5 Jurus Rahasia Kepemimpinan Kaisar Tang Taizong
Suatu hari Kaisar Tang Taizong ( 唐太宗 ) tiba di Istana Cuiwei. Beliau bertanya kepada pejabat yang menyambutnya, ”Sejak jaman nenek moyang, meskipun banyak Kaisar dapat menaklukkan Tiongkok pusat, namun mereka gagal dalam menarik suku minoritas Rong ataupun suku Di untuk bergabung.
Dibanding para pendahuluku, kemampuanku tidaklah seberapa, tapi saya mampu menyempurnakannya lebih baik dari mereka. Saya ingin bertanya kepada anda sekalian, siapa yang mampu memberikan jawaban yang sebenarnya.”
Seluruh pejabat yang hadir menjawab,” Kebajikan Yang Mulia besarnya bagaikan langit dan bumi, sangat sulit untuk melukiskan dengan jelas dalam beberapa kata.” Lalu Kaisar berkata, ”Bukan itu. Ada lima alasan mengapa saya dapat menyempurnakan apa yang telah saya kerjakan.
Pertama, sejak dulu, banyak Kaisar selalu merasa iri terhadap talenta orang yang melebihinya; di lain pihak, saya sendiri menilai kemampuan orang lain sebagaimana menilai diri sendiri.
Kedua, tidak ada orang yang sempurna, jadi saya tidak menghiraukan kekurangan orang namun menggunakan kelebihannya.
Ketiga, ketika yang lainnya menemukan orang yang berbakat dan bijak, mereka ingin menguasainya dan mendepak orang yang kurang cakap, bahkan sampai berharap dapat mendorongnya kedalam jurang. Ketika saya bertemu seseorang yang berbakat, saya menghargainya dan kepada orang yang kurang cakap saya mengasihaninya. Dengan cara ini keduanya mendapat tempat yang semestinya.
Keempat, sebagian besar Kaisar terdahulu tidak menyukai orang yang lurus, jujur dan vokal. Bahkan dengan diam-diam menindasnya atau terang-terangan menghukumnya. Namun dalam pemerintahan saya, pengadilan dipenuhi oleh pejabat yang lurus, dan tak ada seorangpun yang melanggarnya.
Kelima, sejak dulu para Kaisar selalu menilai lebih tinggi wilayah Tiongkok pusat namun meremehkan suku minoritas Rong dan Di, di lain pihak saya memperlakukan mereka sejajar. Oleh karena itu mengapa mereka menghormati saya seperti orang tuanya sendiri.”
Sumber : Kebajikan ( De 德 )
Kaisar Tang Taizong (Hanzi:唐太宗, 598 - 19 Juli 649), terlahir Li Shimin (李世民), adalah kaisar ke-2 Dinasti Tang di Tiongkok dari tahun 626 hingga 649. Ia membantu ayahandanya, Li Yuan membangkitkan pemberontakan yang mendirikan Dinasti Tang. Namun, sekarang banyak yang menganggap jika Taizong adalah pendiri Tang yang sesungguhnya. Taizong menaklukkan beberapa suku di sekitarnya, yang memanggilnya Khan Sorgawi (天可汗, Tian Kehan).
Di masa pemerintahannya, dikenal sebagai zaman keemasan Zhen'guan (贞观之治). Nama anumertanya adalah Wenhu-dasheng-daguang Xiao Huangdi (文武大圣大广孝皇帝; "Ananda Kaisar yang Sipil dan Perang, Amat Suci, dan Amat Meluap").
Taizong lahir di Wugong (武功, kini di Shaanxi) dari Li Yuan dan Nyonya Dou (竇氏). Ia memiliki darah seperempat Xianbei (suku minoritas di Tiongkok utara) dari neneknya. Setelah berdirinya Dinasti Tang, ia diangkat sebagai Pangeran Qin (秦王) oleh ayahnya. Putera mahkota yang sebenarnya adalah kakaknya Li Jiancheng (李建成). Namun, Li Shimin membunuh Jiancheng dan adik keempatnya Li Yuanji, Pangeran Qi (齐王李元吉) pada tanggal 4 Juni 626 dalam Kudeta di Gerbang Xuanwu (玄武门之变). Dua hari kemudian, ia diangkat sebagai putera mahkota yang baru. Dua bulan kemudian, ia menjadi kaisar setelah ayahnya turun tahta. Ia meninggal di Balai Hangfeng Hall Istana Cuiwei (翠微宮含風殿) dan dimakamkan di bulan Agustus di Mausoleum Zhao (昭陵, di Quandong, Shaanxi sekarang).
Sumber : wikipedia
Tahun pertama masa Zhenguan, Kaisar Tang Taizong memberitahu kepala personil kerajaan, “Kehidupan perempuan di lingkungan istana sangat memprihatinkan. Pada akhir Dinasti Sui, istana kerajaan terlalu banyak merekrut tenaga kerja perempuan. Banyak dari mereka tinggal di kota lingkar luar istana, dimana kaisar jarang berkunjung; hal ini hanya menghamburkan uang dan tenaga. Saya tidak menyukai situasi ini. Yang mereka lakukan hanya membersihkan rumah. Apa lagi yang dapat mereka lakukan? Biarkan mereka pulang ke rumah dan menikah. Kita dapat menghemat uang dan orang-orang akan lebih bahagia serta memiliki kehidupan pribadinya.” Setelah itu, istana kerajaan mengirim pulang lebih dari 3.000 perempuan.
Tahun kedua masa Zhenguan, Tiongkok Tengah mengalami masa kekeringan diikuti dengan kelaparan yang parah. Kaisar Tang Taizong mengatakan kepada menteri-menterinya, “Cuaca yang ekstrim adalah akibat dari kekurangan De (kebajikan, budi pekerti) pada diri saya, saya memerintah tidak berdasarkan kebajikan. Karenanya kita sedang dihukum. Kesalahan apa yang rakyat telah lakukan sehingga harus menerima penderitaan ini? Saya mendengar rakyat telah menjual putra putrinya demi uang. Saya merasa sangat sedih!” Kaisar kemudian mengirim menteri Du Yan untuk melakukan penyelidikan di daerah yang dilanda kekeringan. Menteri Du Yan membeli kembali anak-anak tersebut dengan uang pribadi Kaisar dan mengembalikannya kepada orang tua masing-masing.
Pada tahun ketujuh pemerintahan Zhenguan, Gubernur Wilayah Xiangzhou, Zhang Gongjin meninggal dunia. Kaisar sangat sedih dan ia melayat beberapa kali untuk menyatakan perasaannya. Beberapa pejabat mengirim catatan kepada Kaisar: “Buku Huai mengenai Yin-Yang mengatakan seseorang seharusnya tidak menangis pada saat perkabungan karena membawa ketidakberuntungan.” Kaisar Taizong menjawab,“Hubungan saya dengan para menteri seperti ayah dan anak. Saya merasa sedih dari dalam hati. Bagaimana tidak menangis?” Setelah itu, Kaisar mulai menangis kembali.
Di tahun ke-19 era Zhenguan, Kaisar Taizong sendiri memimpin tentaranya untuk mengalahkan Korea. Ketika beristirahat di Ding Zhou, beberapa tentaranya berhenti. Kaisar Taizong bertemu dengan tentara tersebut di Gerbang Utara. Satu diantaranya sakit dan tidak dapat mengikuti pasukan. Kaisar Taizong mengundangnya beristirahat di sisi tempat tidurnya dan menanyakan dimana ia terluka. Kaisar juga meminta tabib di Ding Zhou untuk mengobati tentara yang sakit tersebut. Karena belas kasihnya, semua jenderal dan tentaranya bersedia mengikutinya berperang. Dalam perjalanan pulang, Taizong memerintahkan tentaranya untuk memberikan upacara penghormatan kepada tulang-tulang tentara yang mati, dimana mereka mengorbankan hewan-hewan. Kaisar sendiri datang ke upacara dan menangis. Semua personil militernya tersentuh hingga turut menangis. Setelah upacara, para orang tua dari tentara yang gugur tersebut berkata, “Kaisar menangis pada penguburan putra kita. Sekarang mereka dapat beristirahat dengan tenang.” Ketika tentara Kaisar Taizong menyerang kota Baiyan di timur Provinsi Liaoning, Jenderal Li Simo terluka kena panah. Kaisar sendiri menghisap luka Jenderal Li untuk membuang darah matinya keluar. Semua tentaranya sangatlah terkesan.
Sumber : Diterjemahkan oleh Qing Yan dari buku Sejarah Dinasti Tang: Zhenguan Zhengyao.
Kekuasaan Zhen Guan menunjuk pada gaya pemerintahan Kaisar Tai Zong dari Dinasti Tang (627 – 649 M). Kekuasaan Zhen Guan dipuji oleh banyak generasi di Tiongkok sebagai puncak kejayaan kebudayaan, ekonomi dan sastra Tiongkok. Cara pemerintahan Kaisar bijak Tai Zong berpengaruh banyak pada masa kekuasaan Zhen Guan, sebagai ilustrasi dari catatan bersejarah, disampaikan berikut ini.
Kaisar Tai Zong pernah bertanya kepada pengawal pengadilan kekaisaran, "Saya bingung setelah membaca Biografi Kaisar Yang dari Dinasti Sui. Kaisar Yang memuji dua orang raja yang bijaksana, Yao dan Shun, dan beliau mencela dua raja yang dianggap lalim, Jie dari dinasti Xia dan Zhou dari dinasti Shang. Jelas terlihat mereka dapat memutarbalikkan kesalahan menjadi kebenaran, namun bagaimana mereka dapat mengakhiri kelalimannya?"
Penasihatnya Wei Zheng menjawab, "Bahkan jika seorang kaisar adalah seorang yang dapat berbuat apa saja, ia haruslah rendah hati dan mau menerima masukan dari luar sehingga orang bijak dapat mengutarakan ide-idenya dan orang pemberani dapat mengorbankan hidupnya untuk melaksanakan keinginan sang kaisar."
Kaisar Yang Dinasti Sui sangat tinggi hati dan tidak mau menerima pendapat dari orang lain sebab ia merasa dirinya sangat pandai dan berbakat. Gaya berbicara layaknya seorang kaisar yang bijak namun sikapnya sangat bertolak belakang. Ia bahkan tidak menyadari bahwa karena sikapnya tersebut menyebabkan ia menolak segala saran dan masukan, yang akhirnya membawanya pada kehancuran.
Kaisar Tai Zong berkata, "Kaisar Sui berkuasa pada dua abad sebelum kita. Sui adalah dinasti sebelum Dinasti Tang. Kita dapat belajar dari pengalamannya."
Suatu hari, Kaisar Tai Zong berpesan kepada seorang pengawal pengadilan kekaisaran, "Seseorang harus melihat dirinya di depan cermin. Seseorang harus melihat kekurangannya ketika ia mendengar masukan dari orang lain. Jika seorang kaisar menolak segala saran dari pengawalnya dan merasa dirinya paling benar, maka para prajuritnya akan menggali lubang dengan terus memuji sang kaisar. Jika demikian maka kekuasaan dan negaranya akan runtuh, dan pengawalnya juga akan jatuh. Yu Shiji, salah satu pengawal kekaisaran Dinasti Sui, berusaha mempertahankan kekayaan dan kekuasaan sang kaisar dengan memuji-muji Kaisar Yang. Akhirnya, keduanya terbunuh. Kalian harus ingat pelajaran berharga ini. Ketika saya berbuat kesalahan, kalian harus mengatakan apa kesalahan yang saya perbuat."
Kaisar Tai Zong berkata, "Setiap kali saya pergi ke pengadilan kekaisaran untuk menghadiri rapat kekaisaran, saya berpikir cukup lama sebelum saya mulai berbicara. Saya sangat sadar konsekuensi dari perkataan saya dihadapan orang-orang, maka saya berusaha untuk tidak banyak berbicara."
Seluruh anggota rapat yang bertanggung jawab untuk mencatat apa yang dikatakan kaisar, menyampaikan perkataan kepada kaisar, "Tugas saya adalah mencatat perkataan Kaisar. Bahkan ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak benar, saya akan mencatatnya. Jika Kaisar mengatakan sesuatu yang tidak benar, itu tidak hanya membawa dampak yang buruk kepada rakyat Anda, namun juga akan ditertawakan oleh generasi selanjutnya."
Kaisar Tai Zong sangat senang dengan sikap bawahannya, dan Beliau menghadiahinya dua meter kain sutra. Kaisar Tai Zong juga berkata kepada pengawalnya, "Banyak orang yang percaya bahwa Kaisar tidak memiliki rasa takut sebab dia berada di atas rakyatnya, namun saya tidak berpikir demikian. Saya takut pada hukuman Tuhan. Saya khawatir semua pihak kekaisaran akan menyerang perkataan dan sikapku yang salah sehingga saya harus berhati-hati setiap saat. Saya juga khawatir bahwa saya mungkin akan melanggar amanat dari surga dan pengharapan dari rakyatku."
Kaisar Tai Zong juga berkata, "Saya menghargai seluruh ajaran Yao, Shun, Raja Wen dari Dinasti Zhou, dan Konfusius. Mereka adalah fundamen atas burung-burung dan air atas ikan-ikan. Saya tidak dapat hidup tanpa kebijakan yang mereka tinggalkan di waktu lalu."
Sumber : erabaru - kaisar-tai-zong-kaisar-bijak-dari-dinasti-tang
No comments:
Post a Comment