Tuesday, August 27, 2013

Legenda Asal-Usul Ikan Kayu



Mengapa kayu mulai digunakan dalam ibadah Buddhis Tiongkok ? Mengapa bentuknya ikan dan apa arti dari itu? Inilah legenda asal mulanya.

Kisah ini dicatat dalam buku Xuanzang Zhi Gui Qu. Sepulang dari ziarah ke India, Biksu Buddha Xuanzang bertemu dengan seorang Bapak tua ketika ia melewati Shu (sekarang Provinsi Sichuan).
Saat Bapak tua itu sedang berburu, istrinya (yang merupakan ibu tiri) melemparkan anaknya yang berusia 3 tahun ke sungai. Demi berkabung bagi anaknya, bapak tua menawarkan makanan vegetarian untuk biksu itu. Namun demikian, Xuanzang bersikeras ingin makan ikan. Oleh karena itu, bapak tua membelikannya seekor ikan besar di pasar nelayan terdekat.
Saat bapak tua memotong dan membuka perut ikan, ternyata di dalamnya ada anaknya yang masih hidup.
Xuanzang berkata kepadanya: "Ini adalah buah pahala perbuatan baik anakmu karena ia mematuhi ajaran tidak membunuh dalam kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, ia mampu bertahan hidup meskipun ia ditelan ikan; ikan ini tidak membunuhnya, malah menyerahkan diri kepada nelayan untuk ditangkap."
Bapak ini bertanya kepada Xuanzang bagaimana dia bisa membalas budi baik ikan. Xuanzang menjawab: "Ikan berkorban untuk menyelamatkan anak. Harus ada sepotong kayu diukir menjadi bentuk ikan, dan tergantung di kuil. Ketuklah ikan kayu ketika menyediakan makanan. Dengan demikian, bantuan besar ini dapat dibayar kembali." Ini adalah salah satu legenda tentang asal-usul ikan kayu dalam Buddhisme Tiongkok.
Di atas adalah legenda turun temurun, namun kisah lain mengatakan arti sebenarnya dari penggunaan ikan kayu adalah merupakan salah satu aturan di Bai Zang Qing Gui, Tata Tertib Guru Bai Zang: biksu Buddha Mahayana harus mengetuk ikan kayu saat melafalkan (kitab suci) sutra.
Mengapa harus ikan yang dijadikan simbol? alasan peraturan ini adalah ikan tidak pernah menutup mata mereka, yang berarti bahwa para bhiksu harus selalu waspada untuk menjaga kebajikan dan belajar dengan rajin, tidak boleh lengah, juga melambangkan kesadaran, perhatian yang murni. Dengan kata lain, ikan kayu merupakan instrumen penting digunakan sebagai pengingat bagi para bhiksu selalu rajin dan senantiasa sadar.

No comments:

Post a Comment