Wednesday, December 4, 2013

Air Tumpah Tak Dapat Dikumpulkan Lagi

Pada akhir Dinasti Shang (1562 SM-1066 SM), ada seorang yang sangat cerdas bernama Jiang Shang (yang juga dikenal sebagai Jiang Ziya atau Jiang Taigong).

Dia membantu Kaisar Wen dan putranya Kaisar Wu dari Dinasti Zhou (1066 SM-256 SM) untuk menaklukkan Dinasti Shang dan menyumbang banyak pembangunan pada Dinasti Zhou.

Kemudian ia berhak sebagai penguasa Daerah Qi (Shandong saat ini). Dia juga adalah nenek moyang dari Negara Qi dalam masa Musim Semi dan Gugur (770 SM-476 SM).

Jiang dulunya hanya perwira kecil. Namun, ia mengundurkan diri karena dia tidak menyukai aturan kejam Kaisar Zhou. Dia tinggal di tempat terpencil dekat Sungai Weishui di Shaanxi setelah ia mengundurkan diri. Dalam rangka untuk mendapatkan perhatian pemimpin klan Zhou Ji Fa (Kaisar Wen) dan kesempatan untuk bekerja padanya, ia biasanya berpura-pura mencari ikan di sebuah sungai kecil dengan kail ikan tanpa umpan, guna menarik perhatian mereka.

Karena Jiang menghabiskan waktu seharian memancing, keluarganya mulai bermasalah. Istrinya yang bermarga Ma, sering ngomel karena mereka miskin. Jadi ia tidak mau hidup bersama lagi dengan suaminya dan memutuskan untuk pergi. Jiang berusaha membujuk istrinya agar jangan berpisah dan berkata bahwa kehidupan mereka akan lebih baik, cepat atau lambat. Namun, Ma tetap pergi.

Beberapa tahun kemudian, Jiang mendapat kepercayaan dari Kaisar Wen dan membantu Kaisar Wu untuk mengalahkan tentara Kaisar Zhou dari Dinasti Shang. Kaisar Wu memberikan dia jabatan perdana menteri dan penguasa Daerah Qi. Ia menjadi kaya dan terkenal. Mantan istrinya menyesal meninggalkan dia setelah melihat itu. Dia menemui Jiang dan ingin memperbaiki pernikahan mereka.

Jiang tahu sifat wanita ini. Dia tidak mau menikah lagi dengannya, jadi dia menumpahkan semangkuk air ke lapangan dan menyuruh mantan istrinya untuk mengumpulkan air tersebut kembali ke mangkuk.

Ma buru-buru merangkak di lapangan untuk mengumpulkan air. Namun, apa yang ia dapatkan hanyalah lumpur. Jiang mengatakan padanya dengan dingin.

"Anda telah meninggalkan Saya, jadi kita tidak bisa menikah lagi, seperti air yang tumpah tidak mungkin untuk kembali dikumpulkan."

Sumber : http://www.erabaru.net/kehidupan/budi-pekerti/1273-air-tumpah-tak-dapat-dikumpulkan-lagi

2 comments:

  1. Seperti Kata-kata yang sudah keluar tidak dapat ditarik kembali, seberapapun kita berusaha untuk memperbaiki, tetap akan ada akibat dari setiap perkataan yang sudah kita ucapkan. Harusnya sebelum berkata-kata kita berfikir tentang sebab akibat dari setiap perkataan kita, apakah perkataan itu akan menyakiti orang lain atau tidak, karena jika sudah terlanjur menyakiti orang lain, mungkin tidak akan ada lagi kesempatan untuk memperbaikinya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Gunarto : Betul sekali, Siep (b^_^d) Trims yah.. dah selalu mampir.. hehehe.. (^_^)

      Delete