Sunday, February 25, 2018

Si Taji Sakti, Janggo III - The Mighty Rooster, Janggo III - (Session 3)

Berita kemenangan Janggo pun disambut dengan berita duka cita dari siaran televisi diberitakan telah tewas Yubie, Ayam Bekisar, akibat jarum beracun mematikan yang menusuk seketika akibat ulah salah sasaran kejahatan Ayam Brazillian. Yubie merupakan paman Chici yakni adik ke dua dari Tenhun, ayahnya Chici. Seluruh keluarga besar Chici dan Janggo pun berduka cita atas kematian Yubie, beserta kumpulan para grup MC dan diikuti dukacita dari banyak perwakilan mengirim karangan bunga dan ucapan belasungkawa dari seluruh komunitas ayam di seluruh dunia. 

Masa duka membawa berkah bagi Jagger, adik Janggo. Jagger jadi punya kesempatan sering bertemu dengan Bitsy, ayam balenggek. Karena Bitsy mewakili grup MC duet bareng para ayam khusus penyanyi paduan suara yang ikut membantu menyebarkan berita dan mengisi acara kebaktian duka dari keluarga besar Tenhun, ayahnya Chici.

Lewat masa duka, memasuki awal tahun baru di musim semi, banyak tawaran datang menanti Janggo dari berbagai pihak untuk bertarung, tetapi Janggo memilih untuk hidup berkeluarga dan tidak ingin meneruskan kariernya. Keluarga dan sodara Janggo pun sepakat membuat acara sederhana untuk melangsungkan acara pernikahan tiga pasangan ayam yakni Joebo (ayam pelung jantan) dan Kuntili (ayam ketawa betina), Jagger (ayam kate jantan) dan Bitsy (ayam betina balenggek), terakhir Janggo (ayam serama kate jantan) dan Chici (ayam betina ras  campuran jadi ayam kecil berbulu kapas abu-abu kaki hitam dari pernikahan antara ayam kapas / silkie dari tiongkok, Chimy dan ayam hitam cemani, Tenhun). Saat acara pesta pernikahan dimulai, Joebo, Kuntili dan Bitsy pun bernyanyi lagu "It's delightful to be married", di hari kebahagiaan mereka bersama diikuti Janggo, Chici dan Jagger bernyanyi bersama dengan penuh suka cita berdansa bersama para ayam, burung, bebek dan angsa.

Rencana semula keluarga Janggo ingin adakan acara besar sekaligus menyambut kemenangan Janggo di pantai Maldives, tetapi sejak terjadi musibah kedukaan keluarga Chici, maka Janggo memilih acara sederhana bagi Chici mengingat keluarga Chici masih dalam suasana duka jadi pantai Sanur dipilih Janggo untuk sekaligus mengajak serta keluarga, kerabat, saudara dan sahabat agar berlibur bersama-sama mengobati kedukaan. 

Tidak ada kemewahan dan berita-berita yang menghebohkan, hanya acara kumpul, jalan-jalan liburan sambil makan bersama para kerabat ayam dan para sahabat ayam seperti undangan untuk keluarga : kura-kura, penyu, katak, burung pipit, berang-berang, bebek, angsa, burung puyuh, burung merak, cendrawasih, kalkun, monyet, panda, kuda zebra dan penguin. Tidak lupa Ayam Burma pun datang menghadiri pernikahan Janggo dan Chici. Sementara  itu yang berhalangan hadir adalah raja rimba, jerapah, gajah, kudanil, badak, beruang, trenggiling, elang, burung hantu,  dan bison. Dikarenakan raja rimba pun sedang sibuk mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran bagi kelahiran anak pertama laki-lakinya.

Ayam Burma, Chuboq mendapat info penting dari rapat perkumpulan persaudaraan para ayam di dunia agar para sahabat, keluarga, saudara, kerabat ayam dan burung, beserta keluarga katak, kura-kura, penyu, bebek dan juga angsa, dimana mereka semua para hewan yang bertelur harus berhati-hati karena para mafia hewan pemangsa telur sedang mengintai di masa-masa perkawinan dan musim bertelur. Para pemangsa telur yang dikenal ganas adalah keluarga bangsa : ular, biawak dan babi hutan.

Lewat beberapa hari usai pernikahan mereka, para ayam betina : Chici, Bitsy dan Kuntili, mereka tengah dinyatakan hamil oleh dokter ayam. Maka para ayam jantan pun harus terus bersiaga dan menjaga sampai kelahiran anak-anak dari telur-telur mereka menetas.

Bitsy hanya bertelur dua, Kuntili bertelur tiga, sedangkan Chici yang merupakan keturunan ras ayam Silkie hen, yang dapat bertelur sangat banyak hingga mampu lebih dari selusin banyaknya, Chici bertelur empat selama tiga hari berturut-turut sehingga total telur Chici ada selusin alias dua belas telur. Otomatis Janggo harus meminta tolong kepada ibunya Chici, Chimy dan juga Jesminy, ibunya Janggo untuk membantu mengerami telur-telur Chici.

Sementara para ayam jantan yakni Janggo, Jagger, Joebo, Jamboel Emas dan Tenhun, harus terus berjaga di sekeliling rumah, komplek dan kampung selama 21 hari sambil mencari pakanan untuk diberikan pada para pasangan betina mereka masing-masing sampai dengan anak-anak mereka menetas. 

Benar saja dugaan Chuboq, Ayam Burma, ternyata kawanan para mafia pemangsa telur tengah mendapat berita dari Raja Tikus yang masih dendam kepada Janggo pasca kematian banyak anak-anaknya dimangsa kucing hutan akibat kalah melawan Janggo dua pekan lalu. Raja Ular Piton, Raja Biawak dan Raja Babi hutan tengah menyusun strategi dan siasat untuk memangsa telur-telur ayam, bebek, angsa, kura-kura, penyu dan burung. Beruntung kali ini katak tidak masuk daftar hitam para calon dimangsa oleh Raja Ular Piton, mengingat nasehat dari Raja Biawak dan Raja Babi hutan bahwa banyak bahaya dari para katak yang beracun sangat mematikan. Di sela-sela perbincangan mereka, ternyata tengah didengar oleh Raja Burung Hantu yang tidak sengaja menguping, saat sedang berkeliaran untuk berburu Tikus di malam hari. 

Dengan sangat hati-hati Raja Burung Hantu terbang perlahan-lahan pergi mencari karibnya Raja Kelelawar yang suka berkeliaran juga tengah malam mencari makanan, agar segera memberi informasi pada Raja Katak yang biasanya tengah bersantai bernyanyi di dekat kolam ikan sambil mencari mangsa para serangga. Bergegas Raja Kelelawar menemui Raja Katak dan menceritakan informasi dari Raja Burung Hantu. Raja Katak teriak dan terkaget, "Bahaya!!!, saya harus segera memberitaukan pada para ayam, bebek, angsa, penyu dan kura-kura, harus bersiap menghadapi serangan mereka!!!". Sementara itu Raja Burung Hantu mengirim pesan pada para kerabat burung puyuh, burung pipit, burung merak, cendrawasih dan kalkun, agar juga bersiap siaga dan berhati-hati atas serangan mafia Raja Ular, Raja Biawak dan Raja Babi hutan.

Keesokan harinya Raja Katak langsung memberitakan kabar buruk itu pada Raja Ayam Jamboel Emas, Raja Angsa, Raja Bebek, Raja Kura-kura ninja, dan Raja Penyu. Maka Raja Ayam Jamboel Emas pun langsung memanggil semua kawanan kerabat para jantan dari keluarga para : burung, ayam, bebek, angsa, penyu, dan kura-kura ninja untuk rapat darurat perang melawan para mafia pemangsa telur.

Rencana darurat disusun, para burung, ayam, bebek dan angsa mengumpulkan batu coral dan jerami yang dicari oleh para katak, sedang para penyu dan kura-kura ninja mengumpulkan kapas dari pohon kapuk, bulu-bulu ayam, burung, angsa dan bebek betina yang rontok. Mereka menyiapkan perangkap sarang-sarang telur palsu untuk mengelabui dan menangkap para mafia pemangsa telur. Dan Jamboel Emas juga meminta Janggo untuk mengirim surat kilat express untuk meminta bantuan pertolongan, yang dikirim via burung merpati kepada Raja Rimba dan Chuboq, Ayam Burma. Sementara itu para betina mempersiapkan tempat khusus perlindungan telur-telur dan serta untuk para induk betina yang sedang mengerami telur-telur mereka di ruangan khusus yang dijaga banyak perangkap tikus, agar para tikus tidak mudah menyerang mereka.

Tibalah tengah malam yang ditunggu-tunggu, bagian para katak yang sedang berjaga-jaga. Kawanan para Ular dan Biawak telah bergerak lebih dulu merayap, sedang para Babi hutan ditemani para Tikus berjalan mengendap-endap di semak-semak belukar, untunglah para kelelawar dan para burung hantu melihat aksi mereka dari kejauhan. Burung hantu memberi sinyal suara 3x berbunyi tanda bahaya datang, para kelelawar membangunkan para katak, kura-kura ninja dan penyu untuk bersiap di pos perangkap masing-masing. Para ayam, bebek dan angsa diberi lensa kontak khusus buatan professor kura-kura agar berguna melihat di tengah malam menjelang subuh.

Kelompok Raja Biawak mulai menyerang lebih dulu dan langsung menyerang sarang-sarang palsu, para ayam, bebek dan angsa yang menjaga sarang palsu, berpura-pura melarikan diri ketakutan dan berteriak-teriak meminta tolong. Melihat serangan Raja Biawak begitu mudah, Kelompok Raja Babi hutan pun langsung ikut menyerang sarang penyu dan kura-kura. Giliran terakhir kelompok Raja Ular Piton, para anggota Ular Piton sudah menyerang sarang-sarang burung karena kelaparan mengikuti kelompok Raja Babi hutan. Tetapi Raja Ular Piton yang licik mulai curiga, "Mengapa begitu sepi dan mudahnya menyerang? Apa jangan-jangan ini sebuah jebakan?!", pikir Raja Ular Piton sambil melihat dari kejauhan. 

Sampai pada saat semua kelaparan dan tidak tahan mencium aroma bulu-bulu burung, ayam, bebek dan angsa. Sebagian dari mereka melahap dan menelan telur-telur palsu itu dan berteriak kesakitan tenggorokan dan perut mereka, "Aaaaaaccchh, ini semua Palsuuu!!!!" Raja Ular Piton pun langsung mengejar dan  menghampiri ingin melihat dan menolong semuanya, tetapi terlambat sudah semuanya tengah sudah terkurung termasuk Raja Ular Piton yang terkejut dan masuk jebakan, tiba-tiba jaring-jaring ikan yang besar terjatuh dari atas pohon yang tinggi sekali, dilepaskan oleh bantuan para burung hantu dan burung kelelawar. 

Sebagian para ular kecil dan biawak kecil berusaha kabur dengan menembus gorong-gorong tikus tanah, sedang para kawanan Babi hutan dan Ular Piton besar berusaha memberontak untuk merusak jaring-jaring ikan tersebut. Para ular, biawak dan babi hutan yang memakan telur-telur palsu dari batu coral itu, tengah sekarat kesakitan tidak mampu bergerak dan pasrah menjelang mati. 

Melihat perangkap jaring mulai terkoyak, para kawanan burung, ayam, kura-kura, penyu, angsa, bebek dan katak pun menyerang mereka semua yang terperangkap dengan melemparkan batu-batu, mencakar, menyiramkan minyak tanah, dan para serangga malam memercikkan api untuk membakar mereka.

Menjelang subuh menuju pagi hari, para Tikus tanah takut kawanan mafia pemangsa telur kalah dan mati terbakar semuanya, maka Raja Tikus tanah mengerahkan pasukan tikusnya berusaha menyelamatkan dengan menyerang para serangga pembawa api agar gagal membakar perangkap jaring-jaring tersebut. Pertarungan hebat pun terjadi, Raja Babi hutan mengamuk dengan seluruh kekuatan taringnya merobek jaring-jaring tersebut beserta Raja Ular Piton dan Raja Biawak besar mengibas ekornya yang panjang sehingga membuat para ayam, para angsa, bebek, katak, kura-kura dan penyu tepukul dan terpental jauh. 

Gagalnya perangkap mereka untuk membakar, membuat Janggo dan Ayahnya, Jamboel Emas dan Raja Burung Hantu menyerang Raja Ular Piton dan Raja Tikus tanah, Jagger ditemani Raja Angsa, Raja Bebek dan Raja Kelelawar menyerang Raja Biawak, Sedangkan Joebo bersama Raja kura-kura ninja, Raja penyu, dan Raja Katak melawan Raja Babi hutan. 

Dengan cakar taji Janggo dibantu Raja Burung Hantu berhasil melumpuhkan kedua mata Raja Ular Piton menjadi luka dan sulit melihat, Jamboel Emas pun berhasil mencakar dan melumpuhkan Raja Tikus tanah, dan langsung disantap Raja Burung hantu yang lapar dan marah.

Sementara itu, Jagger dibantu Raja Angsa, Raja Bebek dan Raja Kelelawar berhasil dengan mudah melumpuhkan Raja Biawak dengan memutuskan ekor, merobek wajah, perut dan juga membutakan kedua matanya. 

Sementara Joebo, Raja Katak, Raja kura-kura ninja dan Raja penyu masih kesulitan untuk mengalahkan Raja Babi hutan yang bertenaga sangat besar, kulitnya tebal dan mengamuk membabi buta, sehingga semua hewan ketakutan karena sulit sekali melumpuhkan Raja Babi hutan. Cakaran tajam para kura-kura ninja dan Joebo pun tidak terlalu menyakiti tubuh Raja Babi hutan yang besar, kuat dan tebal kulitnya. Sehingga begitu mudahnya Raja Babi hutan pun dapat kabur dan melarikan diri, pada saat tibanya gerombolan Ayam Burma bersama Raja Rimba, Raja Beruang, Raja Elang dan Raja Gajah berlarian datang menjelang matahari terbit.

Raja Ular Piton pun yang kesakitan pasrah diserang dan disantap Raja Rimba dan Raja Beruang, sementara Raja Elang langsung menghabisi dan menyantap para tikus tanah dan biawak yang terlambat kabur. Kemenangan disambut sorak gembira semua hewan disertai tangisan haru dari para hewan betina, karena tengah menyisakan kesedihan bagi para keluarga hewan yang gugur dilahap para kawanan mafia ular, babi hutan dan biawak. Tetapi yang terpenting bagi mereka adalah keselamatan telur-telur bagi generasi penerus keturunan mereka semua yang berhasil dilindungi dengan selamat dari bahaya santapan para mafia hewan pemangsa telur.

Seminggu lebih setelah kejadian peperangan tersebut, satu per-satu telur-telur ayam, burung, bebek, angsa, kura-kura dan penyu pun mulai menetaskan kelahiran anak-anak mereka.

Jagger dan Bitsy memberi nama kedua ekor anaknya, yang jantan diberikan nama Jimboy dan yang betina diberikan nama Jerbity. Sementara Kuntili dan Joebo memberi nama ketiga anaknya yang dua jantan adalah Kurboe dan Joerkey, lalu yang bungsu betina diberi nama Kunilie. 

Paling bingung adalah Janggo dan Chici meminta tolong pada Jamboel Emas dan Jesminy, serta Tenhun dan Chimy, lalu Chogrey dan Anyrosa, terakhir bibi Funghiy dan paman Tohiko dari Jepang untuk menolong mencarikan dan memberikan nama bagi selusin anak-anak Janggo dan Chici. Alhasil mereka menamakan kedua belas anaknya yakni : 
- Jeky (jantan)
- Jibo (jantan)
- Jaggo (jantan)
- Chiko (jantan)
- Chipi (betina)
- Chipo (jantan)
- Chucu (betina)
- Chiti (betina)
- Jenna (betina) 
- Jessy (betina)
- Choco (jantan)
- Jigge (betina)

Dari selusin anak Janggo dan Chici, dua kembar tetapi beda jenis kelamin, yakni Chipi dan Chipo. Lalu yang memiliki kelebihan sama bertaji tajam adalah Jeky, Jibo dan Jaggo. Jeky bertubuh kekar namun kurus dan pendek, Jibo bertubuh besar, kuat, berotot dan pendek, sedangkan Jaggo hampir mirip sekali serupa dengan Ayahnya, Janggo hanya berbeda bulunya yang lebih lembut seperti Ibunya, Chici berbulu kapas. Sementara Chiko, Chipo dan Choco punya kelebihan cakar yang lebih runcing tajam sehingga dapat kuat mencengkram dan menggali tanah dan bulu-bulunya berwarna sangat bagus dan lembut, namun taji mereka tidak setajam Jeky, Jibo dan Jaggo. 

Anak betina yang sangat mirip Chici adalah Chucu, sedang Chipi dan Chiti tidak terlalu mirip karena berbeda bentuk bulunya sedikit campuran mirip bulu Janggo, dan yang anak betina lainnya punya tubuh kuat, berotot, galak dan berani seperti Janggo, Ayahnya adalah Jenna, Jessy dan Jigge.
Sumber Photo : dandansa.wordpress.com

Kebahagiaan pesta kelahiran anak-anak ternyata bukan berarti masalah sudah berakhir. Mengingat kembali Raja Babi hutan yang masih hidup melarikan diri bersama kawanan ular kecil dan biawak kecil yang berhasil kabur, melaporkan kejadian kepada Ratu Biawak dan Ratu Ular Piton yang murka dan sangat dendam atas kematian suami-suami mereka disantap Raja Rimba. Mereka pun berencana kejam, mengadu domba dan menghasut Raja Srigala gunung Alaska untuk melawan Raja Rimba. Mereka berusaha meyakini Raja Srigala Alaska mampu menjatuhkan kursi kepemimpinan Raja Rimba melalui bantuan para kawanan srigala, rubah dan hyena. Karena kawanan rubah punya dendam yang serupa dengan ular piton dan biawak, mereka pun bersama-sama meyakinkan Raja Srigala Alaska dan Raja Hyena untuk bekerja sama menjatuhkan kekuasaan Raja Rimba.

Raja Srigala Alaska yang terkenal arogan dan berambisi ingin mendapatkan tahta Raja Rimba mudah terkena hasutan adu domba Raja Babi hutan, Ratu Ular dan Ratu Biawak tanpa mengetahui sebab-sebab terbunuhnya Raja Ular Piton, Raja Biawak dan Raja Tikus. Alasan Ratu Ular yang licik mengatakan Raja Rimba membunuh mereka karena ingin menyampaikan kekuasaannya menantang Raja Srigala, karena selama ini Raja Ular dan Raja Biawak selalu hormat tunduk dan membantu kerajaan Srigala selama tinggal di pegunungan Alaska. 

Rencana keji pun dilangsungkan, saat Raja Rimba sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun perkawinannya. Pada saat itu, seluruh kawanan hewan jantan pergi berkumpul bersama untuk mempersiapkan acara lomba. Sedang para hewan betina sedang sibuk mengurus anak-anaknya. Semula Raja Srigala tidak setuju dengan rencana licik Raja Babi hutan, Ratu Ular dan Ratu Biawak, tetapi ambisinya membutakan hatinya karena keinginannya untuk menjadi Raja Rimba. Para kawanan Hyena dan rubah pun menyerang para betina yang sedang menyusui anak-anak mereka. Ratu rimba sangat murka kepada Raja Srigala karena berani menyandra para hewan betina dan anak-anak hanya demi mengancam Raja Rimba untuk bertarung di Bukit Jurang Arizona. 

Sepulangnya Raja Rimba beserta kawanan hewan jantan harimau dan singa lainnya yang tengah mengajak seluruh satwa hutan membuat acara lomba lari pagi tadi, langsung terkejut dengan adanya kedatangan ancaman dari Burung pemakan bangkai yang memakan  tulang belulang salah satu bayi harimau betina dan membunuh istri salah satu kawanan harimau. 

Raja Rimba murka dan mengancam burung bangkai untuk memberitau siapa pelaku semuanya ini. Karena burung bangkai tiba terlambat, dia bersumpah tidak mengetahui prihal kematian yang terjadi sebelumnya, dia hanya mengetahui saat tengah tercium bau bangkai tadi siang. 

Untunglah Raja Detektif Burung Elang menjadi saksi bisu dibalik pepohonan tersebut sambil melihat tapak-tapak darah kaki anjing di tanah kejadian peristiwa. Raja Elang meminta Raja Rimba melepaskan burung bangkai yang tidak bersalah dan Raja Elang menceritakan penglihatannya saat lewat tadi pagi, melihat gerombolan Srigala, Hyena dan Rubah datang.

"Keparat, Srigala akan kuhabisi mereka!!!", ucap Raja Rimba yang murka. "Tahan emosimu sobat, ingat para betina dan anak-anak disandra, kita harus utamakan keselamatan mereka lebih dulu, saya akan meminta bantuan semua hewan untuk mencari keberadaan mereka", jawab Raja Elang.

"Lihat di sini ada jejak darah lagi!!!", ucap salah satu harimau jantan. Mereka mengejar jejak darah itu ke sebuah batu besar yang dibaliknya ada harimau betina yang sekarat sambil berkata, "Cepat ke Bukit Jurang Arizona, merekaaa di lembah..., besok pagi akan dii..buu..(nafasnya berhenti lalu mati)". Harimau betina tersebut adalah satu-satunya yang sengaja disiksa racun dan diremukkan tulang-tulangnya oleh Ratu Ular Piton untuk diberi kesempatan menyampaikan pesan sebelum mati kepada Raja Rimba.

Raja Burung Elang langsung disuruh memberitaukan ke semua hewan, akan ada pertarungan antara Raja Srigala dan Raja Rimba di Bukit Jurang Arizona, para hewan diminta untuk bekerja sama menyelamatkan Ratu Rimba, para Harimau betina dan anak-anaknya yang disandra di Lembah Bukit Arizona.

Janggo, Jamboel Emas, Chuboq, Joebo, Jagger, Raja Katak, Raja Bebek dan Raja Angsa ikut mencari keberadaan Lembah tersebut bersama para Harimau jantan. Sementara Raja Elang pergi menemui Raja Beruang untuk menyelamatkan Raja Rimba dalam bahaya kemungkinan masuk perangkap Raja Srigala Alaska.

Tugas utama Janggo dan kawan-kawannya adalah menemukan dan menyelamatkan induk para betina dan anak-anaknya yang disandra di lembah. Mendengar Raja Rimba dalam bahaya, Raja Beruang memanggil Raja Monyet (Gorila) untuk membantu Janggo dan kawan-kawannya. Semula Raja Monyet menolak karena Raja Rimba begitu sombong dan selalu mengejek merendahkannya, tetapi mengingat Janggo dan kawan-kawan yang dalam bahaya, Raja Monyet setuju untuk membantu melindungi mereka.

Pagi hari yang mencekam pun tiba, Raja Rimba datang memenuhi panggilan Raja Srigala Alaska. Di tebing bukit jurang Raja Rimba mengamuk saat melihat Raja Alaska, "Lepaskan mereka!!!". "Hoho, santai kawan, tidak semudah itu, boleh saja saya melepaskan mereka, asalkan kamu memberikan kekuasaanmu kepada saya!!!", ucap Raja Srigala Alaska.

"Oh, jadi selama ini kamu iri dan menginginkan kekuasaan saya?", jawab Raja Rimba. "Bukan cuma itu, tapi juga membalas kematian para satwa yang tidak berdosa kamu bunuh seenaknya, dan sekarang hari ini kamu harus membayar nyawa mereka yang tengah kamu bunuh atau (Raja Srigala meminta Hyena menunjukkan Putera Raja Rimba yang masih kecil menangis ketakutan dicekram diberikan ke Raja Srigala) anakmu yang harus membayarnya!!!", jawab Raja Srigala Alaska.

"Keparat!!!!, Lepaskan dia, Apa maksudmu, kenapa putraku harus kamu libatkan dalam masalah ini?", tanya Raja Rimba. "Halah, gak usah pura-pura bego, Raja Ular, Raja Tikus dan Raja Biawak, mati terbunuh karena ambisi kekuasaanmu!!!", jawab Raja Rimba.

"Kamu salah sangka!!!! Mereka pantas mati karena membodohimu, mereka itu penjahat, lebih banyak membunuh anak-anak dan menyantap telur-telur keturunan para satwa!!!", jawaban Raja Rimba sempat membuat Raja Srigala diam karena tidak tahu prihal tersebut, tapi karena sudah terlanjur murka dan gila tahta ingin mendapatkan kekuasaan Raja Rimba, rasa malu karena kebodohannya pun tidak membuatnya mundur dan tersadar, dia tetap keras hati ingin menjadi Penguasa Rimba. "Cukup omong kosongmu, saya tidak perduli lagi, saya hanya mau menguasai kerajaan rimba ini!!!", ucap Raja Srigala sambil mengangkat tinggi putera Raja Rimba dan melemparnya ke jurang.

"Tidaaaaakkkk!!!!", teriak Raja Rimba yang ikut melompat ke jurang demi menyelamatkan puteranya. Melihat hal itu, Raja Monyet dan Raja Beruang yang sebelumnya tengah memancal pohon dan bebatuan dari bawah bukit jurang, mereka telah bersiap persis di tengah jurang berjaga-jaga bila bahaya terjadi, mereka langsung cepat dan sigap menangkap Raja Rimba dan puteranya yang hampir jatuh tewas ke lembah jurang. 

"Aaaach, Sialaann!!!", ucap Raja Srigala, karena tidak berhasil membunuh mereka. "Cepat cari, tangkap dan habisi mereka semua!!!", teriak perintah Raja Srigala menyuruh kawanan rubah, hyena, babi hutan dan ular.

Sementara Beruang dan Monyet menyelamatkan Raja Rimba dan Puteranya. Kawanan Janggo, Jamboel Emas, Joebo, Chuboq, Jagger, Para Angsa, Bebek, Burung Elang dan Katak mencari dan menemukan tempat para betina dan anak-anaknya yang disandra, setelah melepaskan mereka, ternyata kawanan Ratu Ular, Ratu Biawak, Ratu Tikus, Ratu rubah, Ratu Hyena dan Ratu Srigala telah bersiap menyerang saat mereka akan datang ke lembah. Ratu Monyet dan Ratu Beruang datang membantu, terjadi peperangan sengit antara mereka semua. Janggo dan kawan-kawan melepaskan para sandra dan memberi obat penawar racun dari berupa kumpulan air liur para ayam. Di sisi lain pasukan Harimau dan Singa jantan lainnya menyerang pasukan para Srigala, Rubah dan Hyena yang mengepung mereka bertarung habis-habisan.

Setelah berhasil menyelamatkan Raja Rimba dan puteranya. Mereka (Raja Rimba, Raja Monyet dan Raja Beruang) bergabung melawan pasukan Hyena, Rubah dan Srigala. Tibalah pertarungan sadis dimulai, sementara Putera Raja Rimba dititipkan kepada Raja Monyet yang membawanya ke tempat yang aman di atas lubang pohon kayu jati besar di tengah jurang yang sulit diraih oleh hewan manapun juga kecuali harus memanjatnya, Raja Monyet meminta seluruh anak buah monyet melindungi pohon tersebut dari serangan hewan manapun.

Pertarungan mengerikan tidak dapat dihindari, Raja Srigala Alaska yang datang mencari Raja Rimba yang jatuh ke dasar lembah pun langsung disambut dengan serangan langsung oleh Raja Rimba yang mengamuk atas perbuatan Raja Srigala Alaska. Cakar-cakaran, pukulan-pukulan, dan darah pun mengalir deras bercucuran di antara mereka semuanya. 

Melihat hal tersebut, Ratu Ular, Ratu Biawak dan Ratu Tikus melarikan diri dengan cepat mengikuti petunjuk dari Raja Babi hutan yang memberi isyarat untuk berlari ke arahnya di ujung lorong lembah yang telah dilubangi Raja Babi hutan dengan taringnya bersiap untuk mengurung mereka semua agar mati dalam lembah tersebut. Cuaca hujan deras semakin memudahkan Raja Babi hutan untuk bekerja, dia menabrakkan taring-taring kuatnya dibantu para babi-babi hutan lainnya ke dinding-dinding tebing agar runtuh dan longsor agar dapat menimbun mereka semua tewas dan terkubur tanah tebing yang licin dan longsor. Setelah usaha mereka berhasil, para Babi hutan, kawanan Ular, biawak dan tikus pun pergi dan melarikan diri dengan suka cita dan tertawa senang merasa puas lega karena usaha balas dendam mereka pun telah berhasil.

Burung-burung yang mendengar pertarungan mengerikan tersebut, menyampaikan berita kepada Raja Gajah, Raja Kuda, Raja Badak dan Raja Bison (kerbau gunung). Mereka bersama langsung bergegas berlari ke arah tebing yang dilihatnya mulai longsor dan runtuh berjatuhan akan menewaskan menimbun mereka semua yang bertarung mati-matian di dasar lembah. Taring-taring gajah dan cula-cula badak pun bersiap menahan melindungi para hewan dari reruntuhan tebing yang longsor, sambil meminta para ayam, bebek, angsa, katak naik ke punggung para bison, gajah, kuda dan badak yang berlari. Tak lupa Raja Jerapah pun datang membantu memberi isyarat agar para hewan berlindung dan berlari keluar dari lembah yang longsor tersebut.

Raja Monyet yang melihat kejadian tersebut bergegas melompat berlari secepatnya menyelamatkan putera raja rimba, dan membawanya pergi dari lembah yang longsor tersebut yang akan menewaskan semuanya.

Nahas bagi beberapa hewan pun tidak selamat, selain para hewan yang sekarat karena kalah bertarung maupun yang sedang bertarung juga ditambah korban lain diantaranya Ayam Burma Chuboq, Ratu Rimba, Raja Rimba, Raja Srigala Alaska, Raja dan Ratu Hyena. Untung hewan-hewan rubah, anak-anak Hyena, para anak harimau dan singa, serta kawanan monyet berhasil berlindung dan diselamatkan oleh kawanan Beruang.

Duka mendalam di kerajaan rimba, akibat kejadian mengerikan tersebut. Hingga satu dekade masa masih menyisakan trauma yang menyedihkan, namun hal ini menjadi pelajaran baru bagi kerajaan rimba agar dapat saling hidup rukun, damai dan tenang. Setelah putera raja rimba dewasa, kelak dialah yang menjadi pewaris kerajaan rimba selanjutnya di cerita populer "The Lion King".

Sementara kawanan babi hutan, ular, biawak dan tikus, mendapat karmanya masing-masing, bukan lagi para hewan yang akan membalas kejahatan mereka tetapi para manusia-manusia cerdik, lebih licik dan kejam yang akan menangkap, memburu,  menguliti, dan menghabisi mereka.

Sedangkan para angsa, bebek, ayam, burung dan monyet menjadi kawan peliharaan para manusia yang dilindungi, dijaga dan dilestarikan hidupnya. Tidak jarang juga para manusia membuatkan hutan lindung bagi semua hewan yang jinak, langka dan baik hidupnya, agar dilestarikan, dipelihara dan dijaga sehingga tidak cepat punah. TAMAT. 250218Written by : Kepik Romantis / PVA

NB : Akhir kata cerita ini sepenuhnya ditulis hanyalah dongeng karangan hayalan belaka. Pesan penulis agar selalu cintai dan jagalah alam lingkungan sekitar beserta isinya sehingga selalu lestari, indah, aman, tenang, damai dan tidak punah.

Keterangan Photo : dandansa.wordpress.com/2017/11/09/lukisan-ayam-super-indah-karya-dandan-sa/