bila perlu dilebihkan yang baik).
- Merendahkan diri Anda sendiri sama dengan mengecilkan diri sendiri yang bercahaya / bersinar (setiap orang punya kelebihan, keunikan alias cahaya / sinarnya masing-masing).
- Menyulitkan / Memusingkan sesuatu / apapun yang dapat Anda Sederhanakan.
- Membuat Janji - janji dimana Anda Tidak Mampu Menjaga / Menepatinya .
- Percaya saja Sebelum memulai Mencoba / Membuktikannya (Buktikan dulu baru Percaya).


Cukupkah Hanya Berkata Maaf ? Saying Sorry Doesn't Solve The Problem..

Bila Kata "Maaf" begitu mudah dan murah diucapkan, Apalah artinya sebuah kata "Ke-Adil-an" ? Apakah dengan kata "Maaf" lalu semua masalah itu terselesaikan ? Jika begitu mudahnya berbuat, bertindak dan berucap yang buruk dan semua terhapus dengan kata "Maaf", sungguh membingungkan mengartikan kata "Keadilan"?? Untuk apa Keadilan?? Where is the Justice??! Dimana Keadilan itu berada ???!!! 

Apabila tersebutlah dosa kesalahan, keburukan dan kejahatan berikut :  
> Semua kejahatan pembunuhan dihapuskan, Bagaimana dengan nyawa kehidupan yang hilang ?!
> Korupsi uang jutaan milyaran trilyunan lalu dihapuskan cukup dengan kata "Maaf" ya ?!
> Janji-janji muluk yang telah diingkari lalu begitu mudahnya dicabut dengan kata "Maaf" kan ?! 
> Kekejian perampokan, penculikan, penganiayaan, pemerkosaan, pencabulan, dll dimaafkan yah ?! 
> Kebohongan, kelicikan, penipuan, pengkhianatan, dsb dimaafkan juga ya ??!!

Begitu banyaknya dosa kesalahan keburukan, entah itu disengaja atau tidak, Apakah dengan kata "Maaf" lalu semuanya terselesaikan dan terkubur begitu mudahnya kah ??!! Mungkin jawabannya "Neraka Sudah Kosong" bila semua masalah keburukan kejahatan ini selesai tuntas hanya dengan kata "Maaf". Tidak perlu Ketakutan ada istilah "Siksa Kubur" dan "Siksa Neraka". 

Lantas Hidup di Dunia ini, Perlu (Harus) kah atau Tidak kata "KEADILAN" itu ??? Jika semuanya Cukup dengan berkata "Maaf" ya.. ??? Mungkin Tulisan ini hanyalah sebagai Perenungan "Ironisnya" kata "MAAF" yang selalu disalah artikan bahwa segala sesuatunya telah selesai. Pastilah sudah sering mendengar istilah "Bila Tidak Mampu Memaafkan berarti Dendam?", Lucu istilah itu bila dikupas ke dalam kata "KEADILAN", Jawabannya adalah Bukan Dendam yang dipermasalahkan, namun Tanggung Jawab dari kata "Maaf" itu Bagaimana ??? Masalah seseorang mau dendam atau tidak, mau memaafkan atau tidak, itu adalah personal pribadi masing-masing individu.        

Saying Sorry Doesn't Solve The Problem, That's The Truth !!! Translation --> Mengatakan Maaf Tidak Menyelesaikan Masalah, Itulah Kebenaran !!! Pertanyaan Selanjutnya pastilah, "Then How to Solve The Problem ?" Lalu Bagaimana Menyelesaikan Masalah itu ? 

Any Good Apology has Three parts:
1. I'm Sorry.
2. It's my fault.
3. What can I do to make it right?
Most people forget the Third part.
Translation: Setiap Permintaan / Permohonan Maaf yang baik terdiri Tiga bagian :
1. Saya Mohon / Minta Maaf.
2. Ini adalah kesalahanku.
3. Apa yang dapat saya lakukan / perbuat untuk memperbaikinya (agar menjadi baik) ? "Namun Kebanyakan orang MeLupakan yang ke Tiga.
Sorry is not enough. Sometimes, you actually have to change. - Kata Maaf saja tidaklah cukup. Terkadang, Anda Harus Benar-benar Berubah.

Tindakan, Perbuatan, Prilaku dan juga Ucapan yang semuanya dapat memberikan PemBuktian Nyata, apakah itu Perubahan besar untuk dapat MemperTanggung Jawabkan? Barulah kata "MAAF" itu dapat Menyelesaikan Masalah. Bila Tidak mampu atau Belum dapat diperTanggung Jawabkan, Kembali lagi kepada Tugas dan Wewenang dari para pihak yang mengemban kata "KEADILAN". Sudah benar-benar "ADIL"kah ??!! atau malah muncul masalah selanjutnya yaitu "Berat Sebelah" alias "KeTidak Adilan". (Written by : Kepik Romantis / PVA).

Wednesday, July 10, 2013

Kursi Kosong



Tiada Ruang kosong seluas jagat raya,
Tiada pemandangan nyata seindah alam semesta,
Duduk terpaku dalam kursi kosong menatap megahnya dunia.
Tenyata yang tersisa hanyalah kekosongan yang tiada,
Semua serasa kosong dan hampa.
Hidup di dunia ini sementara,
Begitu pula dengan kehidupan manusia,
Akan menuju keabadian yang sempurna...
Selama hidup janganlah sia-siakan waktu yang tersisa..,
Gunakanlah waktu sebaik-baiknya,
Sebijak-bijaknya akal budi manusia...
Janganlah suka menyakiti dan menyiksa sesama,
Apalagi menanam angkara murka...
Namun terus Berjalanlah dengan Kasih dan Cinta...

(Written by : Kepik Romantis / PVA)

Tuesday, July 9, 2013

WHAT...? KAMBING (BANDOT / DOMBA) HITAM


Sering sekali mendengar Kambing Hitam, dimana posisi selalu menjadi "KORBAN" sasaran empuk selalu dipersalahkan, selalu menjadi "Tersangka" atau "Tertuduh" bahkan "Terdakwa" pada suatu posisi yang pas menjadi "TUMBAL" atas kesalahan, keburukan dan kejahatan orang lain. Keadaan itu menjadikan diri kita merasa terpojok, terkucilkan dan tersudut pada suatu kecaman yang seolah-olah "Membunuh" kita akibat ulah orang lain maupun lingkungan yang tidak mendukung posisi kita. 

Memang tidaklah mudah menghadapi keadaan itu, terkadang hanya suatu Kebenaran Mutlak yang dapat menyelamatkan kita dari hal itu. Tapi percayalah pada pikiran positif bahwa dibalik suatu kejadian pasti ada hikmahnya, pasti sering mendengar istilah karma, percayalah bahwa itu memang ada. Anugrah yang didapatkan dari kebajikan / kebaikan kita terkadang tidak hanya akan membesarkan kita tapi juga akan membuat kita semakin "BEDA" diantara kecemburuan / ke-irian orang lain. Posisi dimana Keadilan itu pasti terlihat, seperti halnya gambar diatas, mencerminkan bahwa Si Domba Hitam menjadi lebih Besar diantara yang lain, menciut, mengerdil dan mengecil. Semua melihat dan tertuju kepada Si Hitam, Bukan karena dia tertuduh, tetapi karena dia berBEDA dan tidak mau ikut dengan hal-hal yang tidak akan membuatnya menjadi "Besar". BerBeda berarti tak pernah sama dengan yang lain, sehingga dari sanalah TerLihat Kebenaran, bahwa Si Domba itu Jelas-jelas memang berbulu Hitam Bukan berbulu Putih. SO WHAT? LALU KENAPA? Apakah itu suatu masalahkah untuk yang berbulu Putih? Selama keadaan hidup kita tidak mengganggu komunitas yang lain, lalu kenapa? Ada istilah "Tidak perlu pusingkan mereka yang mengecilkan kita, tapi yang Terpenting kita selalu Tetap berjalan di Jalan yang BENAR". 
(Written by : Kepik Romantis / PVA)

TOGOG ERA MILENIUM

Togog adalah putra dewa yang lahir lebih dulu sebelum Semar, tapi karena tidak mampu mengayomi bumi maka Togog kembali ke asal lagi alias tidak jadi lahir. Dan pada waktu bersamaan lahirlah Semar. Ia bersahabat dengan Semar dan karena terhitung lebih tua Togog daripada Semar, maka Semar memanggil Togog dengan sebutan Kang Togok.

Pada zaman kadewataan diceritakan Sanghyang Wenang mengadakan sayembara untuk memilih penguasa para dewa di kahyangan dari ketiga cucunya yaitu Batara Antaga (Togog), Batara Ismaya (Semar) dan Batara Manikmaya (Batara Guru). Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga cucunya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan.

Pada giliran pertama Batara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya, namun yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi dower karena Togog salah menelan gunung yang sedang aktif dan mendadak meletus ketika gunung tersebut berada di dalam rongga mulut Togog. Sejak itu Togog digambarkan sebagai sosok bermulut dower/mrongos (jongang), bermata keran (juling), hidung pesek, tak bergigi dan berkepala botak, rambut hanya sedikit di tengkuk. Bergelang. Kain slobog, (nama batik), berkeris dan berwedung. Togog bersuara besar, cara menyuarakannya dengan suara dalam leher dibesarkan.


Giliran berikutnya adalah Batara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah Semar berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti yang dilihat pada karakter Semar dalam pewayangan. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa kadewatan adalah Sang Hyang Manikmaya atau Batara Guru, cucu bungsu dari Sang Hyang Wenang.


Adapun Batara Antaga (Togog) dan Batara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke marcapada (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya Semar dipilih sebagai pamong untuk para satria berwatak baik (Pandawa) dan Togog diutus sebagai pamong untuk para satria dengan watak buruk (Kurawa).


Togog adalah tokoh wayang yang digunakan pada lakon apapun juga selalu berada di pihak raksasa. Ia sebagai pelopor petunjuk jalan pada waktu raksasa yang diikutinya berjalan ke negeri lain. Pengetahuan Keburukan Togog dalam hal ini, karena ia senang sekali menjelajah ke banyak negeri dengan menghambakan dirinya dan sebentar kemudian pindah kepada majikan yang lain sehingga tidak mempunyai kesetiaan. Karena itulah kelakuan Togog ini sering diumpamakan contoh kehidupan pada seseorang yang belum dewasa / bijak, tidak dapat setia menepati ucapan janjinya, tidak setia pada pekerjaannya (ibarat kutu loncat) dan sering berganti-ganti majikan.


Dalam kultur Jawa selain cerita utamanya adalah wayang purwa, ada tokoh ponokawan, salah satunya yang bernama Togog. Tokoh Togog ini mudah dikenali karena ciri khusus yang melekat pada organ biologisnya yaitu dengan mulut besar (melewati batas kewajaran mulut yang normal). Sebenarnya, nenek moyang dahulu telah memberi peringatan kepada anak cucu (generasi penerus) dengan simbol seperti Togog. Karena itu, Togog dijadikan cermin kehidupan manusia dari sejak zaman dahulu, sekarang maupun masa depan. Tokoh ini sebagai pengasuh atau pengawal kesatria yang berkarakter jahat. 


Pada umumnya, tokoh berkarakter jahat tidak punya hati (perasaan), tidak punya nurani, karena nurani telah mati, penglihatan telah buta, dan pendengaran menjadi tuli. Di dalam hati kesatria yang jahat hanyalah ada nafsu untuk berkuasa (politik) dan nafsu menguasai harta kekayaan (ekonomi-kapitalis). Untuk meraih kekuasaan dan sumber ekonomi ditempuh dengan berbagai jalan yang licik dan mengabaikan faktor moral etik. Akibatnya, dalam masyarakat terjadi chaos (kacau) banyak perbuatan makar, kenakalan, korupsi, narkotika, kekerasan, penipuan, pembalakan hutan, dan sebagainya. Hal itu disebabkan oleh watak (karakter) tamak, rakus terhadap kekuasaan dan materi, seolah-olah jagat mau diemperi (dunia akan diberi teras).


Karakter yang tidak puas secara politik dan secara ekonomi itulah yang digambarkan seperti Togog yang mempunyai mulut besar untuk menelan jagat (bumi) ini. Ketika Togog terlalu bernafsu menelan jagat dan seisinya, dia tidak sadar bahwa perilakunya itu adalah perilaku yang tidak wajar dan merugikan banyak orang.


Dengan mengingat tokoh pewayangan yang bernama Togog, ada kemiripan dengan istilah “Thugocracy” yang dipakai oleh Emmanual Subangun (Kompas, 27 Februari, 2010) untuk mendeskripsikan sebuah demokarasi yang bergerak menjadi premanisme, karena di dalam praktik demokrasi telah mengabaikan moral, etika, dan kesantunan.


Nama tokoh Togog dalam pewayangan Jawa yang sudah berabad-abad lamanya, ada paralenyal dengan kosa kata thogho dalam bahasa Arab. Hal ini terekam dalam azhab ila fir ‘auna innahu thogho; faammaa man thogho (QS, 79: 17, 37). Arti kata thogho adalah melampaui batas. Dalam kitab suci tersebut untuk mendeskripsikan Raja Firaun dan pengikutnya yang memiliki watak jahat, yang suka melampaui batas (thogho).


Togog hanyalah symbol, tentang nafsu angkara murka. Pelajaran bagi manusia yang ingin menguasai semuanya, yang pada akhirnya tidak akan mendapatkan apa-apa. Dan manusia modern di Zaman Era Milenium jauh lebih sakti dan gila daripada Togog. Bukan hanya Gunung yang dimakan. Hutan, Laut, sampai seluruh kekayaan isi perut bumi terus disikat.


Togog di abad 21 dari awal Era Milenium telah lahir dalam model hyper konsumtif. Mengkonsumsi semuanya. Menikmati segalanya. Menguasai semua yang ada. Lihatlah problem masyarakat modern: terus merasa kekurangan. Mobil kurang mewah, Rumah kurang besar / luas, Gadget / Elektronik (Handphone / Telepon, Televisi, Kamera, Komputer, dll) kurang canggih, Fashion (Pakaian, Perhiasan, Sepatu, Tas, Kacamata, Jam tangan, dll) kurang modis, Uang di Tabungan masih kurang banyak.


Sesungguhnya Puasa adalah pembelajaran untuk Tidak menjadi Togog, Karena betapa sering kita bernafsu sebelum waktunya berbuka. Ada istilah "Lapar di Mata" sehingga berusaha membeli semua makanan yang ada untuk persediaan (perasaan takut masih merasa lapar dan haus) dan menyiapkan semuanya. Tapi begitu saatnya berbuka Puasa dan baru saja menegak minuman manis dan takjil secukupnya, kita sudah merasa cukup kenyang.


Cukup adalah kuncinya. Manusia tidak akan pernah merasa puas, tapi ia bisa merasa cukup. Cukup adalah Batasan. Tahu kapan harus memulai dan kapan harus berhenti. Kapan harus menambah dan kapan harus mengurangi, kapan membuka dan kapan menutup. Cukup adalah equilibrium. Titik tengah. Tidak kekurangan. Tidak juga berlebihan. Hanya dibutuhkan segelas air dan sebutir kurma untuk berbuka. Dan hanya dibutuhkan setitik kata syukur dan setetes rasa ikhlas untuk hidup berbahagia.


Dengan demikian, tokoh Togog dalam seni tradisi pewayangan Jawa terdapat cermin bagi setiap manusia agar perilaku hidupnya senantiasa berhati-hati, agar tidak tamak, tidak rakus terhadap kekuasaan dan materi yang dapat berdampak negatif kepada bangsa maupun negara. Jika sedang berkuasa, Jangan sampai berpaling ke arah thugocracy dan thogho (melampaui batas). Jangan sampai juga di antara kita menjadi seperti Togog atau terus menjadi Togog-Togog selanjutnya yang bermutasi dan bertambah rakus, serakah dan tidak pernah merasa Cukup.













Monday, July 8, 2013

PUASA RAMADHAN (FASTING in RAMADAN)

Tidak pernah terpikirkan bahwa kita hanya berpuasa seBulan saja, sedangkan di luar sana Masih Banyak insan yang TERPAKSA BerPUASA Setiap Hari. 

Berpuasa menyadarkan Pentingnya Bersyukur atas karunia Allah dan Berbagi dengan sesama. Tidak menjadi pribadi yang rakus, serakah dan sombong. Namun menjadi pribadi yang senang menolong, berbagi bersama. Selain itu juga belajar mengendalikan diri menahan nafsu lapar maupun amarah ego kita sendiri. 


Belajar dari Angry Birds :

When fasting, we must restrain from hungry and thirsty And restrain from Angry.


Translate :
Saat berpuasa, kita harus menahan lapar haus dan juga menahan dari AMarah.






Friday, July 5, 2013

MEDITATION - Have You Ever Done This?


Have you ever sat very quietly with closed eyes and watched the movement of your own thinking? Have you watched your mind working? or rather, has your mind watched itself in operation, just to see what your thoughts are, what your feelings are, how you look at the trees, at the flowers, at the birds, at the people, how you respond to a suggestion or react to a new idea? 

Have You Ever Done This?

Translation : Pernahkah Anda duduk sangat tenang dengan mata tertutup dan menyaksikan pergerakan pikiran Anda sendiri? Pernahkah Anda menonton pikiran Anda bekerja? atau lebih tepatnya, telah menyaksikan pikiran Anda sendiri beroperasi, hanya untuk melihat apa saja yang ada di pikiran Anda, apa perasaan Anda, bagaimana Anda melihat pohon-pohon, bunga-bunga, burung-burung, orang-orang, bagaimana Anda menanggapinya atau bereaksi terhadap ide baru?

Apakah Anda Pernah Menyelesaikan ini?




Thursday, July 4, 2013

HADAPI RASA TAKUT



Ketakutan adalah suatu hal yang biasa terjadi pada setiap manusia normal, saat semua masalah hadir bersamaan, saat teringat kejadian-kejadian buruk di masa lalu, saat banyaknya jumlah kematian, dan berbagai hal lainnya yang mencekam areal pikiran kita agar terjerumus ke dalam ketakutan yang kita ciptakan atau bahkan kita imajinasikan sendiri. 

Banyak sekali upaya kita untuk melarikan diri dari masalah, Tapi Jangan pernah mengira bahwa masalah itu akan selesai dengan melarikan diri layaknya seorang pengecut/pecundang yang hanya dapat bersembunyi dari ketakutannya sendiri. Pertanyaannya, Mau Sampai Kapankah Anda Akan Melarikan Diri / Menghindari dari Masalah? Berlari dan Bersembunyi dimanapun, masalah itu akan terus datang, bahkan tidak jarang terjadi masalah yang sama hebatnya dengan masalah yang telah kita hindari. 

Hidup di dunia tidak akan dapat terhindar dari masalah, pasti dimanapun hidup, dimanapun tinggal, pasti ada masalah. Hanya dengan mencoba Menghadapi masalah itu sudah memberanikan diri kita sedikit untuk maju sebagai seorang Kesatria. Masalah datang tidak selalu dari lingkungan ataupun pengaruh orang lain, terkadang masalah terbesar selalu datang dari diri sendiri. Salah satunya adalah Ketakutan itu sendiri. Menghadapi ketakutan dengan mencoba, gagal ataupun berhasil, kalah ataupun menang, tidaklah menjadi suatu hal yang perlu ditakutkan, karena setidak-tidaknya kita mampu mengatasi ketakutan yang ada di dalam diri kita sendiri. Tanpa keinginan niat untuk mencoba menghadapi, maka selamanya tidak akan mampu melawan rasa takut itu, yang akhirnya menjadikan jiwa kita terbelenggu oleh ketakutannya sendiri akibat egonya terlalu besar, takut keluar dari posisi nyaman, takut merasa gagal dan takut mengalami pengalaman buruk yang sama dari masa lalu.

Takut yang positif adalah Takut untuk berbuat keji, takut menyakiti, takut berbuat hal yang merugikan orang lain, takut akan dosa dan takut akan akibat dari perbuatan jahat. Sedangkan Takut yang negatif adalah perasaan rendah diri, minder, trauma, depresi, dan sebagainya yang mengacu dari masa lalu atau kejadian yang telah lampau, yang menimbulkan efek negatif dari pikiran yang terlalu jauh mengasumsikan hal yang buruk itu. 

Sebagai Contoh : 
1.) Hadapi ketakutan disaat berpergian jauh, asumsi pikiran yang negatif akan banyaknya jumlah kecelakaan dan kematian yang terjadi di perjalanan. Namun bila diatasi dengan pikiran yang positif, memasrahkan diri dalam doa, biarlah Tuhan Allah yang mengatur hidup dan umur sepanjang perjalanan hidup ini. 
2.) Hadapi dan Lawan Ketakutan di saat akan menghadapi Test atau Ujian. Dari asumsi pikiran negatif, Takut akan gagal, takut akan Tidak Lulus dan takut Tidak Berhasil. Atasilah dengan pikiran positif bahwa Bila tidak mencoba menghadapi dan melawan, mungkin selamanya tidak akan pernah mengetahui seberapa tingkat kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi Ujian dan Test itu, baik itu Ujian dari Sekolah, Negara, Kantor, Perusahaan ataupun bahkan Ujian dari Tuhan Allah sendiri.
(Written by : Kepik Romantis / PVA) 

LOVE HURTS - CINTA MENYAKITKAN


Masih teringat lagu LOVE HURTS dinyanyikan oleh Nazareth, Cinta Menyakitkan. Tidak ada yang lebih menyakitkan selain menyadari bahwa dia (orang yang dicintai) adalah segala-galanya bagi kita dan kita Tidak Berarti apapun baginya.

Bagi seorang perempuan yang tulus hatinya memang sangat mudah jatuh hati kepada seorang pria yang menurutnya memberikan harapan, mimpi dan janji-janji yang indah. Namun ternyata sangat sedikit Pria Sejati yang Benar-benar mewujudkan ucapan dengan tindakannya itu satu tujuan yang nyata terbukti. Mungkin kita sering menjadi perempuan yang dibodohi, dipermainkan, disakiti, dibohongi dengan kata-kata ucapan janji-janji palsunya yang diingkari olehnya sendiri bahkan dihina lebih hina dari yang paling hina, dan diperlakukan dengan tidak adil layaknya hanya dimanfaatkan, setelah itu hanya dibuang seperti sampah. Sudah terlalu banyak perempuan yang jadi korban.

Hati yang telah  dihancurkan  karena terkhianati, tersakiti karena kebohongan dan janji-janji yang telah diingkarinya pastilah jika dilukiskan bentuknya sangat menyedihkan ibarat kita teriris pisau belati yang lukanya hingga ke dalam dasar daging hingga mengeluarkan darah yang mengalir melalui setiap butiran tetes air mata kita setiap kita tidak menyadari kembali teringat saat-saat kita merasa bodoh telah jatuh hati kepadanya, rela berlari menembus hujan hanya untuk melihatnya baik-baik saja karena khawatir dia menunggu terlalu lama, padahal ternyata dia telah membohongi kita. Belum lagi saat kita dengan rela menolong hingga kurang tidur berhari-hari demi membantu segala kesulitannya dan mendoakannya agar sehat, selamat, sukses dan terbebas dari segala bentuk kekhawatirannya. Begitu banyak prilaku yang dibuatnya seolah-olah menunjukkan dia sungguh-sungguh menyayangi dan mencintai kita dengan segudang cara yang terlihat sempurna dari kulit luarnya saja, sehingga tidak tampak akan menyakiti perasaan kita yang telah ditumpah curahkan terlalu dalam karena kepercayaan kita untuk selalu berbuat baik kepada orang yang sungguh-sungguh kita cintai, yang akhirnya yang kita dapatkan ternyata sia-sia, hanya harapan kosong/palsu/semu dengan segudang kebohongan dan janji-janji palsu yang begitu mudahnya ditorehkan menjadi bekas luka yang menyakitkan, belum lagi dengan terpaan hinaan yang dilontarkan dari lidah mulutnya yang dulu begitu manis menjadi sebeliah pisau belati yang menyayat-nyayat hati hingga teriris semakin dalam hingga tak terasa air mata pun mengalir terus sepanjang ingatan pedih yang tergambar dari kenyataan pahit yang kita alami. Setelah luka hati itu semakin dalam, kebencian, amarah dan dendam mulai merasuki jiwa, mulai hilang kesabaran, akhirnya berharap orang itu dikutuk dan disumpah kena akibat karma oleh janji-janji yang diingkarinya sendiri. Ini kenyataan yang akan terjadi pada hati seorang perempuan yang lugu, yang terlalu baik dan terlalu ikhlas, Tak Jarang bagi yang tidak kuat iman kejiwaannya, melarikan diri untuk menyendiri lalu bunuh diri, ada juga yang menjadi bertindak buruk, hilang kesadaran terlibat narkoba, minuman keras, bahkan melakukan kejahatan di luar hukum, atau mungkin juga menjadi kelainan kejiwaannya. Hanya waktulah yang mampu menyembuhkan luka hatinya, yang telah menjadi trauma horor yang merongrong dalam sukmanya, tercermin di setiap mimpi-mimpi buruk tidurnya. 

Inilah yang kita lihat dari kenyataan sesungguhnya mengenai Cinta yang Menyakitkan, bukan sebuah karangan palsu, ini Nyata akan terjadi seperti itulah siklusnya rasa sakit hati. Tinggal bagaimana kita sebagai perempuan menyikapinya, apakah kita termasuk jiwa-jiwa yang siap, kuat, tegar seperti besi baja, atau malah mungkin akan terjatuh dan tenggelam ke dalam lautan kehancuran bahkan kematian.

Tapi kita harus tetap "Positif Mind" (berfikir yang positif), karena memang Tidak semua Pria demikian adanya, Dari Jumlah Total Populasi Pria di Dunia ini masih ada 1/4 Pria Sejati yang benar-benar baik, jujur, setia, mengerti, memahami, menjaga, menolong dan melindungi Perempuan yang teraniaya, tersiksa dan hancur hidupnya. Dan menurut saya, Pria Sejati itulah yang disebut 1 : 1000 Pria lainnya di dunia ini yang kurang baik, yang akan menyembuhkan luka hati dan selalu bersedia membuat kita bahagia dan tidak akan membiarkan setetes air matapun mengalir di pipi kita. (Written By : Kepik Romantis / PVA)


HEAL The HEART