Bao
Zheng (Hanzi: 包拯)
(999-1062) adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada zaman
Dinasti Song Utara. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao
Qingtian(包青天)
yang berarti Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat
bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (包黑子)
yang artinyasi hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama
kehormatannya adalah Xiren (希仁).
Kehidupan
:
Bao
dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi
Anhui). Kehidupan awalnya banyak memengaruhi kepribadiannya. Orang
tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya
dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik
gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak
berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan
masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad
untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar
pada kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di
Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta
adil dan membenci kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai
intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh Liu, Bao bertekad untuk
memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara
dan rakyat.
Pada
usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah
pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai
hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana
Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan,
maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten
Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena
sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang
tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah
kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini
sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu dia telah
berumur 40 tahun.
Sebagai
pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada
kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum,
termasuk Kaisar Song Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya
jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng),
ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal
kompromi terhadap korupsi di antara pejabat pemerintahan saat itu.
Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan
yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru
Besar Liu Pang(庞太师),
ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra
mahkota sehingga Liu Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya.
Sejarah
mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang
jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi
termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya
olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan
lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak
akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Enam kali dia
melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi,
Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, tujuh kali untuk
memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan
dia pernah beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri
Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia selalu
sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya,
padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah mengalami nasib yang
buruk, seperti misalnya Sima Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han
yang dikebiri karena Kaisar Han Wudi tidak bisa menerima
pendapatnya.
Dalam
pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang
yang lebih dikenal dengan nama pangeran ke delapan (八王爷,
Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang
adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa
rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah.
Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus
dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal
tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu
juga dibangun kuil untuk mengenangnya (包公祠).
Bao
Zheng dalam legenda :
Bao
Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah
hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama,
kebanyakan kisah-kisah ini didramatisasi. Dalam opera biasanya dia
digambarkan sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda
lahir berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi menyebutkan
tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat
keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya). Makam Bao Zheng di
Hefei, Anhui.
|
Makam Bao Zheng di Hefei, Anhui. |
Disebutkan
juga bahwa kaisar menganugerahi Bao tiga gilotin (alat penggal) dalam
tugasnya sebagai hakim. Ketiga gilotin itu mempunyai dekorasi yang
berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya.
Guilotine kepala anjing untuk menghukum rakyat jelata, kepala macan
untuk menghukum pejabat korup, dan kepala naga untuk menghukum
bangsawan jahat. Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh
kaisar sebelumnya untuk menghukum kaisar sendiri bila bersalah dan
pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun
termasuk anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan
dulu dari kaisar. Dalam tugasnya dia dibantu oleh enam deputinya
yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan empat pengawal
Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao Hu. Selain itu juga lima
pendekar dari dunia persilatan yang dijuluki lima pendekar tikus.
Keduabelas orang ini disebut “tujuh pendekar lima ksatria” (七侠五义,
qi xia wu yi).
Beberapa
kisah legendanya yang terkenal adalah :
鍘美案,
mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang
meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi
seorang wanita bangsawan, Chen bahkan mencoba membunuh istrinya
dengan mengirim pembunuh bayaran.
貍貓換太子,
mengisahkan Bao membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra
mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam
kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya
pada awal kariernya, Guo Huai sehingga Bao harus memilih antara
perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan.
Bao menyamar sebagai dewa Yama, raja neraka untuk membongkar
kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia
mengira telah berada di neraka.
Bao
Zheng dalam budaya populer :
Kisahnya
yang difilmkan oleh sebuah perusahaan film Taiwan dengan judul
Justice Bao (包青天)
meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an, tak lama
kemudian untuk mengikuti kesuksesannya, Hongkong pun ikut menggarap
kisah ini dengan aktor pemeran Bao yang sama pula, Jin Chaoqun, namun
tidak sesukses versi Taiwannya. Di Indonesia serial ini dulu
ditayangkan di dua stasiun TV sekaligus yaitu RCTI dan TPI (Sekarang
MNCTV).
Hampir
semua kisah dalam serial ini adalah fiksi yang dihubungkan dengan
kehidupannya, namun sarat dengan nilai-nilai tradisional Tiongkok,
seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada negara, dan kehormatan.