Tuesday, October 23, 2018

Peribahasa : Melihat Peliharakan Mata, Berjalan Peliharakan Kaki, dan Berkata/Bicara Peliharakan Lidah/Mulut

Di zaman serba modern kekinian, mungkin ungkapan pribahasa-pribahasa kuno sudah banyak yang melupakannya, apalagi karena rutinitas kesibukan sehari-hari. Terbiasa dengan lingkungan sehari-hari yang cuek, biasa, umum dan terlalu sering “menyepelekan/masa bodo” yang semakin lama sudah mulai melupakan larangan-larangan nenek-kakek moyang kita terdahulu yang bisanya mereka selalu terus-menerus sibuk menasehati kita agar selalu waspada, ingat-ingat dan hati-hati.

Seberapa sering kita dengar nenek-kakek moyang kita dulu selalu bilang, “Hati-hati di jalan yah…”, biasanya sebelum kita pergi ke suatu tempat, saat berpamitan dengan mereka. Mungkin kalimat itu terkesan “sepele” atau tidak terlalu penting buat kita yang terbiasa mendengarnya, hingga kedua orang tua kita pun kadang mengulang-ulang juga dan sering mengucapkan kalimat yang sama.

Terkadang kalimat yang singkat dan terdengar “sepele” itu, malah memiliki banyak makna yang mendalam. Apabila kita mau merenung sejenak, nenek-kakek moyang kita mengingatkan agar kita dimanapun berada agar selalu mawas diri, sadar diri, ingat diri dan berhati-hati dalam setiap tindakan prilaku kita agar selalu dijaga/dipelihara dan diperhatikan sebaik-baiknya.

Melihat Peliharakanlah Mata, artinya kedua mata yang melihat, bukan berarti boleh melihat apa yang dilihat semuanya, sebagai sumber penglihatan kita, wajiblah kita menjaga dan memelihara kedua mata kita, karena apa yang kita lihat, itulah yang menjadi awal munculnya alam pikiran kita juga. Pikiran kita senantiasa harus dijaga dengan melihat yang layak/haknya kita untuk melihat, janganlah ingin melihat hal-hal yang bukan menjadi hak milik kita, Kecuali kita telah mendapatkan Izin yang resmi untuk menjadi hak kita yang melihatnya. Misalkan/contoh : melihat/mengintip/mencontek jawaban milik orang lain, di saat ujian/ulangan di sekolah/kuliah ; atau juga meniru/mencontek/plagiat hasil karya milik orang lain sama saja dengan mencuri hasil karya, yang jelas menunjukkan bukan mental pribadi jiwa watak yang baik, karena merasa iri, merasa cemburu dan merasa ingin memiliki yang bukan menjadi hak milik kita.

Berjalan Peliharakanlah Kaki, artinya saat kita bertindak melakukan sesuatu hendaknya diperhatikan setiap gerakan/tindakan tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan ataupun musibah lainnya. Misalkan/Contoh: Seberapa sering kita saat berjalan terkadang tiba-tiba keseleo, terjatuh, terjerembab, terpeleset, tersenggol, tertabrak, bahkan yang lebih buruk lagi kesasar/tersesat hingga malah salah jalan ke jalan buntu.

Berkata/Berbicara Peliharakanlah Mulut/Lidah, ada pepatah terkenal “Tajam Lidah dari pada Pedang” atau “Lidah Tak Bertulang Tapi Bisa Lebih Tajam dari pada Pedang, Tetapi Pedang Bermata Dua”, maksudnya berhati-hatilah bericara/berucap/berkata sesuatu, karena selain dapat menyakiti perasaan orang lain juga dapat menyakiti/mencelakai diri kita sendiri. Misalkan/Contoh : Ucapan kasar mencaci memaki bahkan menghina dan merendahkan, selain menyakiti hati perasaan orang lain, juga membawa masalah bagi kita karena suatu saat mungkin orang lain bisa marah dan dendam akhirnya bukan membawa kebaikan melainkan malah malapetaka, bahaya, kerugian dan bahkan kesusahan bagi kita. Atau juga berbohong, berjanji-janji palsu, banyak kita sering mendengar orang yang hobi membual, berbicara “tinggi / besar” tapi ternyata malah “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”, hobinya mengumbar janji-janji manis, rayuan busuk, mulutnya manis tetapi ternyata penuh kepalsuan/bohong/dusta dan “beracun” yakni saat ditanya kembali prihal pembuktian dari janji-janjinya, dia malah berkilah marah dan mengalihkan pembicaraan dengan mencari-cari alasan lain dengan memojokkan menunjukkan semua kekurangan kesalahan-kesalahan kita terlebih dulu. Para “manusia palsu” pembual ini hanya akan membuatmu terbang melayang dengan ribuan ucapan manisnya yang penuh dusta, tetapi setelah keinginannya terpenuhi, kita hanya akan dibuang, dilupakan, ditinggalkan, diinjak-injak, dihina, direndahkan dan difitnah dengan berbagai tuduhan palsu menyakitkan karangannya untuk menunjukkan semua kelemahan, kesalahan dan kekurangan diri kita. Belum lagi manusia “kepo” yang hobinya “Ember Bocor”, alias hobi kesukaannya yang membuka-buka/menceritakan segala rahasia curhatan masalah kesulitan/kesusahan/penderitaan dari pribadi seseorang ke banyak orang apalagi yang diceritakan adalah tentang “aib/keburukan/kejelekan/kekurangan” seseorang kepada banyak orang, sehingga menjadi gunjingan/gossip, bahkan menjadi bahan cemoohan/hinaan dan fitnahan yang menyebar dimana-mana. Selain menghancurkan hidup orang lain juga membuat malu sangat menyakitkan bagi seseorang apalagi bila masalah itu adalah masalah perasaan cinta seseorang, yang terkadang beritanya belum tentu benar terbukti adanya malah sudah ditambahkan dengan cerita bohong/palsu lainnya. Adalagi manusia keji lainnya yang hobinya “Mengadu domba” alias “Lidahnya Bercabang Dua” seperti Ular beracun, setiap ucapannya bertujuan untuk menyulut pertikaian, permusuhan, keributan dan pertentangan, sehingga terjadi putus hubungan silaturahmi, sampai yang terburuk bahkan bisa terjadi perang saudara, semua hanya karena kejahatan lidah/mulut. 
 
Ucapan inilah yang terkadang sangat “sepele” dan banyak orang melupakan, tidak sadar, padahal sebuah kalimat saja yang terucap, pastilah tidak bisa ditarik kembali. Ibarat tidak mungkinlah ada orang mau mengaku akan “Menjilat Ludahnya Sendiri”. Berhati-hatilah berucap/berbicara, sebaiknya sebelum berbicara/berucap/berkata, kita berpikir 10x (Sepuluh Kali) sebelum kita mengucapkan, mengatakan sesuatu hal apapun, apalagi yang dapat menimbulkan polemik/masalah.

Memang banyak waktu dan mudah dapat berkata Khilaf, Lupa ataupun mengatakan “Maaf”, tetapi itu tidaklah cukup, apabila Tidak disertai Tindakan/Prilaku/Watak yang mengalami perubahan nyata secara signifikan menjadi lebih baik dan benar.

Berusaha berBesar Hatilah apabila kita selalu menjadi korban yang dizolimi, disakiti, dijahati, dihina, direndahkan, dibenci, dimarahi apalagi jadi bulan-bulanan diinjak-injak dengan segala macam cemoohan. Sebab Tuhan/Allah Tidak Tidur, pastilah segala sesuatu ada hikmahnya yang dapat kita ambil, mungkin kita sedang diuji agar lebih tabah, sabar dan ikhlas. Bukan berarti jika kita pernah menjadi korban, lalu kita juga jadi ikut-ikutan “Lupa” dan ingin membalas dendam dengan berwatak buruk juga, dengan membalas dendam, masalah tidak akan selesai, lebih baik kita belajar mengalah dan “legowo” atau melepaskan, merelakan dan biarkanlah berlalu, ibarat pepatah “Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu” dan Ingatlah bahwa “Mulut-mu Harimau-mu”.

Pesan Penulis, Tetaplah selalu menjaga dan memelihara pikiran, ucapan dan perbuatan kita. Berhati-hatilah dalam setiap langkah kita, jagalah selalu mata, jagalah peliharakan kaki kita saat berjalan dan berhati-hatilah saat berbicara/berucap sesuatu hal apapun juga. Belajar Berbicara/Berkata itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena perlu kepekaan, perhatian, serta kepedulian, dan setiap ucapan itu, janganlah sampai menyakiti dan menyinggung perasaan hati orang lain, dan janganlah berdusta apalagi berjanji palsu/berbohong, terlebih lagi ingkar janji, dan janganlah juga membuat polemik alias memperkeruh suasana, karena ucapan yang membawa berita keributan, risau dan kekacauan yang meresahkan bagi banyak orang. Sekalipun kita pernah menjadi korban “Sakit Hati”, cukuplah kita simpan semua itu dan lepaskan lalu lupakanlah, tidak perlu membalas dendam dengan hal yang sama kepada orang lain lagi, karena hanya akan memperpanjang waktu yang menyakitkan tersebut. Cukup kita banyak berdoa kepada Tuhan/Allah, serta tetap berikhtiar, berusaha lebih baik lagi, terus mawas diri mengintrospeksi bercermin diri dan tetaplah tegar, tabah, ikhlas dan sabar. Hasil Buah yang baik/manis bukanlah berasal dari bibit pohon yang jelek, Tetapi perlu bibit tanaman yang baik pula yang ditanam, perlu terus dijaga, dirawat, diperhatikan dan dipelihara agar pohon tetap tumbuh dengan baik dan berbuah yang manis.

23102018Written by : Kepik Romantis / PVA