> Sepanjang hari
kami bekerja dari muda hingga tua renta, membayar pajak untuk Negara,
lihatlah apakah kami sudah sejahtera?
> Setiap pemilu kami
sudah ikut memilih para Pejabat Negara, namun apakah yang terjadi?
mengapa harus ada korupsi?
> Anak-anak kami tercinta
sekolah setiap hari dengan semangat yang tinggi, namun tak pernah
merasakan pendidikan bermutu tinggi yang benar-benar memadai.
> Para
pemuda pemudi yang masih bersemangat tinggi membangun masa depan yang
sukses, harus rela dipecat memundurkan diri karena perekonomian semakin
sulit dan persaingan tiada henti, mengganggur tanpa pekerjaan yang
berarti, akhirnya memilih bekerja sendiri-sendiri terluntang lantung
mengais-ngais rejeki dengan keringat dan air mata hati.
>
Setelah bertahun-tahun bekerja sendiri mengais-ngais rejeki, harus
rela diusir digebuki, dan dipukuli petugas, terkadang sampai mati
karena berusaha mencari rejeki di pinggir jalan terkadang menghadapi
bahaya yang menakutkan, dirampok, ditodong, dijambret, diculik,
diperkosa, dimutilasi, dll.
> Bila nyawa kami begitu murah
harganya, segala hukum terberat selalu siap kami jalani. Bila terpaksa
hidup harus melewati lorong gelap penuh kehancuran demi
bertahan hidup sepanjang hari hingga mati pun serasa sekejab saja.
Lihatlah bagaimana nyawa mereka yang punya hak berkuasa dengan jabatan
sangat tinggi melampaui diatas kami, begitu sulit untuk mereka bila
melanggar hukum yang telah mati, karena uang berbicara lebih
dihargai.
> Dimanakah keadilan dan kesejahteraan kami? Mungkin
telah lama terkubur dalam mimpi anak-anak negeri di dalam dongeng
cerita sehari-hari.
> Kejahatan-kejahatan terjadi bukanlah
semata-mata karena disengaja, tetapi karena sudah tidak ada dasar
yang kuat membangun Negeri tercinta tanpa kemanusiaan, kesejahteraan,
dan keadilan sosial.
> Hilanglah rasa persatuan dan
kesatuan kami karena merasa terkhianati, tersakiti, terlukai hati
kami yang telah lama mati terinjak-injak tanpa perlindungan yang aman,
nyaman, adil dan makmur.
> Bila amanat ada di tangan kami
sebagai rakyat, Akankah kata-kata hati kami didengarkan? Akankah
kesejahteraan bagi kami dirasakan?
> Lihatlah bagaimana kami
tinggal di gubuk-gubuk desa jauh didalam hutan melewati sawah,
sungai, bukit dan gunung bahkan terpencil dari perkotaan, tak pernah
kami mengeluh berjalan kaki hingga beratus-ratus kilometer jauhnya,
kami berjuang tak kenal lelah sepanjang hari meskipun kami tak pernah
dihargai sebagai warga negara sejati, yang masih mencintai tanah Ibu
Pertiwi.
> Indonesia Negeri tercinta kami, Tolong Jagalah
Lindungilah selama-lamanya hayat dikandung badan, Tetaplah
Berjuang!!! Indonesia-ku Jaya!!! Jayalah Indonesia-ku!!!.
No comments:
Post a Comment