Tuesday, December 27, 2016

Kado Liburan Terindah

Setiap akhir tahun tiba, pada umumnya anak-anak sekolah dan muda-mudi kuliah terlihat berhamburan berlari-lari riang gembira bermain bersama kawan-kawannya, serasa waktu liburan begitu lamanya...

Tidak dengan para karyawan, pekerja, maupun petugas penjaga keamanan, terkadang mereka harus terus tetap bekerja demi mencari nafkah untuk keluarga sekaligus menjaga keselamatan dan keamanan warga sekitar dan sekelilingnya. Begitu pula mereka (anak-anak terlantar), yang hidupnya kesusahan sekalipun liburan sekolah telah tiba, mereka ikut bekerja ataupun berdagang demi membantu orang tuanya dalam mencari nafkah kehidupan, demi menyicil membayar hutang dan untuk tabungan biaya sekolahnya nanti.

Bukan sebuah keistimewaan ataupun kemeriahan pesta yang didapatkan dalam setiap liburan akhir tahun. Tetapi adalah rasa bersyukur karena selama setahun lamanya melewati hari demi hari yang melelahkan, berat, penuh masalah, penuh duka luka, sakit dan kesedihan, dengan liburan ini meskipun mungkin dirasakan berbeda-beda setiap orang, ada yang hanya beberapa menit, beberapa jam, ataupun hanya beberapa hari saja, syukurilah itu sebagai karunia indah telah melewati kurang lebih 365 hari dalam setahun dengan selamat.

Hargailah waktu yang hanya sesaat, namun penuh rasa syukur atas berkah karunia keselamatan yang telah Tuhan/Allah (Maha Kuasa, Maha Pengasih, dll) berikan selama setahun lamanya untuk membuat kita menjadi manusia tegar, sabar, kuat dan selamat, sehingga mampu dalam menghadapi berbagai cobaan, masalah, sakit, luka, dan kesedihan apapun yang terjadi kepada diri kita selama kurang lebih 365 hari (setahun) lamanya.

Nikmatilah rasa syukur heningnya doa dan lantunan lagu-lagu indah, kehangatan kasih bersama keluarga, bersama sahabat teman-teman terdekat, ataupun kawan-kawan di sekeliling kita, ataupun berbagi bersama saudara-saudara kita yang kurang mampu juga, yang hidupnya mungkin jauh lebih susah dan miskin dari kita. Jangan merasa sedih sendiri karena di luar sana, masih banyak mereka yang hidupnya jauh lebih berat dan sedih dibandingkan diri kita sendiri. Berbagi suka dan duka bukanlah sesuatu hal yang buruk, tidak perlu mengharapkan pemberian kado dari siapapun, tetapi lebih baik menjadi kado spesial untuk siapapun.

Jadikanlah dirimu sebagai kado spesial terindah bagi semua orang yang susah, sedih dan menderita. Menjadi terang diantara kegelapan, menjadi cinta kasih sayang diantara rasa kebencian, amarah dan dendam. Tidak selalu kado pemberian berupa barang, benda dan harga yang mahal, tetapi hal-hal sederhana pun dapat menjadi kado yang istimewa untuk membahagiaan banyak orang, bila diberikan dengan doa, rasa tulus ikhlas dan penuh rasa cinta kasih sayang, yang membawa ketenangan kedamaian bagi dunia dan semesta alam. 271216 Written by : Kepik Romantis / PVA.
Sumber Photo:  http://longwallpapers.com/Desktop-Wallpaper/christmas-snow-wallpapers-1080p-For-Desktop-Wallpaper.jpeg

Saturday, December 24, 2016

Have Yourself A Merry Little Christmas – Lyrics Meaning -

New lyric and Original Lyric - combined
Music composed by Hugh Martin, lyrics by Ralph Blane
Have yourself a merry little Christmas,
Let your heart be light
(From now on) - Next year all
our troubles will be out of sight

Have yourself a merry little Christmas,
Make *the "Yule-tide gay",
(From now on) - Next year all
our troubles will be miles away.

(Here we are as in olden days) -
Once again as in olden days
Happy golden days of yore.
Faithful friends who are dear to us
(Gather near to us once more) -
Will be near to us once more.

- Someday soon we all will be together
If the fates allow
Until then we'll have to muddle through somehow
So have yourself a merry little Christmas now -

Through the years
We all will be together,
If the Fates allow
Hang a shining star upon the highest bough.
And have yourself A merry little Christmas now.

*Meaning of : Make the "Yuletide gay"
As we just reviewed, “gay” means happy—Judy Garland was not singing about a Yuletide with homosexual leanings. “Yuletide,” etymologically, roots in the Old English word “ġéol,” which has since been translated to “Yule,” referring to the 12-day religious festival celebrated by Northern Europeans hundreds of years ago. Over the years, the meaning has evolved, essentially, to “Christmastime,” and describes the period between Dec. 24 and Jan. 6. Judy, as depressing as she sounds in this song, just wants your holiday season to be happy.    
Memiliki Sendiri Kebahagiaan Natal Sederhana - lirik
Musik disusun oleh Hugh Martin, lirik oleh Ralph Blane

Memilikilah / nikmatilah sendiri kebahagian hari Natal yang sederhana / kecil,
Biarkan hatimu menjadi ringan / tenang
(Di mulai dari sekarang) - Pada Tahun depan semua - ,
masalah-masalah hidup kita biar pergi dulu dari hadapan kita

Nikmatilah sendiri kebahagian hari Natal yang sederhana,
Membuat waktu peringatan di kebahagiaan hari "Yule" ,
(Di mulai dari sekarang) - Pada Tahun depan semua - ,
masalah-masalah hidup kita akan pergi ber-"mile-mile" sejauh jauhnya.

(Di sini kita seperti berada di masa lalu),
- Sekali lagi seperti berada di masa lalu -
Bahagia merayakan di hari keemasan dahulu kala.
teman setia yang percaya sayang peduli kepada kita
(Kumpulkan dekatkan kembali dengan kita sekali lagi)
- Akan kembali dekat kembali dengan kita sekali lagi -

Suatu saat nanti kita semua akan dapat bersama kembali
Apabila / Jika takdir memungkinkan
Sampai dengan suatu saat itu nanti kita tetap harus mengatasi kekacauan masalah itu entah bagaimanapun untuk menemukan solusinya gimana
Maka sekarang milikilah/nikmatilah sendiri kebahagian hari Natal yang sederhana / kecil -

Selama bertahun-tahun,
Kita semua akan dapat bersama-sama,
Apabila / Jika takdir memungkinkan
Menggantung sebuah bintang bersinar pada dahan yang tertinggi.
Dan memilikilah sendiri kebahagiaan hari Natal yang sederhana.

*Penjelasan mengenai : Membuat "the Yule-tide gay"
Karena kami hanya meninjau kata "gay" berarti senang - Judy Garland tidak bernyanyi tentang Natal (Yule-tide) yang berkaitan dengan kecenderungan homoseksual. "Yuletide," secara etimologis, berasal dalam kata Bahasa Inggris Kuno yaitu "Geol," yang sejak itu telah diterjemahkan menjadi "Yule," mengacu pada 12 hari festival keagamaan yang dirayakan oleh orang Eropa Utara sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, artinya juga telah berkembang, pada dasarnya, untuk "waktu Natal," dan selalu menggambarkan setiap periode antara 24 Desember dan 6 Januari. Judy,  yang menyanyikan lagu ini dengan nada menyedihkan karena kita mendengarnya dalam lagu ini, hanya ingin berharap agar musim liburan Anda menjadi bahagia.
Sumber data dan Photo :
http://www.theatlantic.com/entertainment/archive/2015/12/have-yourself-a-merry-little-christmas-an-ode-to-seasonal-melancholy/421374/; https://www.carols.org.uk/have_yourself_a_merry_little_christmas.htm;
http://www.metrolyrics.com/have-yourself-a-merry-little-christmas-lyrics-judy-garland.html ;
http://www.npr.org/2010/11/19/131412133/the-story-behind-have-yourself-a-merry-little-christmas ;
http://www.thedailybeast.com/articles/2012/12/25/the-most-confusing-christmas-music-lyrics-explained-video.html ;
http://wallpapersafari.com/w/gih8NI/

Friday, November 18, 2016

Jalan Pilihan

Hidup adalah sebuah pilihan, apapun pilihan yang diambil, dibuat dan ditentukan, itupula juga yang akan berdampak bagi kehidupan sekarang maupun akan datang. Pilihlah jalan yang baik dan benar agar suatu ketika nanti tidak akan merasa menyesal di kemudian hari, pada saat semuanya telah berlalu dan hanya dapat teringat kembali sebagai sebuah kenangan ingatan yang telah menjadi bagian dari sejarah masa lalu, yang tidak akan mungkin dapat mengubah mengulangnya kembali.

Ada begitu banyak macam pilihan dalam kehidupan, beaneka ragamnya, setiap pilihan yang diambil dalam setiap langkah kehidupan adalah seperti menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam alam pikiran dan perasaan batin sendiri. Itulah sebabnya, menjadi bermacam-macam pula masalah maupun kejadian yang terjadi di setiap kehidupan manusia. Karena setiap individu memiliki pilihan jalannya masing-masing, hanya akan menjadi sedikit sama apabila mereka memutuskan untuk memilih jalan hidup mereka secara bersama-sama atau menikah dan berkeluarga. Tetapi bukan berarti yang menikah, hidup bersama dan berkeluarga, sudah dipastikan akan memiliki jalan kehidupan yang sama pula, hanya sedikit sama, tetapi tetap ada perbedaan, mengapa? Karena dari sikap dan prilaku manusia per-individu pada dasarnya adalah berbeda-beda atau beraneka ragam uniknya, kalaupun dapat disamakan perlu waktu dan penyesuaian hingga beradaptasi, tetapi hasil akhir penentuan di ujung batas kehidupan mereka tetap adalah ditentukan oleh pilihan jalan masing-masing individu manusia, siapapun dan apapun tidak dapat memaksakannya menjadi apa yang diinginkannya, kalaupun dipaksakan belum tentu membawa kebahagiaan bagi individu yang merasa terpaksa hidupnya.
     
Hidup memang tidaklah mudah tapi kita harus memilih jalan hidup kita sendiri-sendiri. Kehidupan menawarkan bermacam tujuan, keinginan, cita-cita, kenikmatan duniawi, kemewahan, keagungan, keindahan, hingga kemiskinan, kesengsaraan / kesusahan maupun penderitaan. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia, diuji apakah mampu menghadapi setiap tawaran yang ada di sekeliling lingkungan kehidupan kita sehari-hari. Sadar atau tidak sadar, anda sendiri yang menentukan jawabannya masing-masing.

Setiap pilihan juga ada konsekuensinya sendiri, tidak jarang semuanya hanyalah kepalsuan, penipuan, kebohongan, rekayasa, cobaan, ilusi dan bahkan ujian yang dapat menjerumuskan ke dalam situasi masalah ataupun sebaliknya mendapatkan jawaban baru untuk menyelesaikan tugas, misi dan tanggung jawab masing-masing individu manusia di dunia fana ini, yang pastinya akan dilepaskan dan ditinggalkan juga semuanya, tiada suatu apapun yang mampu dimiliki di alam dunia fana, yang sementara ini, sudah pasti tidak ada yang abadi, semua akan lapuk, hancur, musnah dan kematian adalah akhir dari semuanya. 

Tetapi kematian yang bagaimanakah? Semuanya adalah pilihan, termasuk hasil ujian akhir kematian itu sendiri. Sudah pasti semua manusia memilih kebahagiaan, bukan untuk memilih yang sakit, takut, sedih, sengsara dan menderita. Tidak ada yang mau membeli neraka, pasti memilih ingin ke surga. Akan menjadi mudah dan sesulit apakah pilihan jalan itu? Teka teki penuh misteri yang aneh tapi nyata dan hanya diri anda sendiri yang mampu menjawabnya. Lebih banyak yang pandai berbicara dan bersuara lantang tentang kemudahan, tetapi lebih banyak yang menggunakan tipu muslihat dan jebakan kebohongan dan pembodohan, sehingga sangat jarang yang mampu mengajarkan untuk membuktikan tentang kebenaran dan kebaikan. Ingat dan berhati-hatilah dengan kebingungan dan keragu-raguan, sebab pada saat anda kehilangan fokus, kehilangan konsentrasi, lupa diri, lengah, ceroboh dan hilang kesadaran, maka di sanalah anda diuji kemampuan diri anda. Maka sadarilah dan waspadalah pada apapun juga dan kalaupun anda sampai jatuh ke jurang, kehilangan arah dan tersesat dalam perjalanan, ingatlah bahwa masih ada "petunjuk arah" itu selalu akan ada, yakni tanya dan jawablah kepada diri anda sendiri, kemana anda ingin berjalan / melangkah? Ingatlah dan sadarilah pada setiap saat, setiap waktu bahwa kita akan menuju kematian, lakukan yang terbaik dan menjadi benar. Benar dan baik yang bagaimanakah? Sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya diri anda sebagai manusia, agar kita dapat kembali ke pangkuan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi seluruh umat manusia tanpa membeda-bedakan apapun dan siapapun juga.
            
Hidup adalah sebuah perjalanan dan anda dapat memilih dan membuat jalan anda sendiri. Biarkan hati anda membimbing anda, tidak perlu anda melihat / mencontek / meniru dari orang lain, anda adalah pemimpin yang memandu / membimbing yang terbaik bagi diri anda sendiri. 

Setiap manusia memiliki perjalanannya kehidupannya masing-masing, sering mendengar ungkapan peribahasa "Banyak jalan menuju Roma", jadi janganlah khawatir, ada banyak cara, ada banyak bentuk usaha dan alternatif untuk mencari solusi jawaban dalam setiap kesulitan, permasalahan dan tujuan untuk meraih cita-cita, impian, tujuan dan hasil akhir yang membahagiakan bagi setiap individu manusia, maka janganlah menyerah dan jangan berputus asa apabila kita mengalami kegagalan, tetaplah fokus untuk terus berusaha mencari jalan terbaik menemukan solusi dari semua permasalahan dan kekacauan hidup di dunia ini. 
    
Hidup ini adalah milik anda. Ambillah kekuatan untuk memilih apa yang anda inginkan, yang harus dilakukan dan melakukannya dengan sebaik-baik / sebenar-benarnya. Ambillah kekuatan untuk mencintai / menyayangi / mengasihi apa yang anda inginkan di kehidupan ini dan cintailah / sayangilah / kasihilah dengan sejujur-jujurnya. Ambillah kekuatan untuk berjalan di dalam hutan dan menjadi bagian dari alam (melestarikan kehidupan keindahan keasrian dan kebahagiaan semesta alam, agar dapat bermanfaat untuk banyak makhluk hidup, dan menjaga merawat melestarikan agar tidak cepat musnah karena keserakahan / ketamakan / keegoisan pribadi). Ambillah kekuatan untuk mengendalikan hidup anda sendiri. Tidak ada orang lain siapapun juga yang dapat melakukannya untuk anda. Ambillah kekuatan untuk membuat, menentukan, melakukan dan merancang kehidupan anda agar menjadi bahagia.

Kita tidak mampu memilih bagaimana kita memulai di dalam kehidupan nyata yang seluas / sebesar ini? Melainkan apa yang anda lakukan dengan pilihan keputusan / penentuan jawaban di tangan anda sendiri yang harus anda terima ikhlaskan sebagai hasil akhirnya.

Apa yang telah kita terima pada saat kita lahir di dunia ini, adalah bagian dari proses perjalanan hidup yang harus dijalani dengan ikhlas dan sabar. Bukan berarti tidak mampu berubah, semua perubahan dapat terjadi, tetapi perlu perjuangan, usaha dan prilaku sikap yang berani dalam menjalani setiap keputusan perjalanan hidup ini, dimana anda sendirilah yang menentukan dan menjalaninya. Jadi jangan salahkan siapapun dan apapun juga yang terjadi kepada diri kita, anggaplah semua kegagalan, kejatuhan, kesusahan, kesengsaraan, penderitaan dan kesalahan itu sebagai awal mula dari proses pembelajaran hidup ini agar menjadi lebih baik, benar dan berguna lagi di kemudian hari nantinya.

"saya sendiri memilih...untuk hidup dengan pilihan, tidak karena kesempatan secara kebetulan;
Untuk membuat perubahan, bukan membuat alasan;
Memilih untuk termotivasi, bukan memanipulasi / menipu / berbohong / berdusta;
Memilih menjadi berguna, bukan dimanfaatkan / diguna-gunakan / dibodohi;
Memilih untuk menjadi unggul / terbaik, bukan untuk bersaing.
saya sendiri memilih untuk menghargai diri, bukan untuk mengasihani diri.
saya sendiri memilih untuk mendengarkan suara batin hati saya sendiri, bukan dari katanya pendapat / opini beragam acak dari perkataan / penjelasan orang lain yang belum tentu dapat terbukti benar kenyataannya."

Memilih jalan yang gelap atau yang terang, hanya diri sendiri yang mengetahuinya, sadar atau tidak sadar perjalanan itu akan terus dan akan tetap berjalan, entah akan ke arah kegelapan ataukah akan ke arah penerangan. Menjadi baik ataupun buruk adalah diri sendiri juga yang mengetahui dan menyadarinya. Bukan salahkan kepada orang lain, bukan salahkan kepada siapapun ataupun apapun. Pepatah "Dimana ada api, di situ pasti ada asap", dimana-mana ada kejadian dan masalah kekacauan pastilah ada sebab-sebabnya, tidak akan mungkin akibat dapat terjadi, apabila tidak ada penyebab atau asal muasal permulaan terjadinya.

Sekalipun seseorang manusia dapat salah jalan, tersesat dan bahkan terjatuh ke dalam jurang sekalipun, semua ada permulaan sebab-sebabnya, bisa jadi karena ketidaktahuan, kebodohan, kealpaan, kelalaian, kemalasan, kecerobohan dan ataupun ketidaksadaran diri seseorang karena salah pemikiran, salah pemahaman, salah pengertian, ataupun bisa ekstrem karena menutup pemikiran / kesadarannya akibat keegoisan, keyakinan dan kepercayaannya pada hal-hal ataupun sesuatu yang belum tentu benar adanya. Itulah perlunya pembuktian akan kebenaran itu sendiri, tidak hanya sekedar meyakini dan mempercayai sesuatunya hanya karena tertulis di dalam buku, catatan dari ilmu pengetahuan penjelasan apapun juga, hanya karena diucapkan oleh orang-orang yang telah menjadi para pemuka / terkemuka / teragung, terkenal, terhebat, terpercaya ataupun terhormat dan tertinggi lainnya. Tetapi jalani keyakinan dan kepercayaan itu disertai dengan bukti-bukti kebenaran dan kebaikan yang dapat membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi kehidupan seluruh umat manusia dan semua makhluk di manapun juga di dunia dan alam semesta ini.
          
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan, jadi pilihlah jalan untuk melepaskan hal-hal yang membuat anda menderita / frustrasi dan mulailah untuk menikmati hidup anda. Menikmati kehidupan ini agar dapat berbagi dan membawa berkah, anugrah, manfaat, keselamatan dan kebahagiaan juga bagi sesama umat manusia lainnya, tanpa membeda-bedakan apapun juga. Karena kebahagiaan itu juga pilihan dan hak yang dapat diperoleh untuk semua orang. Jadi untuk apa lagi membeli penderitaan, membeli kesengsaraan, kesusahan, sakit hati, membeli amarah emosi dan neraka yang menyakitkan diri sendiri. Mulailah membuka mata, hati dan pikiran kita agar mampu lebih bijaksana dalam memilih jalan hidup ini, yang tentunya pasti memilih untuk Selamat dan Bahagia.
      
"saya memilih untuk bahagia."
161116 Written by : Kepik Romantis / PVA
Sumber Photo : www.pixteller.com ; www.jarofquotes.com ; ilikesayings.blogspot.com ; cdn.quotesgram.com ; jpmorganjr.com ; www.coachdennistan.com ; picturequotes.com ; loristillman.files.wordpress.com ; www.bluebeetle.me ; www.franklin.edu ; cdn.merchantmaverick.com ; quotesjunk.com ; data.whicdn.com ; authorsheilabliss.blogspot.co.id 

Refleksi Diri - Self Reflection -

"Buruk muka, cermin dibelah..", sering sekali mendengar pribahasa tersebut, sayangnya banyak yang tidak pernah mengingat apalagi menyadarinya. Lebih senang membelah menghancurkan cerminnya dibandingkan menyadari keburukannya sendiri. Cermin adalah refleksi diri kita sendiri, apa yang telah dilakukan, diperbuat, diucapkan, dipikirkan bahkan dikreasikan, semuanya akan berdampak terlihat langsung oleh diri sendiri. Hanya saja manusia jarang menyadari, lebih senang mencari-cari alasan lain, menyalahkan hal-hal, orang-orang lain bahkan lingkungan pun selalu disalahgunakan dijadikan sebagai alasannya juga. Lebih banyak orang suka ikut campur dengan kesalahan orang lain, alias sangat suka mencari-cari kesalahan, kelemahan, dan kekurangan orang lain, dibandingkan belajar memperbaiki setiap kelemahan, kekurangan dan kesalahan pada diri sendiri. 

Menjadi bijak bukan tidak mungkin, banyak pilihan cara untuk menjadi manusia bijaksana, selain belajar "bercermin" diri, lebih mudah meniru kebijakan-kebijakan para tokoh-tokoh terkenal yang telah lebih dulu ada sebelumnya, tetapi bukan tidak mungkin bila seseorang manusia menjadi bijak karena belajar sendiri dari setiap pengalaman hidupnya yang terburuk / terpahit / terluka. Penulis lebih memilih jalan bercermin diri dari setiap pengalaman hidupnya, dibandingkan dengan meniru jalan kebijakan-kebijakan para tokoh-tokoh terkenal, mengapa? karena jalan kebijakan-kebijakan para tokoh hanyalah contoh dari sebagian kecil yang terkadang tidak semudah apa yang dihadapi oleh diri kita sendiri, dimana setiap manusia memiliki keunikan, perbedaan dan pemikiran yang tidak sama dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam hidupnya masing-masing. Tidak jarang kita belajar lebih banyak dari kesalahan dan kehancuran hidup yang paling buruk, karena dari setiap penderitaan pasti ada sebuah jawaban atas kesusahan penderitaan itu terjadi pada awal mulanya.


Dunia kehidupan ini menjadi kacau balau, bukan salah lingkungan, bukan salah alam, bukan juga salahnya orang-orang lain. Tetapi salah diri sendiri, salah diri kita individu masing-masing yang kurang sadar, kurang belajar memperbaiki diri sendiri, kurang mawas diri, kurang bijaksana dan cenderung lebih mudah marah emosi dan sangat suka menyalahkan dan mencari-cari alasan lain untuk membela diri sendiri. Kesalahan utama yang selalu merasa diri sendiri paling benar, merasa yang lainnya salah, merasa telah menjadi manusia yang paling hebat, luar biasa angkuh dan sombongnya hingga merasa ingin menjadi setinggi setingkat dari Sang Pencipta (Tuhan), "lupa diri", tidak perduli pada sesama, lebih senang diagung-agungkan, terlena akan mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai penghormatan anugrah tertinggi, sehingga "ego"-nya lebih besar dibandingkan rasa kemanusiaan dan kasih sayang kepada sesama dan universalitas.

Jadi dimana Kebijaksanaan itu berada? Manusia yang sadar-sesadar sadarnya diri manusia itu sendiri. Tidak ada siapapun yang patut disalahkan, karena mereka semua juga adalah hasil cerminan dari sebab dan akibat yang telah diri kita sendiri lakukan / perbuatan, pikiran, ucapkan, yakni dari adanya aksi dan reaksi. Bila kita sendiri baik kepada universalitas, pastilah universalitas juga akan membalas kebaikan kita juga. Begitu pula dengan hukum sebaliknya. Menjadi baik, bersahabat dan berkawanlah terhadap diri sendiri dulu dengan memperbaiki diri sebaik-baiknya, barulah dapat menjadi contoh kebaikan bagi sesama dan universal pun akan dengan sendirinya ikut terlibat dan bereaksi terhadap kebaikan diri kita.
Sebagai cotoh : 1.) Bila kita membuang sampah sembarangan, akibatnya kotor, selokan penuh sampah, aliran air menjadi macet dan akhirnya menjadi banjir. 2.) Lahan pegunungan, perbukitan hijau yang penuh pepohonan ditebang habis menjadi lahan gundul, maka sudah pasti akan terjadi longsor, ektrim cuaca panas, hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya, dampaknya hewan liar menyerang pemukiman penduduk, ekosistem berubah dan keseimbangan alam pun menjadi kacau. Lalu mau salahkan siapa lagi?

Dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia itu juga, atau dari diri sendiri, oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri, jadilah meluas dan terus berkembang di dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara, menjadi prinsip dasar teori demokrasi yang dipopulerkan oleh Abraham Lincoln, yakni: dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kembali kepada diri individu masing-masing, Apakah diri ini sudah bangun dan sadarkah?
Bijaksana diri sendiri dulu bukan dari orang lain, bukan dari lingkungan, bukan dari alam, bukan dari siapa-siapa, tetapi dari kesadaran di dalam diri sendiri masing-masing terlebih dahulu, barulah orang lain, sesama, keluarga, saudara, sahabat, teman, bangsa, bahkan negara dan universalitas pun ikut serta. Sadarkan : Bukalah mata, hati dan pikiran kita masing-masing, bercerminlah, perhatikanlah, sadarilah dan pelajarilah. Mencegah dan memperbaiki diri sendiri masih belum terlambat, dari pada ceroboh, semaunya, masa bodoh, egois dan tidak menyadarinya sama sekali. 
161116Written by : Kepik Romantis / PVA
             
Sumber Photo : slidesharecdn.com ; www.chrisakins.com ; medicaldaily.com ; www.bobolland.com ; www.northeastern.edu ; www.drawnfrommybrain.com ; quotesgram.com

Thursday, October 20, 2016

Berpikir Sederhana, Tidak Ada Kotak Pikiran "Simple Mind, There is No Box"

Seringkali kita mendengar kalimat, "Jangan berpikir di dalam kotak", ataupun "Berpikirlah di luar kotak", bahkan ada lagi "Berpikir bagaimana memanfaatkan / menggunakan kotak yang ada", lalu muncul pertanyaan lagi "Bagaimana bila kotaknya besar, sampai kapanpun tidak akan mampu keluar dari kotaknya?". Lalu jawaban/solusinya apa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas : 

1. Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan : "Siapakah yang membuat/menciptakan Kotak-nya?"
2. Membalik pertanyaannya dengan jawaban : "Bagaimana bila sebenarnya Tidak Ada Kotak?"

Jadi yang menciptakan "Kotak" dalam pikirannya sendiri itu siapakah? Kenapa harus membuat kotak dalam pikiran anda sendiri, bila ternyata sebenarnya itu Tidak pernah Ada Kotak. Mengapa harus membatasi pikiran anda dengan terkotak oleh doktrin dan dogmatis yang ada, bila ternyata yang membuat doktrin dan dogmatis aturan tersebut juga adalah diri manusia sendiri. Mengapa anda mau mempercayai segala sesuatu, tanpa membuktikannya terlebih dahulu dengan akal pikiran sehat anda sendiri. Mengapa anda mau menjadi "Robot" yang diatur dan diperintah oleh sistem aturan dan kotak yang anda buat sendiri. Selama anda masih berpikir bahwa di dalam pikiran anda ada "Kotak" atau dinding/penghalang, aturan, dogma, sistem dan doktrin dari yang berlaku atau berjalan sesuai dengan arus/alur jalur di kehidupan saat ini dengan rutinitas yang selalu monoton dan bahkan membuat anda sengsara, menderita, susah, sedih, dkk (masih banyak lainnya) sehingga seperti berputar-putar di lingkaran yang sama, tanpa dapat keluar dari lingkaran, maka anda akan terus berpikir "Terkotak/Terkurung" selama-lamanya, tanpa mengetahui solusi/jalan keluarnya. 

Bila anda tidak membangun pikiran dengan "Kotak" sekalipun itu bentuknya tidak selalu kotak, bisa saja bentuk itu segitiga, lingkaran, trapesium, layang-layang, bujur sangkar/persegi, segi sembarang dan berbagai bentuk dan konsep lainnya yang akan muncul membentuk sesuatu dengan bentuk-bentuk lain yang baru dan modern. Padahal intinya tetap sama bahwa itu adalah bentuk atau konsep yang dibuat oleh imajinasi dari alam pikiran kita sendiri. Seperti seseorang ingin membuat rumah, maka insinyur, arsitek dan designer akan bertanya bentuknya seperti apa kira-kira? Atau warnanya, rupanya, maunya, sukanya dan ukurannya yang seperti apa? Maka kita akan spontan dan secara langsung meng-"create" atau membuat imajinasi di dalam pikiran kita sendiri dengan bentuk dan konsep yang kita inginkan. Jadi selama pikiran anda masih terkonsep, tertata, tersusun dan terbentuk, maka anda selamanya tidak akan pernah mampu berubah, apalagi menerima suatu kebebasan dalam berpikir dan kebebasan dalam menjalani hidup dengan damai, tenang dan bahagia.

Mengapa dapat demikian, apa berarti kita tidak mampu bahagia? Apakah selamanya manusia akan mau terus menerus terkurung di dalam lautan penderitaan dan kesengsaraan? Jawabannya sangat sederhana, Siapakah yang mulai memilih, membuat dan menciptakan masalah, penderitaan dan kesengsaraan itu? Sudah pasti adalah diri kita sendiri, yang tidak lain dan tidak bukan adalah diri manusia itu sendiri. Jadi bila anda merasa hidup anda tidak bahagia, coba tanyakanlah kepada diri anda sendiri, apakah saya telah memilih menjalankan di jalan yang baik dan benar? Jika iya, anda merasa yakin sudah baik dan benar, lantas mengapa anda merasa bahwa hidup anda di dunia ini masih tidak bahagia? Apakah yang membuat anda tidak bahagia? Itulah yang menjadi penyebabnya tercipta penderitaan, kesengsaraan, sakit, dkk (masih banyak lagi), jika setiap diri manusia menyadari akan terjadinya hal ini, maka anda sudah dapat menemukan semua jawaban dan solusi di setiap permasalahan di dalam hidup anda.      

Janganlah mulai menyalahkan orang lain, apalagi mulai meributkan, mempermasalahkan dan bertengkar dengan orang lain yang berbeda pendapat, tujuan, keyakinan, beda warna, beda pengertian, beda konsep, beda prinsip, dkk (masih banyak perbedaan jika dicari satu per-satu), Tetapi mulailah dengan bertanya kepada diri kita sendiri, yaitu Sudahkah kita menghargai, mengerti, memahami, merasakan dan menyadari keadaan diri kita sendiri bila berada di posisi mereka (orang lain), karena semua manusia sudah pasti berbeda-beda pola pikirnya, tetapi akan menjadi sama jika terjadi adanya pemahaman, pengertian, kepedulian, perhatian dan perasaan yang sama. Apakah itu Cinta Kasih Sayang yang dimiliki oleh setiap manusia adalah sama. Semua manusia sama-sama ingin hidup tenang, ingin aman, ingin damai, ingin rukun, ingin tentram, dan bahkan ingin bahagia. Tidak ada satupun manusia ingin memilih hidup menderita apalagi sengsara. Jadi kenapa harus Takut? Takut dihina, takut disakiti, takut direndahkan, takut diinjak-injak, takut dipermalukan, takut dikatakan bodoh, takut diejek ditertawakan, takut dibilang gila/tidak waras, takut dikatakan ini dan itu macam-macam, takut semuanya. Karena ketakutan-ketakutan itulah maka selamanya akan menciptakan konsep, dinding, lapisan, bentuk, aturan, dogma, tatanan, doktrin, dan terciptalah perbedaan yang terus mengKotak-kotak, memisahkan satu individu dengan individu lainnya. Terpecah-pecah, terpisah-pisah bagian demi bagian, karena masing-masing membentuk "kotak"nya sendiri-sendiri. Apalagi yang lebih hebatnya, kotak itu ternyata dapat dimanfaatkan dibuat sesuai ukurannya untuk mengurung kotak yang lainnya. Kesimpulannya : Bila mampu keluar dari Kotak, maka berpikirlah dan garis bawahi bahwa Kenyataannya adalah : "Kotak itu seharusnya Tidak Ada." 

201016Written by : Kepik Romantis / PVA 
Sumber Photo : az616578.vo.msecnd.net ; www.mynameistatas.files.wordpress.com ; cdn.meme.am (memegenerator.net) ; cdn-webimages.wimages.net 

Thursday, October 13, 2016

Filosofi Hidup Guru Sejati

Siapakah yang anda maksud dengan seorang guru? Apakah selalu seseorang yang berprofesi sebagai guru di sekolah atau dosen di kampus? Ataukah semua orang yang dapat mengajarkan kepada anak-anaknya seperti seorang ibu? Mungkinkah semua orang dapat menjadi guru sejati? Melalui beberapa pertanyaan tersebut akan dibahas didalam penulisan ini.

Pembahasan dimulai dari melihat keadaan di sekeliling kita, pasti semua akan dapat menjawab bahwa semua orang dapat menjadi guru, tetapi apakah yang dimaksud Guru Sejati? Tidak semua yang dapat mengajar disebut Guru Sejati, begitu juga tidak semua yang berprofesi sebagai Guru / dosen yang mengajar di sekolah dan kampus dapat mengajar seperti Guru Sejati. Jadi sejatinya di sini apa maksudnya? Jawabannya adalah mengajarkan mengenai menjalani kehidupan tetapi bukan dengan teoritis semata-mata yang didapatkan seperti di sekolah, di kampus, dan di tempat kursus lainnya, melainkan dengan bukti mencontoh dan memperlihatkan kepada kita agar kita menyadari dengan sendirinya, atau disebut Guru Tanpa Menggurui, dengan kata lain Guru Tanpa Murid dan Murid tanpa merasa digurui. Siapakah mereka? Adalah para Petani, Pedagang kecil dan Anak-anak mandiri. Seperti apakah mereka mengajarkan kita tentang kehidupan? Berikut adalah kisahnya masing-masing :

1. Petani : Sejak matahari belum terbit, beliau sudah bangun di pagi buta, bersiap-siap berangkat ke sawah, ladang dan kebunnya yang harus dirawat, dijaga, dipelihara dan diperhatikan setiap hari. Hanya berbekal makanan yang seadanya, beliau pergi berangkat untuk bekerja, dengan peluh keringat dan bertahan di cuaca apapun. Mulai dari membajak sawahnya, mencangkul tanah, menanam bibit, mengairi, memberi pupuk, bahkan memberikan obat jika tanaman sakit dan melindungi tanaman-tanamannya dari hama dan virus penyakit, serta tidak lupa harus merawat dan menjaga hewan-hewan peliharaannya. Setiap hari dilakukan tanpa rasa bosan, hingga beliau lupa waktu dari pagi sudah sampai dengan sore menjelang malam hari, kembali pulang ke rumah. Namun bila Musim Panen tiba, beliau tidak lupa mengajak tetangga-tetangganya, saudara-saudara, bahkan warga di sekelilingnya untuk saling membantu membagi-bagi hasil panen agar dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, barulah sisanya dapat dijualkan ke pasar tradisional. 

2. Pedagang kecil : Pernahkah anda melihat orang-orang berumur sangat lanjut usia (dari umur kisaran diatas 70 tahun hingga 100 tahun lebih) sejak pagi hari hingga sore hari berkeliling komplek rumah-rumah dan masih juga duduk di emperan membawa pikulan ataupun gembolan besar, hingga tampah besar di atas kepalanya, berjualan dagangan yang seadanya, entah itu berjualan sayur mayur, sekedar jualan tanaman bumbu (jahe, kemiri, dll) dedaunan (sirih, pandan, suji, salam, dll) atau ilalang (akar "eurih"/alang-alang) yang harganya tidak seberapa, jualan makanan (getuk, urap talas, urap ketan, jamu-jamuan gedong, pecel/gado-gado, dll), buah-buahan seadanya ataupun kerajinan tangan hasil karyanya sendiri (mainan anak-anak dari kayu, boneka kayu, dll). Pedagang ini biasanya sudah tidak layak berdagang di zaman era moderinasi sekarang, kenapa? Karena dijamin kalah saingan dengan supermarket dan swalayan. Tetapi kenapa mereka masih saja berjualan? Bahkan bila dihitung hasil keuntungan dengan ongkosnya terkadang tidak sebanding dan terkadang usahanya tidak laku sama sekali ataupun kadang hanya laku terjual sedikit. Bisa dibayangkan sudah amat sangat mustahil jika bersaingan dengan pedagang besar apalagi swalayan ataupun supermarket.

3. Anak-anak mandiri : Mereka yang masih seumuran tidak layak bekerja, tetapi karena harus menghidupi kedua orang tuanya yang sedang sakit parah perlu biaya pengobatan, untuk menolong menghidupi adik-adiknya, ataupun hidup sebatang kara tanpa orang tua (ditinggalkan atau orang tuanya meninggal dunia) dan jauh dari saudara. Mereka berjuang sendirian menggantikan posisi kedua orang tuanya yang bekerja, mereka rela bekerja apa saja dari tukang penyemir sepatu, penjual koran, penjual kue/makanan keliling dengan keranjang, tukang sapu, pemulung sampah, dll bahkan tidak jarang banyak yang meninggalkan belajar di sekolah demi mencari mengais rejeki yang tidak seberapa. 

Mengapa mereka disebut Guru Sejati? Sebab secara tidak langsung, mereka mengajarkan kepada kita arti kehidupan yang sebenarnya. Mereka hidup tidak mencari kehormatan, tidak mencari jabatan, apalagi bermimpi menjadi orang kaya/milyuner. Mereka bekerja dengan tekun, rajin, penuh kasih, penuh kepedulian, tanpa merasa putus asa, tidak merasa gengsi, tidak berkecil hati, tulus ikhlas hati, jujur dan mulia hatinya sehingga tidak pernah perduli akan dirinya sendiri atau tidak egois = maksudnya di sini, mereka terkadang diam-diam menambahkan belanjaan yang kita beli dari mereka (memberikan bonus, terkadang beli 2 dikasih 3, beli 4 dikasih 5, beli 8 dikasih 10), tidak jarang juga mereka sengaja memberikan kejutan yang tanpa sepengetahuan kita, contoh yang dialami penulis, si pedagang buah diam-diam menanamkan biji buah nangka dan salak di kebun luar rumah penulis dan tanaman itu kini berbuah lebat tanpa sepengetahuan pemilik rumah yang lama-lama diketahui pemilik rumah (penulis), ada pohon nangka dan salak sudah berbuah, tanpa mengetahui siapa yang menanamnya. 

Mereka akan lebih merasa malu dan terhina apabila hidup seperti pengemis yang hanya meminta-minta dikasihani dan diberi rejeki alias hidup hanya menumpang seperti benalu, justru mereka berani memperlihatkan dirinya bahwa mereka mampu bertahan hidup, menjalani hidup dengan menghadapi segala resiko, penderitaan buruk, masalah hidup (cuaca jelek, rugi besar, gagal total, dihina, direndahkan, dicibir, disakiti, dilukai bahkan tidak jarang ditipu, dibodohi, dibohongi, bahkan jadi korban dijahati oleh tindakan kriminal, dsb). Mereka tetap terus berjuang/berusaha/berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan rejeki hasil dari jerih payahnya sendiri. Meskipun mereka tidak mampu memiliki apa-apa yang lebih, malah justru lebih banyak rugi, tetapi mereka masih saja mau beramal dan berbagi manfaat dari hasil rejeki yang diperolehnya kepada sesamanya.

Bandingkan dengan diri kita yang terkadang masih sangat egoisnya kita, sudah bekerja pun masih mengharapkan banyak keinginan yang berlebihan dan tidak jarang ingin untung yang besar-besaran pula, sampai kita sendiri lupa bersyukur apalagi ikhlas dengan hasil usaha. Lebih buruk lagi yang sudah berjabatan tinggi, terhormat dan menjadi panutan, malah tidak segan-segan merusak lingkungan, merusak alam, merusak tatanan kehidupan, sengaja dilakukan demi mencari keuntungan proyek-proyek pribadi besar-besaran hingga korupsi besar-besaran tanpa merasa malu kepada mereka (Petani,Pedagang kecil dan Anak-anak mandiri) yang hidupnya jauh lebih miskin dan menderita. Justru mereka (Petani,Pedagang kecil dan Anak-anak mandiri) inilah yang patut jauh lebih terhormat hidupnya dibandingkan diri kita. 

Akhir kata belajarlah dari kehidupan mereka (Petani,Pedagang kecil dan Anak-anak mandiri) yang telah memberikan contoh dan bukti nyata sebagai panutan atau pembelajaran dari hidup yang jauh luar biasa dibanding kita dalam memaknai perjalanan hidup ini, kalau bukan kita yang sadar dan peduli, lantas siapa lagi? Janganlah kita langsung percaya kepada orang-orang yang kelihatannya hebat luar biasa secara akademis, berprofesi ahli, berpangkat, berkedudukan, berjabatan tinggi, terhormat sebagai pemuka-pemuka di segala bidang apapun itu (begitu banyaknya para pemuka dan terkemuka), sekalipun terkemuka, tetapi bila hanya cover/topeng (kulit luarnya saja), yang hanya pandai berbicara, pintar mengobral janji ucapannya muluk-muluk/berlebihan, ahli memberikan penjelasan secara teoritis saja, berceramah dan jago berpidato, Tetapi ternyata tidak mampu atau jarang membuktikan secara nyata dalam merealisasikan ucapan/perkataannya. 

111016Written by : Kepik Romantis / PVA.
Sumber Photo : www.spi.or.id ; www.beritasemarang.com ; www.dream.co.id ; beritabuana.co ; www.flickr.com ; tabloidsahabatpetani.com ; desicandra.wordpress.com ; adesupriatna07.blogspot.com ; inspirasiperjuanganmu.blogspot.com ; kempong-hah.blogspot.com ; www.pulsk.com ; news.detik.com ; jabar.pojoksatu.id ; kapdam.blogspot.com ; www.vemale.com ; www.kaskus.co.id ; snhadi.wordpress.com ; www.imgrum.net ; jogja.tribunnews.com ; sahabatpeduli.wordpress.com ; www.bagi.me

Tuesday, September 20, 2016

Sekolah (Lucu-lucuan)



NB : Just Joke - Hanya Candaan.
Edisi Guru Edan
Mr. Edward : "Ya..anak-anak..sekarang juga kerjakan soal-soal latihan di buku, halaman 64-85, jangan berisik yah!!!" (Sambil sibuk main game di Handphone)
Anak-anak (Ahui, Edi, Chika, Boy, Didi .., dll saling celingak celinguk kiri-kanan Bingung..) 
Ahui : "Pak saya mau tanya...?!"
Mr. Edward : "Ngapain tanya-tanya, dikerjain juga belon!!!"
Boy : "Tapi Pak..., ini Penting...!!!"
Mr. Edward : "Udah gak usah banyak tanya kerjakan sekarang!!!"
Chika : "Gimana caranya ini Pak?"
Mr. Edward : "Eeeh, disuruh kerjakan, kok malah tanya-tanya lagi!!"
Didi : "Tapi ini gak ada soalnya Pak?!"
Mr. Edward : "Ach Ngaco ajah!!! Gak mungkin tau gak sich!!! Aneh kamu tuh!!! (Cuek, masih asik main game di Handphone)
Edi : "Pak, ini bukunya cuma sampe halaman 52." 
Mr. Edward : (Kaget!!!) "Doooohhh, Kenapa gak bilang dari tadi !!!!"
Anak-anak : "????!!!!!" (Streeess)  

Edisi Cita-citaku
Mrs. Alia : "Anak-anak hari ini pelajaran presentasi mengenai cita-cita nanti saat dewasa, jadi masing-masing berdiri di depan kelas menyebutkan cita-citanya"
"Ok, kita mulai sesuai nama urutan abjad ya, Ahui!"
Ahui : "Cita-cita saya mau jadi dokter Bu, karena saya mau nolongin semua orang."
(Semua Tepuk Tangan...)
Mrs. Alia : "Boy."
Boy : "TNI (Tentara) Bu, karena saya mau melindungi rakyat dan negara."
(Semua sorak, Tepuk Tangan..)
Mrs. Alia : "Lanjut, Chika.."
Chika : "Artis Bu, karena saya ingin terkenal donk Bu..." 
(Jiahahaha,...woooo, disorakin...)
Mrs. Alia : "Ok, sekarang.., Didi"
Didi : "Orang Kaya dong Bu, Milyuner gitu loh.., biar bisa traktirin semuanyah.."
(Horeee!!!! Asyiiik!!! Diteriakin sama semuanya)
Mrs. Alia : "Terakhir, Edi.."
Edi : "Gak Tau Bu"
Mrs. Alia dan Teman-teman lain : "Loh kok gak tau sih??!! Gimana sih?!"
Edi : "Ya ellah, saya kan belum dewasa Bu, saya mana tau nanti dewasa jadi apah?!"
Semuanya : ...Hening..(krik..krik..krik, no comment)

Edisi Pelajaran Sejarah
Mr. Edward : "Soal tanya jawab ini akan menambah nilai perorangan, jadi saya akan tanyakan satu persatu dari kalian."
"Chika, siapa nama Bapak Pendidikan Nasional"
Chika : "Ki Hajar Dewantara" (Semua Tepuk Tangan)
Mr. Edward : "Ahui, apa arti kepanjangan dari PETA ?!"
Ahui : "Pembela Tanah Air" (Semua Tepuk Tangan)
Mr. Edward : "Didi, tanggal berapa Hari Kartini ?!"
Didi : "21 April " (semua tepuk tangan)
Mr. Edward : "Boy, Sebutkan tiga (3) tujuan utama bangsa asing datang ke nusantara ?!"
Boy : "Gampang, yaitu Gold, Glory dan Gospel.." (...Tepuk tangan semua)
Mr. Edward : "Terakhir Edi, apa nama sebutan lain dari politik memecah belah yang digunakan oleh penjajah?!"
Edi : "Jiah, gampil itu mah. Politik Dagang Klontongan Pak."
Semua : "#?%$&@+*" (Gubrak..Pingsan)

Sumber Photo : www.afunnyclub.xyz ; www.104likes.com / www.scraps99.com ; plus.google.com
Written by : Kepik Romantis / PVA

Cinta (Lucu-lucuan)

NB : For Just Joke - Hanya Candaan Belaka.

Edisi Cewe UPDATE
Edi : "Jadian yuk...?!"
Alia : "Kapan?"
Edi : "Sekarang"
Alia : "Di mana?"
Edi : "Ya di sini"
Alia : "Jam Berapa?"
Edi : "Jam 16.45"
Alia : "Udah lewat 15 detik!!!"
Edi : (Kaget liat jam) ??!!

Edisi Cewe LEMOT
Edi : "Kita jadian yuk..?!"
Alia : "Sama siapa?"
Edi : "Sama saya lah, siapa lagi..!!"
Alia : "Mana mungkin?"
Edi : "Mungkinlah kan kita suka sama suka.."
Alia : "Aneh banget sih?!"
Edi : "Aneh gimana sih?!"
Alia : "Yah aneh lah, gak mungkin saya jadi kamu, kan kamu itu cowo namanya Edi sedangkan saya tuh cewe namanya Alia, mana bisa kebalik...!!! Dasar Aneh!!!"
Edi : "????!!!!" (Pusing)

Tips Penulis : Berikut Beberapa Alasan Putus

Edisi Putus I "MAHAL"
Boy : "Kita pacaran yuk..."
Girl : "Gak Mau"
Boy : "Kenapa say.."
Girl : "MAHAL tawu !!!"
Boy : "Maksudnya ?!"
Girl : "Kalo pacaran tuh yah, beli pulsa,beli baju, makan dan minum musti semuanya berdua, sooo MAHAL banget eah...!!!"
Boy : "???!!!!"(Stress)

Edisi Putus II "MALES"
Boy : "Kita pacaran yuk.."
Girl : "Ogah MALES"
Boy : "Kenapa, kok gituh?"
Girl : "Eah.., MALES ajaah..."
Boy : "?????!!!!" (Pening)

Tips Penulis : Bila Sibuk Mainan Handphone
Edisi "TERSERAH" di Warung Kaki 5
Alia : Sayank..., aku laper.., makan yuk?!
Edi : "Terserah kamu..." (Sambil sibuk main Hp urusan bisnis)
Alia : "Yank..., kita mau makan apah?!
Edi : "Terserah.."
Alia : "Yang...minumnya mau apah?!
Edi : "Terserah ajah deh..."
Alia : (Sambil bilang ke para Pramusaji) "Mas.., Mbak..., Pesen makanan dan minumannya TERSERAH!!!"
Pelayan : ??????!!!
Sumber Photo : Funny Stupid Love Quotes ; www.pinterest.com ; hislettersherlessons.files.wordpress.com ; quotefancy.com
Written by : Kepik Romantis / PVA