Friday, November 18, 2016

Jalan Pilihan

Hidup adalah sebuah pilihan, apapun pilihan yang diambil, dibuat dan ditentukan, itupula juga yang akan berdampak bagi kehidupan sekarang maupun akan datang. Pilihlah jalan yang baik dan benar agar suatu ketika nanti tidak akan merasa menyesal di kemudian hari, pada saat semuanya telah berlalu dan hanya dapat teringat kembali sebagai sebuah kenangan ingatan yang telah menjadi bagian dari sejarah masa lalu, yang tidak akan mungkin dapat mengubah mengulangnya kembali.

Ada begitu banyak macam pilihan dalam kehidupan, beaneka ragamnya, setiap pilihan yang diambil dalam setiap langkah kehidupan adalah seperti menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam alam pikiran dan perasaan batin sendiri. Itulah sebabnya, menjadi bermacam-macam pula masalah maupun kejadian yang terjadi di setiap kehidupan manusia. Karena setiap individu memiliki pilihan jalannya masing-masing, hanya akan menjadi sedikit sama apabila mereka memutuskan untuk memilih jalan hidup mereka secara bersama-sama atau menikah dan berkeluarga. Tetapi bukan berarti yang menikah, hidup bersama dan berkeluarga, sudah dipastikan akan memiliki jalan kehidupan yang sama pula, hanya sedikit sama, tetapi tetap ada perbedaan, mengapa? Karena dari sikap dan prilaku manusia per-individu pada dasarnya adalah berbeda-beda atau beraneka ragam uniknya, kalaupun dapat disamakan perlu waktu dan penyesuaian hingga beradaptasi, tetapi hasil akhir penentuan di ujung batas kehidupan mereka tetap adalah ditentukan oleh pilihan jalan masing-masing individu manusia, siapapun dan apapun tidak dapat memaksakannya menjadi apa yang diinginkannya, kalaupun dipaksakan belum tentu membawa kebahagiaan bagi individu yang merasa terpaksa hidupnya.
     
Hidup memang tidaklah mudah tapi kita harus memilih jalan hidup kita sendiri-sendiri. Kehidupan menawarkan bermacam tujuan, keinginan, cita-cita, kenikmatan duniawi, kemewahan, keagungan, keindahan, hingga kemiskinan, kesengsaraan / kesusahan maupun penderitaan. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia, diuji apakah mampu menghadapi setiap tawaran yang ada di sekeliling lingkungan kehidupan kita sehari-hari. Sadar atau tidak sadar, anda sendiri yang menentukan jawabannya masing-masing.

Setiap pilihan juga ada konsekuensinya sendiri, tidak jarang semuanya hanyalah kepalsuan, penipuan, kebohongan, rekayasa, cobaan, ilusi dan bahkan ujian yang dapat menjerumuskan ke dalam situasi masalah ataupun sebaliknya mendapatkan jawaban baru untuk menyelesaikan tugas, misi dan tanggung jawab masing-masing individu manusia di dunia fana ini, yang pastinya akan dilepaskan dan ditinggalkan juga semuanya, tiada suatu apapun yang mampu dimiliki di alam dunia fana, yang sementara ini, sudah pasti tidak ada yang abadi, semua akan lapuk, hancur, musnah dan kematian adalah akhir dari semuanya. 

Tetapi kematian yang bagaimanakah? Semuanya adalah pilihan, termasuk hasil ujian akhir kematian itu sendiri. Sudah pasti semua manusia memilih kebahagiaan, bukan untuk memilih yang sakit, takut, sedih, sengsara dan menderita. Tidak ada yang mau membeli neraka, pasti memilih ingin ke surga. Akan menjadi mudah dan sesulit apakah pilihan jalan itu? Teka teki penuh misteri yang aneh tapi nyata dan hanya diri anda sendiri yang mampu menjawabnya. Lebih banyak yang pandai berbicara dan bersuara lantang tentang kemudahan, tetapi lebih banyak yang menggunakan tipu muslihat dan jebakan kebohongan dan pembodohan, sehingga sangat jarang yang mampu mengajarkan untuk membuktikan tentang kebenaran dan kebaikan. Ingat dan berhati-hatilah dengan kebingungan dan keragu-raguan, sebab pada saat anda kehilangan fokus, kehilangan konsentrasi, lupa diri, lengah, ceroboh dan hilang kesadaran, maka di sanalah anda diuji kemampuan diri anda. Maka sadarilah dan waspadalah pada apapun juga dan kalaupun anda sampai jatuh ke jurang, kehilangan arah dan tersesat dalam perjalanan, ingatlah bahwa masih ada "petunjuk arah" itu selalu akan ada, yakni tanya dan jawablah kepada diri anda sendiri, kemana anda ingin berjalan / melangkah? Ingatlah dan sadarilah pada setiap saat, setiap waktu bahwa kita akan menuju kematian, lakukan yang terbaik dan menjadi benar. Benar dan baik yang bagaimanakah? Sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya diri anda sebagai manusia, agar kita dapat kembali ke pangkuan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi seluruh umat manusia tanpa membeda-bedakan apapun dan siapapun juga.
            
Hidup adalah sebuah perjalanan dan anda dapat memilih dan membuat jalan anda sendiri. Biarkan hati anda membimbing anda, tidak perlu anda melihat / mencontek / meniru dari orang lain, anda adalah pemimpin yang memandu / membimbing yang terbaik bagi diri anda sendiri. 

Setiap manusia memiliki perjalanannya kehidupannya masing-masing, sering mendengar ungkapan peribahasa "Banyak jalan menuju Roma", jadi janganlah khawatir, ada banyak cara, ada banyak bentuk usaha dan alternatif untuk mencari solusi jawaban dalam setiap kesulitan, permasalahan dan tujuan untuk meraih cita-cita, impian, tujuan dan hasil akhir yang membahagiakan bagi setiap individu manusia, maka janganlah menyerah dan jangan berputus asa apabila kita mengalami kegagalan, tetaplah fokus untuk terus berusaha mencari jalan terbaik menemukan solusi dari semua permasalahan dan kekacauan hidup di dunia ini. 
    
Hidup ini adalah milik anda. Ambillah kekuatan untuk memilih apa yang anda inginkan, yang harus dilakukan dan melakukannya dengan sebaik-baik / sebenar-benarnya. Ambillah kekuatan untuk mencintai / menyayangi / mengasihi apa yang anda inginkan di kehidupan ini dan cintailah / sayangilah / kasihilah dengan sejujur-jujurnya. Ambillah kekuatan untuk berjalan di dalam hutan dan menjadi bagian dari alam (melestarikan kehidupan keindahan keasrian dan kebahagiaan semesta alam, agar dapat bermanfaat untuk banyak makhluk hidup, dan menjaga merawat melestarikan agar tidak cepat musnah karena keserakahan / ketamakan / keegoisan pribadi). Ambillah kekuatan untuk mengendalikan hidup anda sendiri. Tidak ada orang lain siapapun juga yang dapat melakukannya untuk anda. Ambillah kekuatan untuk membuat, menentukan, melakukan dan merancang kehidupan anda agar menjadi bahagia.

Kita tidak mampu memilih bagaimana kita memulai di dalam kehidupan nyata yang seluas / sebesar ini? Melainkan apa yang anda lakukan dengan pilihan keputusan / penentuan jawaban di tangan anda sendiri yang harus anda terima ikhlaskan sebagai hasil akhirnya.

Apa yang telah kita terima pada saat kita lahir di dunia ini, adalah bagian dari proses perjalanan hidup yang harus dijalani dengan ikhlas dan sabar. Bukan berarti tidak mampu berubah, semua perubahan dapat terjadi, tetapi perlu perjuangan, usaha dan prilaku sikap yang berani dalam menjalani setiap keputusan perjalanan hidup ini, dimana anda sendirilah yang menentukan dan menjalaninya. Jadi jangan salahkan siapapun dan apapun juga yang terjadi kepada diri kita, anggaplah semua kegagalan, kejatuhan, kesusahan, kesengsaraan, penderitaan dan kesalahan itu sebagai awal mula dari proses pembelajaran hidup ini agar menjadi lebih baik, benar dan berguna lagi di kemudian hari nantinya.

"saya sendiri memilih...untuk hidup dengan pilihan, tidak karena kesempatan secara kebetulan;
Untuk membuat perubahan, bukan membuat alasan;
Memilih untuk termotivasi, bukan memanipulasi / menipu / berbohong / berdusta;
Memilih menjadi berguna, bukan dimanfaatkan / diguna-gunakan / dibodohi;
Memilih untuk menjadi unggul / terbaik, bukan untuk bersaing.
saya sendiri memilih untuk menghargai diri, bukan untuk mengasihani diri.
saya sendiri memilih untuk mendengarkan suara batin hati saya sendiri, bukan dari katanya pendapat / opini beragam acak dari perkataan / penjelasan orang lain yang belum tentu dapat terbukti benar kenyataannya."

Memilih jalan yang gelap atau yang terang, hanya diri sendiri yang mengetahuinya, sadar atau tidak sadar perjalanan itu akan terus dan akan tetap berjalan, entah akan ke arah kegelapan ataukah akan ke arah penerangan. Menjadi baik ataupun buruk adalah diri sendiri juga yang mengetahui dan menyadarinya. Bukan salahkan kepada orang lain, bukan salahkan kepada siapapun ataupun apapun. Pepatah "Dimana ada api, di situ pasti ada asap", dimana-mana ada kejadian dan masalah kekacauan pastilah ada sebab-sebabnya, tidak akan mungkin akibat dapat terjadi, apabila tidak ada penyebab atau asal muasal permulaan terjadinya.

Sekalipun seseorang manusia dapat salah jalan, tersesat dan bahkan terjatuh ke dalam jurang sekalipun, semua ada permulaan sebab-sebabnya, bisa jadi karena ketidaktahuan, kebodohan, kealpaan, kelalaian, kemalasan, kecerobohan dan ataupun ketidaksadaran diri seseorang karena salah pemikiran, salah pemahaman, salah pengertian, ataupun bisa ekstrem karena menutup pemikiran / kesadarannya akibat keegoisan, keyakinan dan kepercayaannya pada hal-hal ataupun sesuatu yang belum tentu benar adanya. Itulah perlunya pembuktian akan kebenaran itu sendiri, tidak hanya sekedar meyakini dan mempercayai sesuatunya hanya karena tertulis di dalam buku, catatan dari ilmu pengetahuan penjelasan apapun juga, hanya karena diucapkan oleh orang-orang yang telah menjadi para pemuka / terkemuka / teragung, terkenal, terhebat, terpercaya ataupun terhormat dan tertinggi lainnya. Tetapi jalani keyakinan dan kepercayaan itu disertai dengan bukti-bukti kebenaran dan kebaikan yang dapat membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi kehidupan seluruh umat manusia dan semua makhluk di manapun juga di dunia dan alam semesta ini.
          
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan, jadi pilihlah jalan untuk melepaskan hal-hal yang membuat anda menderita / frustrasi dan mulailah untuk menikmati hidup anda. Menikmati kehidupan ini agar dapat berbagi dan membawa berkah, anugrah, manfaat, keselamatan dan kebahagiaan juga bagi sesama umat manusia lainnya, tanpa membeda-bedakan apapun juga. Karena kebahagiaan itu juga pilihan dan hak yang dapat diperoleh untuk semua orang. Jadi untuk apa lagi membeli penderitaan, membeli kesengsaraan, kesusahan, sakit hati, membeli amarah emosi dan neraka yang menyakitkan diri sendiri. Mulailah membuka mata, hati dan pikiran kita agar mampu lebih bijaksana dalam memilih jalan hidup ini, yang tentunya pasti memilih untuk Selamat dan Bahagia.
      
"saya memilih untuk bahagia."
161116 Written by : Kepik Romantis / PVA
Sumber Photo : www.pixteller.com ; www.jarofquotes.com ; ilikesayings.blogspot.com ; cdn.quotesgram.com ; jpmorganjr.com ; www.coachdennistan.com ; picturequotes.com ; loristillman.files.wordpress.com ; www.bluebeetle.me ; www.franklin.edu ; cdn.merchantmaverick.com ; quotesjunk.com ; data.whicdn.com ; authorsheilabliss.blogspot.co.id 

Refleksi Diri - Self Reflection -

"Buruk muka, cermin dibelah..", sering sekali mendengar pribahasa tersebut, sayangnya banyak yang tidak pernah mengingat apalagi menyadarinya. Lebih senang membelah menghancurkan cerminnya dibandingkan menyadari keburukannya sendiri. Cermin adalah refleksi diri kita sendiri, apa yang telah dilakukan, diperbuat, diucapkan, dipikirkan bahkan dikreasikan, semuanya akan berdampak terlihat langsung oleh diri sendiri. Hanya saja manusia jarang menyadari, lebih senang mencari-cari alasan lain, menyalahkan hal-hal, orang-orang lain bahkan lingkungan pun selalu disalahgunakan dijadikan sebagai alasannya juga. Lebih banyak orang suka ikut campur dengan kesalahan orang lain, alias sangat suka mencari-cari kesalahan, kelemahan, dan kekurangan orang lain, dibandingkan belajar memperbaiki setiap kelemahan, kekurangan dan kesalahan pada diri sendiri. 

Menjadi bijak bukan tidak mungkin, banyak pilihan cara untuk menjadi manusia bijaksana, selain belajar "bercermin" diri, lebih mudah meniru kebijakan-kebijakan para tokoh-tokoh terkenal yang telah lebih dulu ada sebelumnya, tetapi bukan tidak mungkin bila seseorang manusia menjadi bijak karena belajar sendiri dari setiap pengalaman hidupnya yang terburuk / terpahit / terluka. Penulis lebih memilih jalan bercermin diri dari setiap pengalaman hidupnya, dibandingkan dengan meniru jalan kebijakan-kebijakan para tokoh-tokoh terkenal, mengapa? karena jalan kebijakan-kebijakan para tokoh hanyalah contoh dari sebagian kecil yang terkadang tidak semudah apa yang dihadapi oleh diri kita sendiri, dimana setiap manusia memiliki keunikan, perbedaan dan pemikiran yang tidak sama dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam hidupnya masing-masing. Tidak jarang kita belajar lebih banyak dari kesalahan dan kehancuran hidup yang paling buruk, karena dari setiap penderitaan pasti ada sebuah jawaban atas kesusahan penderitaan itu terjadi pada awal mulanya.


Dunia kehidupan ini menjadi kacau balau, bukan salah lingkungan, bukan salah alam, bukan juga salahnya orang-orang lain. Tetapi salah diri sendiri, salah diri kita individu masing-masing yang kurang sadar, kurang belajar memperbaiki diri sendiri, kurang mawas diri, kurang bijaksana dan cenderung lebih mudah marah emosi dan sangat suka menyalahkan dan mencari-cari alasan lain untuk membela diri sendiri. Kesalahan utama yang selalu merasa diri sendiri paling benar, merasa yang lainnya salah, merasa telah menjadi manusia yang paling hebat, luar biasa angkuh dan sombongnya hingga merasa ingin menjadi setinggi setingkat dari Sang Pencipta (Tuhan), "lupa diri", tidak perduli pada sesama, lebih senang diagung-agungkan, terlena akan mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai penghormatan anugrah tertinggi, sehingga "ego"-nya lebih besar dibandingkan rasa kemanusiaan dan kasih sayang kepada sesama dan universalitas.

Jadi dimana Kebijaksanaan itu berada? Manusia yang sadar-sesadar sadarnya diri manusia itu sendiri. Tidak ada siapapun yang patut disalahkan, karena mereka semua juga adalah hasil cerminan dari sebab dan akibat yang telah diri kita sendiri lakukan / perbuatan, pikiran, ucapkan, yakni dari adanya aksi dan reaksi. Bila kita sendiri baik kepada universalitas, pastilah universalitas juga akan membalas kebaikan kita juga. Begitu pula dengan hukum sebaliknya. Menjadi baik, bersahabat dan berkawanlah terhadap diri sendiri dulu dengan memperbaiki diri sebaik-baiknya, barulah dapat menjadi contoh kebaikan bagi sesama dan universal pun akan dengan sendirinya ikut terlibat dan bereaksi terhadap kebaikan diri kita.
Sebagai cotoh : 1.) Bila kita membuang sampah sembarangan, akibatnya kotor, selokan penuh sampah, aliran air menjadi macet dan akhirnya menjadi banjir. 2.) Lahan pegunungan, perbukitan hijau yang penuh pepohonan ditebang habis menjadi lahan gundul, maka sudah pasti akan terjadi longsor, ektrim cuaca panas, hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya, dampaknya hewan liar menyerang pemukiman penduduk, ekosistem berubah dan keseimbangan alam pun menjadi kacau. Lalu mau salahkan siapa lagi?

Dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia itu juga, atau dari diri sendiri, oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri, jadilah meluas dan terus berkembang di dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara, menjadi prinsip dasar teori demokrasi yang dipopulerkan oleh Abraham Lincoln, yakni: dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kembali kepada diri individu masing-masing, Apakah diri ini sudah bangun dan sadarkah?
Bijaksana diri sendiri dulu bukan dari orang lain, bukan dari lingkungan, bukan dari alam, bukan dari siapa-siapa, tetapi dari kesadaran di dalam diri sendiri masing-masing terlebih dahulu, barulah orang lain, sesama, keluarga, saudara, sahabat, teman, bangsa, bahkan negara dan universalitas pun ikut serta. Sadarkan : Bukalah mata, hati dan pikiran kita masing-masing, bercerminlah, perhatikanlah, sadarilah dan pelajarilah. Mencegah dan memperbaiki diri sendiri masih belum terlambat, dari pada ceroboh, semaunya, masa bodoh, egois dan tidak menyadarinya sama sekali. 
161116Written by : Kepik Romantis / PVA
             
Sumber Photo : slidesharecdn.com ; www.chrisakins.com ; medicaldaily.com ; www.bobolland.com ; www.northeastern.edu ; www.drawnfrommybrain.com ; quotesgram.com