Wednesday, October 22, 2014

Tiga Pasangan Tua

Berikut ini adalah Cerita dari Tiga (3) orang pasang / Pasangan Tua :

Pasangan pertama kakek dan nenek, semua hal besar dan kecil serta masalah keuangan yang memegang kekuasaan adalah Suami. Di rumah tersebut istrinya tidak mempunyai kekuasaan, kakek mempunyai sebuah pekerjaan tetap dan berpendapatan bagus, nenek hanya seorang ibu rumah tangga biasa, ketika kakek akan pergi kerja, selalu berpesan kepada istrinya tidak boleh memegang barang ini dan itu, atau berpesan kepadanya harus melakukan apa, namun bila ketika sang kakek pulang kerja hal yang diperintahkan belum dilaksanakan oleh istrinya lalu dia mulai memarahi istrinya, kemudian istrinya tanpa berhenti meminta maaf, tetapi hal demikian berulang-ulang terjadi, seperti film yang di putar berulang kali memainkan peranan tersebut. Seperti suaminya berkata: "Dokumen ini sangat penting, jangan sembarangan di pindahkan!" Setelah pulang dari kantor melihat dokumennya telah hilang, nenek dengan menyesal berkata, "Saya mendengar engkau mengatakan dokumen itu sangat penting, oleh sebab itu saya menyimpannya, tetapi sekarang saya lupa meletakannya dimana?"

Atau kakek berpesan kepada nenek menyuruhnya memberi makan kepada burungnya, akhirnya nenek lupa memberi makan, atau lupa mengunci sarang burung, menyebabkan burung tersebut terbang. Kakek dengan marah berkata: "Ini bukan terjadi satu dua kali, menyuruh kamu tidak pegang, kamu sengaja menghilangkan, menyuruhmu mengerjakan sesuatu tidak dikerjakan. Bahkan merusak."

Pasangan kedua walaupun tinggal satu atap, tetapi seperti orang asing, sepanjang tahun tidak bersapa satu sama lain, sehingga putri mereka yang tinggal bersama mereka menjadi serba susah terjepit di tengah-tengah.

Pasangan ketiga berpisah tempat tinggal, sampai akhirnya si kakek meninggal pun, si nenek ketika mengingat membicarakan mendiang suaminya selalu tersirat rasa benci.

Cerita di atas adalah kinerja 3 pasang pasangan walaupun tidak ada yang sama, tetapi mereka semua mempunyai sebuah kesamaan yaitu : "KEBENCIAN".

Nenek pasangan 1 tertekan secara psikis tidak berani melawan suaminya, tidak dapat melampiaskan kebencian di dalam hatinya, sehingga di bawah alam sadarnya selalu melakukan hal yang berlawanan dengan permintaan suaminya untuk melampiaskan ketidakpuasannya terhadap suaminya; pasangan ke-2 saling tidak bersapa untuk melampiaskan "kebenciannya"; pasangan ke-3 membuat ketidakpuasan emosionalnya dilampiaskan dengan tuntas, tidak hanya tidak ingin tinggal bersama lagi, bahkan setelah meninggal pun juga kebenciannya tetap tidak hilang, sehingga satu sama lain tetap seperti musuh.

Ketiga pasangan ini pada permukaan memang terlihat masih mempertahankan perkawinannya, namun sebenarnya di dalam hati mereka kenyataannya sudah bercerai. Jika secara mendalam dipahami sebenarnya satu sama lain tidak cocok, kebanyakan adalah karena hal sepele yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, tetapi karena kebencian tersebut tersimpan terlalu lama, maka akan seperti bola salju, semakin lama semakin besar, sehingga akhirnya tidak terpecahkan.

Setiap orang mempunyai karakter dan latar belakang keluarga yang berlainan, jika kedua orang tersebut disatukan, dari waktu ke waktu kontrakdisi pasti tak terelakkan terjadi dan konflik pun akan muncul, pada saat ini lebih banyak orang melihat kelebihan dan sedikit sekali yang melihat kekurangan pihak lain maupun mengintrospeksi diri sendiri, bila mendadak muncul konflik, seharusnya langsung mencari ke dalam, Apakah ini adalah kesalahan saya? Atau mungkin sikap saya yang bermasalah? Hanya dengan cara sering merefleksi diri, serta selalu menjaga perasaan orang lain dengan demikian baru bisa hidup dengan harmoni.

Karena kehidupan ini pasti ada cobaan, dan sifat dan pemikiran manusia berbeda-beda, jika pikiran dan sifat orang semua sama, apakah tidak akan membosankan? Apakah kita tahan bila pasangan kita bagaikan fotokopi kita yang semua pikirannya sama persis? Kenapa kita terhadap teman dan kolega dapat demikian toleran dan pengertian, tetapi kenapa terhadap orang yang paling kita cintai kita tidak dapat mengalah sedikit? Jadikan pasangan hidupmu sebagai "Teman" bukannya sebagai "Musuh".

Sumber : Erabaru Epochtimes - Cerpen -

Takdir Pertalian Jodoh

Dahulu kala ada seorang pemuda, yang telah berjanji untuk menikah dengan calon istrinya pada suatu hari, bulan dan tahun yang telah ditentukan waktunya. Setelah tiba pada hari yang telah dijanjikan tersebut, calon istrinya malah telah menikah dengan orang lain. Pemuda itu merasa sangat terpukul berat, hingga jatuh sakit tak kunjung sembuh. Keluarganya berusaha semampunya dengan menggunakan berbagai cara pengobatan, namun tak dapat berbuat banyak, bahkan napasnya pun telah tersengal-sengal.

Pada saat demikian, lewatlah seorang petapa dalam perjalanannya dan setelah mengetahui keadaan pemuda itu yang sebenarnya, lalu pertapa biksu tersebut memutuskan untuk mencerahkannya sejenak. Petapa lalu masuk ke kamar pemuda tersebut, dan mengeluarkan sebuah cermin dari dadanya kemudian menyuruhnya untuk melihat cermin tersebut.

Si pemuda itu melihat lautan yang luas dan sesosok mayat seorang wanita buta yang mati mengenaskan tergeletak di atas pantai. Seseorang lewat, hanya memandang sekilas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian pergi, lalu datang lagi seseorang yang kemudian melepaskan pakaiannya dan menyelimuti mayat wanita itu lalu pergi, dan yang terakhir datang lagi seseorang menuju ke sana, namun kemudian menggali sebuah lubang dan dengan hati-hati menguburkan mayat wanita tersebut ke dalam tanah.

Si pemuda yang sedang sakit itu tidak mengerti makna dari semua yang dipandangnya. Petapa lalu menjelaskan dan berkata: "Wanita yang berada di pantai itu adalah calon istrimu pada kehidupan sekarang. Kamu adalah orang kedua yang melewati jalan itu dan yang pernah menutupi tubuhnya dengan sepotong pakaian. Dia bercinta kasih dengan kamu pada kehidupannya sekarang, hanya karena untuk membalas sebuah budi baikmu. Namun, pada akhirnya orang yang harus dibalas budinya seumur hidup adalah orang terakhir yang telah menguburnya dan orang terakhir itu adalah suaminya yang sekarang." Pemuda itu tiba-tiba sadar dengan apa yang telah terjadi! Dan penyakitnya juga segera sembuh!

Begitulah yang namanya jodoh (pertalian yang ditakdirkan) tidak bisa dipaksakan, jika memang milik Anda, maka cepat atau lambat pasti akan menjadi milik Anda. Dan jika memang bukan milikmu, tetap tidak akan bisa Anda miliki biar bagaimanapun cara Anda untuk mengusahakannya. (Sumber : Erabaru)

Wednesday, October 1, 2014

Meninggalkan Kerinduan Mendalam

Di hadapan sebuah batu nisan bertuliskan nama yang selalu tersimpan dalam hati kecilku,
Terdiam dalam keheningan yang sangat lama tertunduk pedih dan pilu... 
Angin dingin membawa kepedihan menusuk hingga ke dalam hati,
Mengenangmu sesaat serasa sepanjang segala abad telah terlewati.. 
Terbiasa dulu saat bertemu selalu membawakan hadiah kesukaanmu,
Namun kini hanyalah beberapa kelopak bunga digenggaman yang dapat menandakan kasih sayangku,
Wanginya semerbak bunga ini mungkin tak sebanding dengan kehangatan kasihmu selama menyayangiku... 
Teringat entah berapa lama sudah berlalu,
Kenangan indah saat-saat bersama denganmu,
Kemanapun saya pergi selalu ada langkahmu,
Dimanapun saya berada selalu berada disampingmu... (01/10/14 Written by : Kepik Romantis / PVA)
"Tidak pernah ada seorangpun penyair mampu menyembuhkan dengan kata-kata, atau menyatakannya dengan ungkapan-ungkapan yang jelas, rasa nyeri sakitnya kerinduan kehilangan seseorang yang dicintai.." - Steve Maraboli -
Selalu ingat, 
jika Anda merindukan orang yang dicintai yang telah meninggal dunia... 
Orang yang kita cintai tidak pergi meninggalkan, 
mereka berjalan di samping kita setiap hari, 
Tidak terlihat, tidak terdengar tetapi selalu dekat, masih tetap mencintai, 
masih merindukan dan sangat sayang ..!
Pada hari ini saya memikirkanmu dengan Cinta / kasih sayang. 
Tetapi itu bukanlah suatu hal yang baru. 
Kemarin dan hari-hari sebelumnya pun saya memikirkanmu juga. 
Dalam diam keheningan saya memikirkanmu.. 
Seringkali saya menyebut namamu.. 
Semua yang saya miliki hanyalah kenangan dan bingkai gambar fotomu. 
Memori dirimu adalah kenang-kenangan saya yang paling berharga dimana dirimu dengan saya yang tidak akan pernah berpisah.  
Allah (Tuhan) telah memilikimu dalam lindunganNya, saya menyimpan dirimu dalam hati saya.