Saturday, August 22, 2015

"Lilin dan Lampu Teplok"

Di suatu senja yang mulai menggelap, di daerah pedalaman yang sedang dilanda mati listrik. Tuan rumah mulai gelisah mencari penerangan untuk menjaga tidurnya di kala menjelang kegelapan. Kekhawatirannya hilang, dilihatnya masih ada lilin dan lampu teplok di dekatnya. Bergegas Tuan rumah pun pergi ke toko terdekat mencari dan membeli alat pematik api.

Sementara itu, Lilin yang sombong berkata kepada Lampu teplok, "Hei.. teplok, Tuan rumah pasti akan menyalakan aku untuk penerangannya sepanjang malam, dia tidak akan memilihmu, karena mencari bahan bakarmu (minyak) begitu sulit dan mahal sekarang ini, bagaimana kamu bisa menyala di saat darurat dibutuhkan oleh Tuan rumah?!". Lampu teplok tidak menjawab Lilin yang angkuh, dia hanya terdiam.

Beberapa waktu kemudian, datanglah si Tuan rumah dan menyalakan Lilin kecil itu dengan alat pematik yang sudah dibeli dari toko kelontong dekat rumahnya. Betapa senang Lilin pun semakin angkuh dan gembira karena si Tuan rumah memilih dirinya untuk membantunya dalam bekerja di kegelapan. Tuan rumah pun dapat melanjutkan pekerjaannya, memasak, kemudian makan malam, dan mencuci peralatan dapur.

Seselesainya semua pekerjaan rumahnya, dilihatnya Lilin semakin mengecil dan hampir habis. Bergegas si Tuan rumah pergi ke dapur untuk mencari persediaan minyak, yang akan diisikan kepada Lampu teplok. Lampu teplok menoleh kepada Lilin, dilihatnya Lilin yang langsung menangis sedih, karena menyesal atas keangkuhannya, menyadari bahwa dirinya pun sesaat lagi akan habis dan mati.      

Lampu teplok pun berkata kepada Lilin tanpa perasaan marah, dendam maupun benci, "Lilin kecil yang indah dan selalu siap sedia menerangi di setiap saat diperlukan, janganlah bersedih, kamu begitu berharga dan sangat menolong banyak orang, saya pun sangat membutuhkanmu, kamu tetaplah sahabat yang baik bagiku, marilah kita bersama menerangi malam yang gelap dan panjang ini untuk menolong dan menjaga Tuan rumah kita yang sama. Dengan kehangatan dan kebaikanmu, menyatu dalam jiwaku, kita pasti dapat bersama-sama membahagiakan Tuan rumah kita bersama selamanya."

Lilin yang sedih pun, berhenti menangis, tersadar akan kegelapan dirinya, dia pun menyadari kesalahannya. Datanglah si Tuan rumah mengisi tubuh Lampu teplok dengan minyak secukupnya dan mengambil Lilin yang hampir habis itu untuk menyalakan Lampu Teplok. Kini jiwa Lilin dan Lampu teplok pun bersatu selamanya menerangi kegelapan sepanjang malam. Kegelisahan hati Tuan rumah pun sirna menjadi tenang dan bahagia.

Written by : Kepik Romantis / PVA (22/08/15)

No comments:

Post a Comment