Thursday, July 27, 2017

Si Taji Sakti, Janggo II - The Mighty Rooster, Janggo II - (Session 2)

Burung-burung pipit melihat dari atas pepohonan pun terkaget, Raja dan Ratu rimba (Singa dan Harimau) datang menjadi saksi. Para rubah mulai ketakutan, karena niatnya gagal bila si raja kucing hutan kalah, mereka ingin menyantap para ayam dan bebek lebih dulu, tapi malah dihadang Raja dan Ratu rimba. "TIDAK ADA yang boleh PERGI sampai pertarungan ini SELESAI..!!! AYO MULAI..!!!", teriak Raja Rimba. "Priiiiiiittttt...!!!", teriak para burung pipit menandakan pertarungan pun dimulai antara Janggo dan Raja Kucing Hutan. Dengan terpaksa para rubah terdiam tidak bergerak pergi karena takut sampai acara selesai.

Sementara itu di tempat aman, Ayah Janggo terbaring lemah terluka parah akibat serangan keroyokan kucing hutan masih diobati Ibunya Janggo. Raja kucing hutan yang sombong bergaya dengan cakar dan giginya. Janggo tidak terpancing, malah sengaja memanas-manasi si raja kucing, "Puusss pusss.., pusssy cat, pusssy.., meeeooong...", berkata sambil berkotek dansa membelakangi dengan pantatnya.
"Okey, that's my broo..., he's still got sense of humor in the time like this, Dia masih aja punya selera humor disaat tegang begini..", ucap Jagger pada Chici, Joebo, dan Kuntili. 

Raja kucing hutan pun mengamuk, langsung berlari lompat ingin merobek pantat Janggo. "Aaaww!!iihh kucing nakal..!!, mau tangkep pantat eike..", ucap Janggo sambil menyindir dan terbang secepat kilat menghindar hingga kepala raja kucing menabrak batang pohon. "(Jeduug), Duuh ayam kamvred, akan kuhabisi kau!!!", makin marahlah si raja kucing hutan. Berulang kali serangan si raja kucing hutan tidak berhasil menyentuh Janggo hingga kelelahan. Janggo yang gesit cepat dan tangkas, mulai memperhatikan lawannya yang kewalahan. Dengan cepat Janggo menangkis cakar kucing dan membaret wajahnya hingga berdarah. 

Raja kucing yang terluka mulai mengubah taktik, serangan Janggo mendekat, maka strategi cerdiknya adalah memperhatikan gerak serangan Janggo. Saat Janggo mulai terbang, kuping Raja kucing mendengar kibasan sayapnya, ke arah kanan, sepersekian detik Janggo mau mencakar dengan kakinya, Raja kucing menangkis dengan kaki kiri dan membalas cakaran kaki kanannya, kenalah sayap kiri Janggo luka parah, "Ach, Sial..!!!",ucap Janggo menahan sakit. "Aawwhh!!!", teriakan Chici, diikuti Mama Janggo, Jagger-Adik Janggo, para betina lain dan kawan-kawan ayam lainnya. Janggo terpental jatuh ke tanah, namun langsung segera berguling berdiri menghindari serangan kucing selanjutnya. Raja kucing melompat menyergap ke arah Janggo, dihajar tendangan cakar kaki taji Janggo mengenai dada dan perut kucing, luka sobek berdarah-darah. Janggo memaksa terbang mengarah ke leher si raja kucing dari arah kiri, raja kucing mendengar, langsung mengguling hendak menangkap Janggo dengan kedua kaki cakar depannya. Untung Janggo sadar saat sayapnya ketangkap dalam cakar kucing hingga luka keduanya, wajah kucing mulai mendekat, Janggo langsung bersalto memutar kaki tajinya mencakar dan menusuk  mulut, dagu dan leher si raja kucing hingga terluka parah. 

Raja kucing kesakitan langsung melepaskan Janggo dari cengkraman kedua cakar kakinya dan terjatuh luka parah. Janggo pun terhempas jatuh ke tanah kedua sayapnya luka parah. Sulit untuk Janggo terbangun, perlahan-lahan memaksa diri menyeret tubuhnya dengan kedua kakinya ke arah sandaran bebatuan untuk berusaha bangun. 

Melihat Raja kucing luka parah, Ratu kucing langsung melompat ingin membunuh Janggo, kedua cakarnya Ratu kucing langsung menyerang Janggo. Karena kondisi lemah, Janggo sulit terbang tinggi untuk menghindar, "Aaach!!!", teriak Janggo dan kedua pahanya kena cakaran Ratu kucing. "Aaawh!!!", disertai teriakan takut para hewan lain kecuali para rubah yang senang telah menjadi penonton.

"STOP!!! CUKUP!!!", teriak Raja dan Ratu Rimba (Singa dan Harimau putih) langsung keluar menghentikan niat Ratu Kucing yang ingin membunuh Janggo. "Priiit priit priiiiiiitttt!!!", diikuti teriakan para burung pipit tanda pertarungan selesai dan melerai mereka agar Janggo tidak terbunuh. 

"AYAM yang MENANG!!!", ucap Raja Rimba. Sementara Ratu Rimba mengusir Ratu Kucing Hutan untuk melepaskan Janggo dan membawa pergi Raja Kucing yang luka parah beserta kawanan kucing lainnya agar pergi menjauh sejauh mungkin dari kampung Janggo. Kepergian kawanan kucing hutan diikuti pula kaburnya para kawanan rubah. 

Raja dan Ratu Rimba membelai kasih membasuh luka di tubuh Janggo dengan lidahnya tanda kehormatan dan kasih sayang bagi Janggo. "Seriously, so they don't want to eat us? Apa mereka gak akan membunuh menyantap kita?", ucap Jagger. 

"NO!!! Saya RAJA RIMBA, TIDAK memakan hewan yang terhormat dan pemberani seperti dia!!! Mulai saat ini, kampung ini akan selalu dilindungi kami dan para sesepuh!!!AYO SEMUA SINI.. Mari, datanglah!!! (disambut keluar Raja dan Ratu Bangau, Raja dan Ratu Beruang Panda, Raja dan Ratu Gajah, Bison, Badak, Gorila, Jerapah, Zebra dan Kudanil)." Sambil mereka bersorak atas kemenangan Ayam Jantan, Janggo. "Wooowww...!!! The Mighty Rooster!!! Ayam jantan yang hebat, luar biasa!!!", teriak Raja dan Ratu Gorila beserta Panda dan diikuti teriakan hewan lainnya. 

"Ayo sayang, saya udah laper nih, bentar lagi sore, kita harus berburu para rubah yang licik culas itu", ucap Ratu Rimba yang sedang hamil anak pertama (kayak cerita film Lion King sedikit) tengah berlari mengejar para rubah untuk disantap sebagai menu makan malam mereka. "Ok GUYS and you're all, semuanya..., saya pergi kencan dulu!!!, istriku telah menungguku!!! See you around, dadah.. Bye..", sambil melambai ke semuanya dan lari mengejar Ratu Rimba memburu para rubah.

Chici, Jagger, Mama Janggo, Joebo dan Kuntili, serta semua kawanan ayam kampung, bebek, berang-berang, angsa, dan burung pipit, serta semua sesepuh yang hadir langsung bahu-membahu menolong, merawat dan mengangkat Janggo, Ayah Janggo dan para korban lain yang masih hidup dan terluka parah ke tempat teduh untuk istirahat aman dari guyuran hujan yang seketika turun. Lalu membantu menguburkan tulang-tulang para korban yang wafat atas serangan keroyokan para kucing hutan, sambil membuat papan-papan nama mereka yang wafat didoakan menjadi pagar kayu yang membentengi kampung mereka yang telah hancur. 

Sementara kawanan ikan-ikan, kura-kura, penyu dan katak sebagai artis penyanyi band kampung di kolam bernyanyi sendu dan duka, diiringi musik para serangga dan back sound para ikan jadi paduan suara, tim drum para penyu dan kura-kura, bersama menyanyikan lagu The Beatles, "The long and winding road..., (duduw...) That leads to your door... (Oooww oww oowooo...), Will never disappear... (daa aaa aaa aaa) I've seen that road before... (Aa aaa aa aaaah..), It always leads me here, Lead me to you door... The wild and windy night.., (duduuuw) That the rain washed away, Has left a pool of tears... (uu uu uu uuuu) Crying for the day... (Aaa aa aa aaahh) Why leave me standing here.... (Uuu uu uu uuuww...) Let me know... the way..."

"Many times I've been alone..., And many times I've cried.., Anyway.. you'll never know, The many ways I've tried...", sambung Joebo dan Kuntili ikut menyanyi.

"But still they lead me back..., (duduwm) To the long... winding road... (Oow oow ooo oooh...) You left me waiting here..., (huuu uu uu uuuuww..) A long long time ago... (Ooooo aaaa aaaahhh...) Don't leave me standing here... (Uuu uu uu uuuwwwhhh..) Lead me to.. your door...", berulang kali dinyanyikan dengan merdu oleh grup band katak dan Joebo duet dengan Kuntili menyanyi dibawah hujan deras menjelang sore hingga tengah malam hari yang sendu. 

Hari-hari berikutnya penuh kepedihan, kerja keras, peluh keringat dan kelelahan. Membangun, memperbaiki dan merenovasi kembali desa kampung bedungan yang rusak parah di pegunungan pekok. Jauh dari perumahan Chici di desa petokok. 

Setiap pagi Ayah Janggo berlatih jalan perlahan-lahan dipapah ditemani Ibunya Janggo. Sementara Janggo masih terbaring lemah dibantu dibawakan makanan buah dan banyak sari-sari makanan  yang dikumpulkan para warga untuk Janggo yang setiap hari dirawat disuapin dengan sabar penuh kasih sayang oleh Chici. 

"Chi..ci, saya begini payah dan lemah, kenapa kamu masih mau temenin saya?", ucap Janggo yang malu dan sedih dengan keadaan tubuhnya kini. "Hush, diam, jangan banyak omong, udah makan yang banyak agar cepet sembuh", jawab Chici yang terus memaksa menyuapi Janggo. Kemudian pada siang harinya, Chici memapah pelan-pelan Janggo dengan kedua sayapnya untuk melatih kaki dan tangan Janggo bergerak sedikit demi sedikit, pemulihan yang sulit. 

Hari-hari terlewati cepat, Ayah Janggo, si Jamboel Emas sudah pulih sehat dan berkokok setiap hari menggantikan Janggo dulu yang suka berkeliling kampung sebagai ketua RT. Jagger, Joebo, para ayam jantan lain sedang sibuk menggoda pacaran asik bersama dengan para ayam betina dari grup merawang dan grup nunukan. Kuntili, Chici, Jesminiy-Mama Janggo terus mensupport Janggo membantu pemulihan Janggo yang belum bisa banyak bergerak. Sesekali terdengar teriakan pedih, "Aaach!!!", karena luka di sayap, tubuh dan paha Janggo yang berdarah lagi bila terlalu banyak bergerak. 

Hingga suatu pagi datang rombongan ayam dari desa kampung petokok yang piknik dengan menaiki para Ayam Kalkun dan Ayam Merak datang ke kampung desa bedungan di pegunungan pekok. "Kami datang mencari Chici..", ucap Ayahnya Chici bernama, Tenhun, turunan grup Ayam Kedu campur Cemani yang hitam dan Ibunya Chici, bernama Chimiy dari grup Ayam Silkie Hen yang berbulu kapas turunan bangsawan ayam Tiongkok asli serta campuran grup ayam putih LegHorn dari bangsawan ayam Inggris dan grup Onagodari dari bangsawan ayam Jepang. Juga datang bersama saudara Ayah Chici, yakni pamannya, Ayam Bekisar yang jago nyanyi bernama Yubie, bibi Chici dari grup ayam Polish, Poland-Belanda, bernama Funghiy. Kakak Chici bernama Chogrey menjadi grup baru ayam abu yang terkenal di Amerika jadi grup Ameraucana. Kakak Chici menikah dengan putri keluarga grup Ayam Rosecomb dari Inggris yang cantik bernama Anyrosa.

Jamboel Emas, Jesminiy, Jagger, Kuntili, Joebo, Chici dan Janggo pun harus berusaha menyambut mereka yang datang bertamu. "Maaf semuanya, saya telah merepotkan kalian (Chici menunduk sedih dan malu), mereka adalah keluarga saya yang datang kemari mencari saya selama ini", ucap Chici kepada keluarga Janggo dan teman-teman Janggo. 

"Chici!!! Ayo ikut pulang sekarang!!!", ucap Ayahnya Chici langsung menarik paksa Chici untuk pulang tapi Chici berusaha melawan dan menolak Ayahnya. Ayah Janggo, si Jamboel Emas, langsung menahan Ayahnya Chici, sambil berteriak, "Cukup!!! Anak ini udah dewasa, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri..!!!".

"Saya mau tinggal di sini sama Janggo, saya menyayangi Janggo", ucap Chici langsung lari memeluk Janggo yang masih tertatih lemah tetap berusaha berdiri. "Apa!!! Kamu mau hidup sama ayam jelek, kate, pendek, kerdil, kecil, payah kayak pengemis gini, memalukan, saya gak ngajari kamu untuk tinggal jadi gembel begini ya!!! Ayo ikut pulang sekarang!!! Ayam gak guna kayak gini, liat itu!!! Dia bediri aja gak mampu apalagi mau lindungi dan bahagiakan kamu? Lebih baik kamu cari pasangan jantan lain yang hebat pasti ayah pilih jodohkan sama anak-anak keluarga dari : ayam bangkok, ayam birma/burma, ayam shamo, ayam vietnam, ayam bali, atau ayam cochin yang semua udah sukses, kaya raya, tinggi besar, klas dari jagoan petarung, bangsawan, gagah dan lebih bagus!!!", jawab Ayahnya Chici sambil terus memaksa Chici tapi untung dihadang oleh Ayah dan Ibunya Janggo, Jagger serta Joebo. 

Janggo yang mendengar ucapan ayahnya Chici jadi malu dan sedih, merasa "down" sangat putus asa berkata kepada Chici dengan menahan air mata dan kepala menunduk, "Chici, ayahmu benar, saya ini cuma ngerepotin kamu nanti, saya ini hidup udah kayak pengemis, pengangguran gak jelas, gak guna, udah kayak ayam cacat hina dan payah, belum tentu bisa jaga lindungi dan bahagiakan kamu, pergilah... jauhi, pulanglah sama orang tuamu". 

"Tidak Janggo!!! saya rela siap jadi gembel ataupun pengemis, pengangguran yang dihina dan dibenci sekalipun, saya gak peduli, saya tetap setia temani kamu. Matipun saya rela demi Janggo, saya hanya sayangi cintai Janggo dan saya mau hidup temenin Janggo dalam suka maupun duka, bersama selama-lamanya!!!", tegas Chici berteriak ke semuanya sambil menangis memeluk Janggo karena takut kehilangan Janggo. Mendengar ketegasan Chici, Janggo hanya dapat terdiam tak mampu berbicara sepatah katapun karena bingung dan putus asa. 

"Lihatlah mereka!!! Kita ini adalah orang tua dari anak-anak kita, harusnya kita belajar ngertiin mereka, tolongin mereka agar dapat bahagia bersama", jawab Jesminiy, Mamanya Janggo membela Chici yang sedih. "Udahlah Pa, kesian anak kita!!!", ucap Chimiy, Mamanya Chici. "Iyah sih, udahlah.., mereka udah bukan anak kecil lagi", ujar Paman, bibi, kakak dan istrinya dari keluarga besar Chici menasehati melerai pertengkaran ulah Ayahnya Chici.

"Hmph, ya yah.. Baiklah!!! Kita juga udah capek di perjalanan, kita akan berteduh menginap sementara di sini sekaligus membantu mereka. Tapi dengan syarat, Dia (menunjuk ke arah Janggo) nanti harus menang Acara Kejuaraan kungfu ayam sejagat internasional kelas dunia!!! Baru saya restuin kalian!!!", tegas Tenhun, Ayahnya Chici sambil mengeluarkan selebaran kertas Kejuaraan Kungfu Ayam Internasional yang akan diadakan kira-kira dua minggu lagi dari sekarang. 

Sambil tertatih-tatih Janggo sangat sedih merenung di kamarnya sendiri. Sementara Chici ditemani Jesminiy, Ibunya Janggo dan Kuntili menjamu para tamu keluarga Chici. Sedangkan Jamboel Emas - Ayahnya Janggo, Adiknya Janggo -Jagger dan Joebo - teman baik Janggo, mulai menyusun strategi latihan berat untuk memaksa Janggo agar lebih cepat pulih sehingga dapat mengikuti pertarungan kejuaraan kungfu ayam internasional. 

Professor kura-kura ninja dan penyu juga mambantu Janggo membuat ramuan resep racikan khusus Janggo, yang dibantu Orang tuanya Janggo, Adik Janggo, Joebo, Dokter berang-berang untuk mencari bahan dan meracik jamu untuk Janggo, serta tak lupa Artis Bibi Angsa Putih dan Paman Bebek Gober yang mendanai riset penelitian mereka. Jamu Janggo dibuat 0,5mili dari sedikit kikiran kuku singa, kikiran taring gigi beruang, kikiran cula badak, kikiran gading gajah, kikiran tanduk jerapah, kikiran tanduk rusa, kikiran tanduk bison dan kikiran tanduk kambing, yang dicampur ditumbuk halus lalu kemudian dimasak dengan 3 tetes dari susu kuda liar betina, susu kambing betina dan susu banteng betina. Diaduk rata semua bahan dari ramuan itu sampai mendidih lalu didinginkan dan disimpan jadi serum minuman untuk Janggo cukup satu tetes diminum setiap pagi dan sore hari. Alhasil, "Aww!!!Ooups!!!", teriak Janggo bingung kaget dan merah mukanya malu menutup diri karena malah organ vitalnya jadi ikut menguat. "Hahaha!!! Berhasil rupanya!!!", disambut tawa oleh Ayah dan Ibunya Janggo. "Dad, ini obat kuat jantan atau sehat?", tanya Jagger pada ayahnya. "Hehehe,itu adalah ramuan khusus yang Mami dan Papi tambahkan buat Janggo", ucap Ayahnya Janggo. "Yeah, masuk akal, biasanya tubuh sehat, vitalitas kuat dan otomatis itu kuat (mengarah ke vital Janggo) juga", jawab Joebo. "Oow.. okey sensor please..", ucap Jagger sambil menutup pintu kamar Janggo. "Hehehe, terbukti anakku tercinta sangat kuat, sehat, jago, gak lemah, gak payah dan gak impoten. Karena Mami mau timang cucu!!!", tegas Mamanya Janggo berbicara pada Janggo sebelum terakhir keluar dari kamarnya Janggo.

Mula-mula setiap pagi hari Janggo akan dipaksa lari melompat sambil memecahkan cangkang kalajengking, bekicot, lipan dan kluing-kaki seribu. Lalu melatih ketangkasan kekuatan kakinya memukul tendangan dengan bantuan kura-kura, penyu dan ayam kalkun. Melatih lirikan mata tajam, telinga, gaya gerak dan kekuatan menahan emosi amarah dari ayam merak pemakan cabai rawit. Setelah itu dilatih terbang, salto, tenaga dalam kaki cakar, tusukan taji, meditasi olah nafas dan keseimbangan tubuh oleh Mahaguru sepuh yakni Raja Bangau Putih. 

Kemudian di tengah siang hari sampai jelang sore hari, Janggo berlatih kungfu melawan para petarung jantan : Jubri mewakili ayam jantan liar di kampung bedungan, ayam jantan merawang dari Bangka belitung diwakili Javoey, ayam jantan nunukan dari imigran campuran Tiongkok dan Amerika diwakili Jerdon, ayam jantan dari Jepang (Onagodari) diwakili paman Tohiko yakni kakak Ibunya Chici dari Jepang, lalu menantu anaknya Tohiko - Deygoen mewakili ayam jantan Leghorn dari Eropa (Italia), ayam jantan Ketawa dari Sulawesi diwakili Kuntala yakni kakaknya Kuntili, ayam pelung dari Cianjur, Jawa barat diwakili Joebo dan terakhir Tenhun, ayahnya Chici mewakili ayam cemani (hitam) campuran ayam kedu dari Purwokerto, Jawa tengah.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu Kejuaraan Pertarungan Kungfu Ayam Internasional. Babak pertama penyisihan diadakan di Pantai Sanur, Bali. Kemudian Babak Semifinal diadakan di Pantai Lanikai, Hawai. Terakhir Babak Final diadakan di Pantai Maldives, Kepulauan Maladewa. Dimana dihadiri oleh juri dari seluruh perwakilan Majelis Maha Guru Kungfu semua hewan sejagat internasional termasuk Raja dan Ratu Rimba. 

Berikut susunan acaranya :
MC 1. Babak Penyisihan di Pantai Sanur, Bali : Ayam Hutan Kelabu (Ayam Tour Guide Hutan Internasional), Ayam Hutan Merah dan Ayam Maleo - Sulawesi.
MC 2. Babak Semifinal di Pantai Lanikai, Hawai : Ayam Bekisar (Yubie) feat Ayam Balenggek (penyanyi Top).
MC 3. Babak Final di Pantai Maldives, Kepulauan Maladewa : Ayam Ketawa (Kuntili) feat Ayam Pelung (Joebo).
Hadir Artis Ayam Model TOP : Ayam Modern Game Bantam - Inggris

Petarung Grup 1 : 
1. Ayam Bangkok - Thailand 
2. Ayam Pakhoe - campuran Thailand + Malaysia + Brazil
3. Ayam Brazillian 
4. Ayam Taiwan
5. Ayam Phoenix - Jepang (Onagodari) + Jerman

Grup 2 : 
1. Ayam Burma/Birma - Myanmar
2. Ayam Pama (Birma) : campuran Pakhoe + Thailand + Brazil
3. Ayam Siam (Thailand)
4. Ayam Arab
5. Ayam Sumatera (Hitam) - Sumatera Barat

Grup 3 : (Badan Besar)
1. Ayam Shamo - Jepang
2. Ayam Kaki Naga/Gajah Vietnam
3. Ayam Orpington - Inggris
4. Ayam Cochin - Tiongkok
5. Ayam Brahma - India

Group 4 : 
1. Ayam Saigon - Vietnam
2. Ayam Naked Neck - Eropa Inggris
3. Ayam Gaok - Madura, Jawa Timur
4. Ayam Kalosi - Sulawesi Selatan
5. Ayam Sebright - Inggris

Group 5 : 
1. Ayam Bali
2. Ayam Filipina
3. Ayam Kate Serama (Janggo)
4. Ayam Malaysia
5. Ayam Playmouth Rock - Amerika

Dari Ke 5 Grup dipilih para pemenangnya dalam babak penyisihan yang kemudian maju ke babak semifinal, lalu selanjutnya dilakukan sistem gugur untuk terakhir maju ke babak final. Para peserta berangkat ke tempat babak penyisihan menggunakan transportasi sendiri, apabila peserta dapat lolos masuk ke babak semifinal, barulah segala biaya transportasi dan akomodasi ditanggung oleh pihak panitia penyelenggara acara. Maka keputusan keluarga Janggo dan Chici, memilih penyewaan jasa Burung Ruppell's Griffon Vulture yang besar dan mampu terbang seperti pesawat terbang untuk membawa rombongan Janggo beserta tim supporternya menuju Pantai Sanur, Bali. 

Janggo pun tiba untuk bersiap-siap pertama kali melawan Ayam Playmouth Rock dari Amerika. Sedikit gugup setelah lama tidak bertarung, untung gerak kecepatan Janggo yang dilatih setiap pagi hari lari melompat dan berlatih pukulan tendangan hingga teknik terbang dengan mudah dapat menjatuhkan Ayam Playmouth Rock dengan dua kali cakaran pukulan tendangan taji Janggo. Sedikit sulit saat tiba melawan Ayam Malaysia yang sama kecil gesit cepat sejenis seperti Janggo. Lumayan lama Janggo berpikir cara mengalahkannya, Janggo mengingat teknik oleh nafas tenaga dalam, terbang salto kesimbangan dari Guru Bangau, maka saat tiba mengelak tendangan Ayam Malaysia, Janggo berputar bersalto terbang mengerahkan tenaga dalam tendangan tajinya langsung menusuk paha dan dada lengan Ayam Malaysia, untunglah waktunya pas selesai dan Janggo pun menang tipis. 

Di sesi ketiga, Janggo melawan lebih berat lagi Ayam Bali yang terkenal lincah cepat agresif dan mematikan seperti Ayam Saigon namun tubuhnya lebih kecil sedikit dan tenaga kurang tangguh sehingga mudah kelelahan karena agresifnya menyerang terus. Janggo hampir kewalahan harus bertahan menghindar terus dari serangan mematikan Ayam Bali. Untung stamina Janggo kuat, saat Ayam Bali sudah mulai kelelahan untuk menyerang, barulah Janggo dapat melompat mencakar dan menusuk dengan dua-tiga kali ke leher, wajah dan sayap Ayam Bali. Terakhir mendorong dengan pukulan cakarnya ke dada Ayam Bali hingga luka-luka dan terjatuh. Janggo menang di saat detik-detik akhir waktu selesai. 

Hampir tiba di akhir babak penyisihan, dimana Janggo harus mampu mengalahkan Ayam Filipina yang bertubuh kekar, singset dan menakutkan untuk dapat lolos masuk ke babak semifinal. "Janggo!!! (dududum) Janggo!!! (dungdungdum) Janggo!!! Yoow!!! Janggo yoww!!!", para supporter dari orang tua Janggo, adiknya Jagger, Chici dan keluarga besar Chici, kecuali Ayahnya Chici, Tenhun yang masih cuek masam diam tak bereaksi apapun. "Kalo Janggo bisa kalahkan ayam Filipina, berarti Janggo mampu bertarung di kelas Ayam Burma, hampir selevel Ayam Bangkok", ucap Kuntili pada Chici. 

Sulitnya Janggo menghadapi Ayam Filipina, tubuhnya kuat, tinggi meskipun kalah lincah dengan Janggo tapi serangan Janggo beberapa kali bisa ditangkis Ayam Filipina. Metode serangan pun diubah oleh Janggo, dengan membiarkan Ayam Filipina menyerang lebih dulu, sehingga Janggo dapat mudah melihat dan mempelajari gerakan Ayam Filipina, lalu membalasnya dengan serangan jarak dekat Janggo. 

Saat Ayam Filipina mengira Janggo kelelahan, dia terus menyerang Janggo, dengan cepat Janggo harus menangkis dan melihat titik kelemahan Ayam Filipina. Karena tubuhnya tinggi sulit menjangkau Janggo yang kecil sehingga mudah menghindar cakaran Ayam Filipina. Janggo menyerang paha atas dan pinggang Ayam Filipina baik kiri dan kanan, Ayam Filipina mulai kehilangan keseimbangan tubuh karena nyeri di pinggang dan pahanya. Untuk meraih leher Ayam Filipina cukup tinggi, Janggo hanya dapat bertahan menyerang terus ke arah perutnya, pinggang dan paha atas, sampai batas waktu habis. Janggo hanya luka-luka di bagian dada, bahu, sayap dan punggungnya. Sedangkan Ayam Filipina sudah sulit berdiri hampir jatuh lemas sempoyongan wajahnya menunduk terus karena menahan rasa nyeri parah di perut, seluruh pinggang dan kedua pahanya. Akhirnya penilaian suara terbanyak para juri pun jatuh ke Janggo sebagai pemenang (menang tipis) karena alasan kuat dalam bertahan. "Yeaahuuw!!! Hidup Janggo!!!", teriakan para supporter senang, kecuali Ayahnya Chici, Tenhun yang diam biasa saja. 

Terdengar nyanyian lagu (Lyric "More Than I Can Say" - Leo Sayer or Bobby Vee) dinyanyikan para MC babak pertama penyisihan yang menandakan acara telah usai, "Woo uw woo uw yay yay yaii...,
I love you more than I can say.., I'll love you twice as much tomorrow... (Whow woow...) Love you more than I can say..."

"Woo uw woo uw yay yay yaii..., I miss you every single day... Why must my life be filled with sorrow... (Ooooww, oooowhh..) I love you more than I can say...", disambung Kuntili feat Joebo, dinyanyikan bersama diikuti ayam yang lainnya sambil merangkul Janggo sebagai pemenang bersama-sama Ayam Filipina yang kalah dan para juri pun ikut berdansa dan menari riang gembira.

Untuk Grup lainnya diumumkan oleh Artis Ayam Modern Game Bantam yang jadi Model dari Inggris : Grup 1 dari keunggulan juara internasional terkuat dulu telah beralih posisi dari Ayam Bangkok asal Thailand ke Ayam Brazillian, yang terkenal TOP dengan sebutan Ayam Brazillian "Maradona". Hanya saja sangat disayangkan Ayam Bangkok telah gugur dengan sifat bertarungnya sampai titik darah penghabisan. Di Group 2, pesaing juara dua terkuat sepanjang masa tetap dipertahankan oleh Ayam Burma dari Myanmar. Sedang di Group 3 dengan bobot ayam berbadan terbesar masih tetap dimenangkan oleh Ayam Shamo dari Jepang. Lalu Group 4 yang masih bertahan ketangguhannya dimenangkan oleh Ayam Saigon dari Vietnam. Maka di babak Semifinal susunan acaranya adalah sebagai berikut : 
1. Ayam Burma vs Ayam Saigon
2. Ayam Shamo vs Janggo

Ayam Burma dari Myanmar akan melawan Ayam Saigon dari Vietnam, lalu Ayam Shamo dari Jepang akan melawan Janggo. Dari sistem gugur kedua hasil nanti akan ditandingkan lagi di akhir babak Semifinal, dan pemenang di akhir Semifinal ke dua baru dapat diizinkan lolos masuk ke Final, yang akan ditandingkan dengan Ayam Brazillian. 

"Ayam Bangkok udah terlalu tua kayaknya jadi tidak sehebat dan setangguh dulu di zaman kita masih muda, sedang Ayam Brazillian jauh lebih muda dan petarung baru seumuran Janggo", ucap si Jamboel Emas, Ayah Janggo yang disetujui Jesminiy, Ibu Janggo yang  berkomentar bercerita pada Jagger, Joebo dan Chici. "Hmm.., Berarti bakalan jadi lawan paling terberat buat Janggo, kalo Janggo mampu lolos ke babak final", jawab Jagger, Adik Janggo.

Penerbangan selanjutnya telah disiapkan Burung-burung Pelikan yang telah disewa oleh pihak Panitia penyelenggara acara untuk membawa para rombongan peserta berangkat menuju babak Semifinal di pantai Lanikai, Hawai. Selama perjalanan yang lama 2 malam diharapkan para peserta dapat beristirahat untuk memulihkan stamina. Setelah tiba di Pantai Lanikai, Hawai, para peserta hanya diberi waktu bersantai semalam sebelum keesokan pagi harinya adalah pertarungan lama untuk lolos ke babak final. 

Janggo bersiap setelah diberikan arahan strategi pertarungan oleh Guru Kura-kura ninja, Guru Katak "Bangkong", dan Guru Bangau putih yang mengingatkan teknik terbang lompat bersalto, olah nafas tenaga dalam, fokus melihat dan pelajari peluang serangan pendek karena Ayam Shamo yang sangat tinggi 80cm dan berat hampir 7kg, serta kecerdikannya selalu mengarah pada titik lemah lawan di mata dan telinga. Janggo harus hati-hati menghindari diri dari setiap serangan Ayam Shamo yang cukup membahayakan ini.

Benar saja, saat pertarungan dimulai Janggo sedikit terkaget dengan berat dan tinggi tubuh Ayam Shamo membuatnya gagal fokus, hampir mata kanannya terkena serangan cakar Ayam Shamo. "Aaaaa...wwssh", teriak para ayam betina, Kuntili, Chici, Chimiy, Ibunya Chici dan Jesminiy, Ibunya Janggo, dan para betina lainnya yang nge-fans mensupport Janggo, sangat takut matanya Janggo hampir tergores. Untung hanya luka di kepalanya sedikit hampir kena mata kanannya Janggo. 

Mempelajari gerakan Ayam Shamo membuat Janggo sadar, setiap serangan ditujukan pada kepala, mata dan telingannya. Maka saat kaki cakar Ayam Shamo datang, Janggo menghindar dengan terbang bersalto balik arah jarum jam, kepalanya terlindungi, taji kaki kanannya mengangkat menangkis serangan kaki Ayam Shamo, lalu terbang berputar, sambil taji kaki kirinya langsung menyerang leher Ayam Shamo. Saat turun berguling ke tanah, Janggo melihat taji Ayam Shamo tidak begitu tajam, sehingga dia hanya mengandalkan cakaran kuku kakinya yang kuat panjang dan tajam. Keuntungan Janggo dengan taji tajamnya dan cakaran kuku kakinya menyerang bagian perut dan paha bawah Ayam Shamo. Karena sulitnya Janggo menjangkau kepala Ayam Shamo yang lumayan tinggi dan berbahaya bila terkena kaki cakarannya. Janggo terus menyerang kedua paha bawah dan kakinya, agar Ayam Shamo kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga sulit bergerak banyak karena luka nyeri berdarah di kedua kakinya, membuatnya semakin lemah. Saat Ayam Shamo mulai tidak konsen karena perih di kedua kakinya, Janggo terbang tinggi berputar salto membalas mencakar dengan kedua kaki tajinya ke wajah, kepala, pipi mulut, hingga jawernya Ayam Shamo terluka berdarah parah. Seketika itu juga, Ayam Shamo sangat kesakitan dan mulai melemah hingga terjatuh. "Yeaaaahhh!!!", teriakan disertai lompatan berdiri hingga tepuk tangan dari para supporter Janggo, Kecuali Tenhun, Ayah Chici tetap diam tidak berekspresi. Janggo pun dinyatakan menang di babak pertama semifinal. 

"I can be your hero, baby..., I can kiss away the pain, oh, yeah. I will stand by you forever..., You can take my breath away...", dinyanyikan oleh MC 2, (lyric lagu Enrique Iglesias, "Hero") yang menandakan acara babak pertama semifinal telah usai untuk berlanjut ke babak ke dua. 

Setelah selang istirahat satu jam, diumumkan oleh MC 2 bahwa Ayam Burma dari Myanmar telah mengalahkan Ayam Saigon dari Vietnam, jadi babak ke dua untuk penentuan akhir pemenang di Semifinal adalah pertarungan antara Ayam Burma dari Myanmar vs (melawan) Janggo. "Yeeeeaaahoo!!! Hidup Janggo!!! (dudumdum) Yoww!!! Janggo!!! Janggo!!! Janggo..!!! Wooouw!!!", teriak para supporter Janggo, kecuali Tenhun, Ayahnya Chici tetap diam, cuek, tidak berekspresi. 

Ayam Burma dari Myanmar ini terkenal bringas, cepat, agresif, ulet, pantang menyerah dan pukulannya yang keras. Bahkan Ayam Burma ini pernah menduduki juara pertama internasional kungfu ayam kelas dunia berturut-turut kira-kira dua tiga tahun yang lalu saat mengalahkan Ayam Shamo dari Jepang, Ayam Saigon dari Vietnam dan Ayam Bangkok dari Thailand. Hanya saja kelemahannya sekarang sudah berumur tua telah lama bertarung kira-kira seumuran Ayam Bangkok yang gugur melawan Ayam Brazillian pekan lalu. Semangat bertarungnya pun mungkin sudah mulai merosot, badannya mulai mengurus, kurang lincah dan tidak secepat waktu muda dulu, terlihat banyak luka ditubuhnya sudah pertanda semakin kurang beruntung saat tadi pagi melawan Ayam Saigon dari Vietnam membuat tubuhnya makin rapuh, meskipun dia hanya menang tipis karena penjurian nilai bertahan kuat dari serangan Ayam Saigon yang sulit ditebak dan tak terduga lawan sampai akhir waktu selesai. Sungguh merupakan keuntungan tak diduga bagi Janggo yang berumur jauh lebih muda, sangat gesit, cepat dan cekatan.

Kedua peserta sudah mulai kewalahan kehabisan banyak tenaga sejak pagi bertarung. Inilah babak penentuan, siapa yang akan keluar lolos di semifinal babak akhir ini. Banyak yang bertaruh Janggo pastilah menang karena jiwa semangat bertarungnya masih tinggi. Terlihat beberapa kali, Janggo mampu menangkis serangan cakaran dan taji Ayam Burma. Meski sempat dada dan perut Janggo tergores oleh cakaran pukulan keras, "Oowwh!!!", teriakan para supporter Janggo melihat Janggo terluka berkat kegigihan dan keuletan Ayam Burma yang pantang menyerah. Untung fisik Janggo lumayan kuat, Janggo pun tidak putus asa, diingatnya kembali saat rubah dan kucing pun kalah olehnya demi Chici dan seluruh warga kampung bedungan. Di dalam hati Janggo sesungguhnya tidak mau semua perlombaan kejuaraan ini, namun dia tidak ingin Chici bersedih, tidak ingin kehilangan Chici dan melihatnya menderita lagi. Tekadnya bulat, ingin menunjukkan pada Tenhun, Ayahnya Chici, dia ingin membahagiakan Chici, meskipun itu, dia harus mengorbankan seluruh jiwa dan raganya demi Chici. 

"Hei, kau terlihat muda dan luar biasa, mengapa harus ikut pertarungan membahayakan ini? Seharusnya kau berpetualang dan menjalani hidup bahagia bersama keluarga", ucap Ayam Burma di sela-sela pertarungan yang melelahkan keduanya. "Jujur saja, saya melakukan ini demi cinta, bila tidak, apalah gunanya hidup ini jika harus kehilangan cinta, bahkan hidup berkeluarga pun mungkin hanya impian saja", jawab Janggo. "Hmmph, saya mengerti, pasti ada orang tua gila yang belum merestuimu, memanfaatkanmu untuk meraih juara, agar mereka dapat terkenal dan kaya raya", ucap Ayam Burma. "Yeah siapa lagi kalo bukan calon mertua gila pada harta, harga diri dan kehormatan", jawab Janggo. "It's Okey my friend, meski kita bertarung, saya tetap hargai semua lawan saya. Dan lagi, saya ini udah tua, gak mungkin kuat melawan Ayam Brazillian, bila menang melawanmu sekalipun pasti seimbang. Begini saja, anggap kau sedang berlatih bertarung saat ini dengan seorang guru yang akan mengajarimu untuk melawan Ayam Brazillian di final", jawab Ayam Burma. "Jujur saja, gak mungkin saya mampu mengalahkan pengalamanmu bertarung", ucap Janggo. "Tenang saja, saya sudah pernah melawan Ayahnya Ayam Brazillian itu yang sangat sombong dan tak kenal ampun, selalu berambisi untuk membunuh. Itulah yang terjadi pada Ayam Bangkok. Hmm.., Kini saatnya saya turunkan jurus ilmu kungfu saya kepadamu, agar kau dapat menyadarkan keangkuhan Ayam Brazillian itu nanti, Perhatikan!!!", tegas Mahaguru Ayam Burma yang langsung mengarahkan gerakan serangannya untuk dipelajari oleh Janggo. "Baik!!!", jawab Janggo. "Lihatlah, ini contoh serangan Ayam Brazillian dulu kepada saya", sambil Ayam Burma terbang dan menunjukkan gerakan mematikannya. "Kekuatan pukulannya keras terletak pada kaki tajinya yang menyerang sangat akurat, efektif dan efisien langsung mengarah ke bagian syaraf penting tubuhmu, Ingat itu!!! Lindungi dirimu dengan sayap dan ekor, tangkis dengan kaki cakar dan tajimu", ucap Ayam Burma. "Siap!!!", jawab Janggo seirama mengikuti perintah Guru Ayam Burma menuntunnya untuk bergerak dan melawan. 

Para penonton dan juri dibuat bingung, seolah mereka tidak habis pikir, apa yang dilakukan oleh kedua ayam tersebut sehingga saling menjaga dan melatih bertarung, bukan saling menyerang untuk membunuh. Ayam Burma sadar para juri dan penonton mulai kebingungan, dipikirnya bila dia mengalah dan langsung mengajari ilmu kungfu teknik serangan pada Janggo, maka Janggo tidak akan sadar bahwa dia telah berhasil mengalahkannya. "Saat saya menyerang dengan taji, kamu tangkis saya dengan kaki kirimu, lalu kamu terbang putar balik jarum jam dan pukul ke bagian bawah perut dan paha kanan saya ini, Siaap!!!!", Langsung Ayam Burma menyerang dengan lompatan tebang taji kakinya disiapkan, Janggo terima kode kedipan Ayam Burma, langsung menangkis, berputar dan memukul Ayam Burma hingga terjatuh ke tanah. "Horaaaay!!!", semua penonton teriak melompat histeris berdiri tepuk tangan senang dan Tenhun, Ayahnya Chici pun tiba-tiba tersenyum kali ini. Janggo kebingungan, kenapa Ayam Burma berpura-pura kesakitan, padahal Janggo tidak memukulnya dengan tenaga dalam. "Hehehe, Great Job!!! Selamat Bung!!! Kamu telah Lulus!!! Lanjutkan Misi saya melawan kesombongan Ayam Brazillian!!!", tegas Ayam Burma sambil merangkul dan mengucap selamat atas kemenangan Janggo di babak Semifinal. "Ennghh, Tapi ini, kau malah..(mengalah)", belum selesai Janggo berbicara, agar tidak ada yang dengar, langsung disela teriakan Ayam Burma, "Saudara-saudara semua, berikan semangat sekali lagi untuknya!!! Hidup Janggo!!! Luar Biasa!!!Yeah!!!", teriakan Ayam Burma diikuti sorakan jutaan penonton dan para supporter yang hadir ikut terharu dalam acara tersebut. 

"Lord knows..., Dreams are hard to follow..., But don’t let anyone tear them away... (Yeay yaaaahh...)
Hold on.... There will be tomorrow,
In time..., you’ll find the way... (aaaayyy yeaaayyy...)", diiringi nyanyian MC 2 (lyric lagu Mariah Carey, "HERO") yang menandakan acara babak Semifinal telah selesai dimenangkan oleh Janggo. 

Disambung Kuntili dan Joebo ikut menyanyi lalu diikuti semua hadirin penonton dan para supporter pun turut bernyanyi bersama dengan MC 2, "And then a hero comes along.., With the strength to carry on... And you cast your fears aside...,  And you know you can survive!!! (yeaaahhh...)
So when you feel like hope is gone... (oooowwwhhh) Look inside you and be strong!!! And you’ll finally see the truth, That a hero lies in you....(Wooowwww!!!)", diakhiri dengan tepuk tangan yang sangat meriah. 

Usai acara, Jagger jatuh cinta dengan salah satu MC penyanyi Top, ayam betina balenggek, dia pun langsung meminta kenalan dengannya, "Namaku, Jagger, sodaranya petarung jagoan di atas itu, boleh kenalan?", ucap Jagger. "Hehe, ok, ini kartu nama saya, hubungi saya aja ke Om Yubie ini, saya harus buru-buru pergi, ada acara shooting di tempat lain, bye...", jawab Bitsy, yang bernyanyi menjadi MC bersama Yubie, ayam bekisar, pamannya Chici. "Hohohow, kamu suka dia ya!!! Tenang aja, Slowly, Calm and Cool.., relax aja, jangan buru-buru..., saya sering tampil bareng dia kok, nanti saya kirimin jadwal dan tempat shootingnya. Okey", ujar Yubie, pamannya Chici. "Wow, great!!! Thanks!!! Ok.. Okey", jawab Jagger yang terpesona dengan kecantikannya.

Janggo, Chici dan beserta keluarga, diikuti para supporter telah disiapkan para panitia untuk berangkat naik Burung-burung Pelikan menuju Pantai Maldives, Kepulauan Maladewa, tempat kejuaraan internasional akhir pertarungan kungfu ayam Final antara Ayam Brazillian vs (melawan) Janggo. Pihak panitia juga memberi waktu 3 hari bagi Janggo untuk beristirahat pemulihan kesehatan.

"Waah, luar biasa indahnya Pantai Maldives ini ya Pa.., gimana kalo nanti kita buat acara pesta nikah dan bulan madu untuk Janggo dan Chici di sini aja", pinta Jesminiy, Ibunya Janggo sembari berbicara pada Ayahnya Janggo, Jagger, Joebo, Kuntili, Chici dan Janggo, yang tengah asik menikmati pemandangan keindahan laut biru dan pasir putih, disertai udara sejuknya. "Hu um, Papi setuju aja sama Mami, yang penting, anak kita Janggo bahagia sama Chici", jawab Jamboel Emas, Ayahnya Janggo. 

"Papa, Mama, Jagger, Chici, Kuntili dan Joebo, jujur saya merasa gugup sepenuhnya gak tau, apakah saya dapat selamat dari pertarungan esok lusa dengan Ayam Brazillian itu...", ucap Janggo yang merasa bingung dan murung. Semua langsung merangkul mengerumuni mendekati Janggo, "Anakku, kalah ataupun menang, yang penting kamu telah berusaha menunjukkan dirimu seorang petarung sejati yang gagah berani", ucap Ayahnya Janggo. "Tapi.., Bagaimana jika saya akhirnya bernasib buruk seperti Ayam Bangkok...", ucap Janggo semakin murung. "Janggo!!! jangan bilang begitu!!!, Mama yakin percaya kamu pasti menang!!! Kamu gak boleh putus aja, gak boleh nyerah gitu, kamu harus berjuang tetap berusaha!!!", tegas Mamanya Janggo. Mendengar perkataan mereka, Jagger, Joebo dan Kuntili terdiam berdoa tak mampu berkata apa-apa selain ikut murung. 

Sementara Chici pun diam-diam pergi mencari Ayahnya, merasa sedih, kesal dan marah kepada Ayahnya yang telah membuat Janggo berada dalam bahaya seperti ini. Niat Chici yang kabur marah kelihatan Janggo dan langsung dikejar oleh Janggo, Jagger, Kuntili dan Joebo.

"Ayah sungguh kejam!!! Keterlaluan!!! Gak punya perasaan!!! Apa ayah mau liat Janggo mati seperti Ayam Bangkok!!!", ucap Chici yang marah dihadapan Ayahnya. "Iyah sih Pa, kenapa gak restui aja mereka, ini terlalu berbahaya untuk Janggo, apa kamu mau bikin anak kita jadi ayam janda!", tegas Ibunya Chici membela kemarahan anaknya. "Kemenangan perlu pengorbanan!!! Cinta pun sama!!! Mana ada yang gratis mudah!!! Enak aja!!!", jawab Ayahnya Chici. "Janggo itu gak gila kemenangan!!! Buat apa harta berlimpah dan piala-piala kehormatan, itu semua cuma ambisi maunya Ayah aja biar terkenal di kampung!!! Iya kan!!!", jawab Chici. "Anak sialan!!! Berani kamu ngelawan orang tua!!!", Tenhun, Ayahnya Chici murka hampir memukul Chici tapi dicegah Chimiy, Ibunya Chici. "CUKUP!!! Kamu sudah gila apa!!! Ini anakmu, kamu mau pukul anakmu, darah dagingmu sendiri!!! Pukul saya aja kalo kamu berani mau pukul dia!!!", bela Chimiy melindungi Chici. "Biar saja Mama, saya gak takut dipukuli oleh Ayah", jawab Chici. "Kamu gak usah terus belain anak sialan itu ya!!!", sambil jengkel makin berniat memukul Chici. "Stop!!! Sudah... Sudah.. Hentikan!!!", buru-buru dilerai oleh Jagger, Joebo dan Janggo. Kuntili langsung merangkul Chici yang tengah marah dilindungi Chimiy, Ibunya Chici. "Ini urusan keluarga!!! Kalian pergi dari sini!!! Gak usah ikut campur!!!", jawab Tenhun, Ayahnya Chici.

"Sorry Pak, tapi Chici sudah jadi bagian keluarga kita juga!!! Jadi masalah Chici adalah masalah kita bersama", jawab Janggo, Jagger dan Joebo. "Kalian mau ngajak berantem rupanya!!!", malah makin marah Ayahnya Chici. "Kalo anda mau berantem, lawan saya aja!!! Jangan ganggu mereka!!!", teriak Si Jamboel Emas buru-buru datang bersama Jesminy, ayah dan Ibunya Janggo, setelah mengikuti firasat buruk mereka dengan berlarinya Chici. "Tapi Pa, Dad..", jawab Janggo dan Jagger tidak dihiraukan oleh Ayahnya yang langsung menarik Tenhun, Ayahnya Chici untuk bertarung. 

Saat mereka sibuk bertengkar dan hampir mau bertarung. Tiba-tiba datanglah Ayam Burma yang tengah dikalahkan Janggo, saat babak semifinal. "Waduuh, ini kok sesama supporter saling berantem gini?!", ucap Ayam Burma, yang menyadarkan mereka hingga niat pertengkaran pun diurungkan oleh Tenhun, Ayahnya Chici karena merasa malu. "Ach, gak kok, kita cuma lagi mau ngajari Janggo aja", bohong Tenhun. 

"Oh iyah?! Baiklah, saya ke sini juga mau kasih support dan tips buat Janggo juga, perkenalkan nama asli saya adalah Chuboq. Jadi saya datang mau menawarkan mengajak Janggo untuk ikut anggota Asosiasi Perdamaian Ayam Sedunia, dimana saya jadi ketua presidium yang mendirikannya bersama perwakilan Ayam-ayam petarung sedunia. Asosiasi ayam ini bekerja dalam banyak bidang bisnis/wirausaha, ekonomi, jasa, konsultan, event dan pariwisata, dan banyak lagi. Gimana? Apakah Janggo atau yang lainnya, ada yang minat?", jawab Ayam Burma.

Semua yang mendengar terkagum-kagum, termasuk Tenhun yang semakin merasa malu. "Uum, tapi saya masih belum selesaikan babak final ini", ucap Janggo. "Ooh, itu!!! Tenang aja!!! Kami (dari Asosiasi) sudah memberi sangsi peringatan tegas pada Ayam Brazillian karena telah mencelakai Ayam Bangkok hingga tewas, karena baru diselidiki dan diketahui ulah kecurangannya menggunakan taji palsu yang terbuat dari jarum tipis beracun. Sehingga pertarungan besok akan lebih adil dan seimbang untukmu. Jika Ayam Brazillian nanti tetap melakukan kecurangan, maka seluruh keluarga Ayam Brazillian akan terancam di "blacklist" (masuk daftar catatan hitam pelanggaran yang cacat hukum ayam internasional) dan anaknya yang ikut bertarung akan dikarantina seumur hidup", jawab Ayam Brazillian. Mendengar penjelasan Ayam Burma, perselisihan dan pertengkaran antar keluarga pun usai sudah, berlanjut dengan acara silaturahmi dan rembukan bersama Ayam Burma.

Benar saja dugaan Ayam Burma, tiba saatnya babak Final berlangsung, pemeriksaan dilakukan sangat ketat oleh team keamanan dan kesehatan ayam. Seluruh tubuh ayam, baik dari para peserta ayam, hingga para supporter dan penonton pun disterilisasikan dari segala macam bentuk benda yang membahayakan   acara pertandingan.

Tibalah saat yang dinantikan bersama Ayam Brazillian vs Janggo. Belum juga acara dimulai, Ayam Brazillian sudah menghina Janggo, "Haha, so cute, cocoknya jadi pajangan, kecil begini, ayam cupu, culun dan kate pula, apa gak ada yang lebih gede nih ayam, serasa kayak lagi ikutan permainan anak-anak", sindir hinaan buat jatuhkan mental Janggo. 

"Congor doang hebat, kalo berani, sini maju, jangan belagu sok jagoan mentang badan gede, nyali mah bau kayak bekicot", jawab Janggo membuat geram Ayam Brazillian. 
"Sialan, kehed, kevarat!!!", ucapan balasan Ayam Brazillian langsung disertai serangan-serangan maut bertubi-tubi dengan kecepatan cakarnya. Untunglah Janggo yang kecil dapat lebih lincah menghindari setiap serangan sambil terus memperhatikan setiap jurus-jurusnya ayam Brazillian.

Berkat latihan yang diajarkan Ayam Burma, membuat semua gerakan Ayam Brazillian terkunci dan terbaca oleh Janggo. Semakin kesal dan muak amarah Ayam Brazillian, tenaganya semakin terkuras habis. Di saat semakin lemah, Janggo barulah menyerang secara tiba-tiba mengeluarkan jurus yang sama dengan jurusnya Ayam Brazillian yang mematuk dan mencakar lengan, paha dan perutnya ayam Brazillian. 

Terkagetlah ayam Brazillian, "Ach, bagaimana bisa kamu tau semua gerakan saya?!", ucap Ayam Brazillian. "Itu tandanya saya telah belajar dengan cepat darimu..", jawab Janggo. "Tidak mungkin, mustahil, saya harus menang!!!", ucap Ayam Brazillian yang tetap tidak mau mengakui kelemahannya.  Dikeluarkan kelicikannya, sebuah jarum kecil seukuran 0,5cm keluar dari dalam mulutnya perlahan tanpa sepengetahuan Janggo, tapi untung ada saksi penonton, mata Ayam Burma, Chuboq, langsung sigap berlari menabrak ke arah MC, langsung mengambil mikrophone, "AWAS!!!", teriak Chuboq. Seperdetik sebelum Jarum kecil itu ditiup oleh mulut Ayam Brazillian, kuping Janggo mendengar teriakan Ayam Burma, Janggo pun melihat jarum kecil mengarah ke dadanya, melompat terbanglah menghindar hingga berguling salto agar jarum tidak mengenai tubuhnya. Jarum itu pun melesat mengenai leher salah satu penonton yakni Yubie, ayam bekisar, pamannya Chici. Seketika Yubie pun pingsan lalu semua penonton pun histeris, kaget dan teriak, termasuk Tenhun, ayahnya Chici dan para keluarga Chici langsung buru-buru membawa Yubie ke rumah sakit. 

Saat semua panik, Ayam Brazillian pun menyerang Janggo dari belakangnya, dicakarlah kena seluruh sayap kanan, perut dan paha kanan Janggo. "Aaach!!!", teriak Janggo kesakitan. Ayam Brazillian yang berniat membunuh Janggo itu pun disoraki penonton, MC dan para juri, "Woooiiii!!! CURANG!!! Huuuuwww Culas, Payah!!! Memalukan!!!", teriak mereka. Ayam Brazillian pun mengurungkan niat membunuh Janggo, setelah melihat ayah, ibu, para keluarga dan supporter Ayam Brazillian itu merasa sangat malu lalu pergi keluar dari arena tempat pertandingan. Juri Raja Rimba pun langsung memutuskan, "Ayam Brazillian diskors!!!, melanggar aturan pertandingan!!!".

Para team ayam keamanan langsung segera menarik menyeret keluar paksa Ayam Brazillian dari arena. Sedang team medis langsung berlari datang mengobati Janggo yang sulit bergerak terkapar jatuh di arena. 

Setelah penonton mulai reda dari amarah mereka. "Pertandingan Final ini selesai dengan mengecewakan!!! Karena Ayam Brazillian telah berlaku curang!!! Maka kami dari tim juri sepakat memutuskan Ayam Brazillian di-diskualivikasi dan harus dikarantina karena terbukti telah banyak berbuat kecurangan selama mengikuti acara pertandingan kungfu ayam class internasional ini dari sejak awal!!!, maka pemenangnya, kita sambut dengan meriah!!! adalah Janggo!!!", ucap Raja Rimba itu pun selaku Ketua Tim Juri meriuhkan dan memuaskan para penonton disertai sorak tepuk tangan, haru dan suka cita, "Horay!!! Hidup Janggo!!! Yeaahuuw!!! Janggo!!!".

Kedua MC pun bernyanyi diikuti para penonton dan juri yang ikut menyanyi (lyric lagu Peter Cetera, "Glory of Love") bersama : "You keep me standing tall.., you help me through it all, I'm always strong when you're beside me..., I have always needed you, I could never make it alone... (hmmoowh) I am a man who would fight for your honor, I'll be the hero you're dreaming of... We'll live forever, knowing together, that we did it all for the glory of love..., (oowwh)"

"Just like a knight in shining armor, from a long time ago... (dududuruduw) Just in time, i will save the day, take you to my castle far away... (Yeeaaahhh, oooooww woooow yeeaaaah...) I am a man who would fight for your honor, I'll be the hero... you're dreaming of....(woooooaaaa...) We'll live forever, knowing together that we did it all for the glory of love... We'll live forever, knowing together, that we did it all for the glory of love...."

Berita kemenangan Janggo pun disambut dengan berita duka cita dari siaran televisi diberitakan telah tewas Yubie, Ayam Bekisar, akibat jarum beracun mematikan yang menusuk seketika salah sasaran ulah Ayam Brazillian : Yubie, paman Chici juga adik dari Tenhun, ayahnya Chici. Seluruh keluarga besar Chici dan Janggo pun berduka cita atas kematian Yubie, beserta kumpulan para grup MC dan diikuti juga banyak karangan bunga dan ucapan belasungkawa dari seluruh komunitas ayam di seluruh dunia. 

Bagaimana kisah petualangan Janggo dan Chici selanjutnya? BERSAMBUNG, To be continued. 
26-270717 Written by : Kepik Romantis/PVA
NB : Cerita ini sepenuhnya ditulis hanyalah dongeng karangan hayalan belaka. 

Sumber Photo : http://seramajalanday.blogspot.com