Sunday, June 2, 2019

Ana & Bruno (2019)

Film ini mengisahkan misteri petualangan Ana, gadis cilik yang berusaha mencari Ayahnya untuk menolong Ibunya agar selamat dari rumah sakit jiwa. Penulis menyukai film unik ini karena penonton tidak akan mengerti kemana jalan cerita film ini hingga membuat sangat penasaran ingin terus menonton sampai selesai karena ingin mengetahui bagaimana akhir cerita film ini.

Kita sangat mengerti bagaimana masyarakat sangat sulit mempercayai hal-hal mistis, apalagi dunia lain, masyarakat awam menganggap itu hanyalah khayalan atau imajinasi semata. Dan mereka yang mempercayai hal-hal misteri tersebut kerap dikecam sebagai orang gila / sinting / kelainan jiwa, dan sebagai-bagainya. Hingga kerap kali di daerah yang modern sekalipun masyarakat awam sering kali menolak keberadaan makhluk-makhluk misteri tersebut karena tidak "kasat mata" tidak semua mampu untuk melihatnya, alhasil mereka kadang mengecam, mengutuk bahkan mengucilkan dan mengurung mereka yang dianggap gila tersebut ke rumah sakit jiwa. 

Itulah yang terjadi kepada Ibunda Ana, sampai Ana tidak mengerti mengapa Ayahnya meninggalkan Ibunya sendiri dan dirinya di sebuah panti rumah sakit bagi kelainan jiwa. Semua yang tinggal di panti rumah sakit tersebut rata-rata sudah dipastikan akan dilupakan oleh keluarganya, atau bahkan akan sekarat tidak sadarkan diri dengan teknologi yang mengenaskan sebagai bahan uji coba para dokter di rumah sakit jiwa tersebut. Hingga akhirnya Ana bertemu dengan Bruno dan para sahabat imajinasi lainnya, barulah bersama-sama mereka membantu Ana untuk mencari dan menemukan Ayahnya. 

Dalam perjalanan mencari Ayahnya, Ana bertemu dengan Crash, bocah ingusan yang tuna netra (buta), tetapi mampu membawa Ana dan Bruno, berserta yang lainnya agar sampai tujuan bertemu dengan Ayahnya. Sesampainya bertemu dengan Ayahnya, barulah Ana menyadari siapa dirinya yang sebenarnya.  

Ana adalah gadis hantu, yang hanya Ibunya yang mampu melihatnya. Bruno menegaskan bahwa hanyalah beberapa manusia yang mampu melihat mereka termasuk Ana, yakni hanyalah orang yang punya kemampuan indera ke enam (six sense), para hewan, orang-orang buta, dan anak-anak kecil yang masih polos / lugu.

Setelah mengetahui hal tersebut, terkejutlah Ana, Bagaimana caranya Ana agar dapat berkomunikasi dengan Ayahnya? Kita mengetahui bahwa terkadang kita sering bermimpi bertemu dengan orang-orang dari sanak saudara bahkan anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Dengan cara tersebut menurut Bruno mampu membuat Ayahnya teringat akan dirinya dan mampu menyampaikan pesan untuk Ayahnya agar menyelamatkan Ibunya.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Berhasilkah Ana menyelamatkan Ibunya? Penonton harus menonton sendiri kelanjutannya, agar lebih menarik untuk dipahami, jadi bukan penjelasan berupa isapan jempol semata. Alhasil kisah film ini mampu membuka wawasan semua masyarakat agar terbuka dalam berpikir logis, dan tidak mengecam orang-orang yang katakanlah berindera keenam (six sense) tersebut lalu mengutuk, mengurung, mengucilkan, bahkan menghina mereka sebagai orang gila / sinting / sakit kelainan jiwa.

Film ini untuk mengetuk hati umat manusia, bahwa mereka yang telah meninggal dunia pun senantiasa selalu ingin berkomunikasi, menolong dan bahkan sangat dekat dengan kita yang masih hidup di dunia ini.

Film Animasi dari negara Mexico ini, sayangnya masih saja dikecam negatif oleh beberapa kelompok masyarakat yang pikirannya kolot dan tertutup karena dianggap film ini penuh kontroversi, takut-takut, alih-alih tidak mau menerima kenyataan, banyak yang takut dapat membuat depresi bagi keluarganya. 

Padahal bila dilihat dari sudut pandang positif, Film ini membangkitkan keberanian manusia untuk mengungkap kebenaran, dimana masih ada alam kehidupan lainnya di dunia ini selain yang tampak terlihat, juga ada yang tidak terlihat (tidak tampak wujud bentuknya) tetapi mereka pun tetap ada dan hidup berdekatan dengan kehidupan manusia. Sebagai contoh : banyak yang sering menemukan atau bahkan tidak sengaja telah merekam dalam video atau photo tentang keberadaan para makhluk tersebut yang tidak tampak tersebut. 

Kesimpulannya penulis mengajak untuk berfikir kritis dan logis, agar mampu membuka diri dari ketakutan tersebut, melihat kebenaran, bahwa film ini bukanlah momok yang menakutkan, tetapi sebuah petualangan misteri yang menjadi film ini seolah mengajak bercerita dan berkomunikasi dengan masyarakat untuk mengenal kebenaran tentang keberadaan mereka yang telah meninggal dunia. Selain itu juga menjelaskan bahwa orang cacat tuna netra sejak lahir (buta / tidak mampu melihat) malah mampu memiliki penglihatan yang lebih tajam di dalam mata batin hatinya yang dapat merasakan keberadaan semua makhluk tersebut.

Photo Source : www.pinterest.com
020619 Written by : Kepik Romantis / PVA