Dahulu
kala, ada sebuah negara yang menelantarkan orang tua, mereka beranggapan orang
yang sudah tua adalah sebuah beban, beranggapan bahwa penghematan biaya untuk orang yang sudah tua lebih baik dialihkan
untuk menghidupi anak-anak kecil akan lebih berguna.
Oleh
sebab itu negara mengeluarkan hukum, dirumah tidak boleh memelihara orang yang
sudah tua, orang yang sudah tua, pria maupun wanita, semuanya akan diusir ke
pengunungan, disana mereka akan mencari makanan dan kehidupan mereka sendiri,
mati hidupnya tergantung kepada kemampuan mereka sendiri. Para
rakyat walaupun tidak tega membawa orang tua mereka ke pengunungan, karena
khawatir akan dimakan oleh binatang buas, tetapi ini adalah peraturan negara,
harus mentaatinya.
Pada
saat itu, didalam negeri ada seorang tua yang hidup bersama dengan putranya,
orang tua sangat menyayangi anaknya dan anaknya juga sangat berbakti, mereka
berdua hidup dengan bahagia. Setelah orangtuanya menjadi tua, pria ini tidak
tega membuang ayahnya ke pengunungan, mati dengan tragis, oleh sebab itu dia
memikirkan sebuah cara, dibelakang rumah membuat lubang bawah tanah,
menyembunyikan ayahnya disana, setiap hari membawa makanan untuknya.
Tidak
berapa lama kemudian, berita tentang negara yang menelantarkan orang tua mulai
tersebar. Negara tetangga yang mendengar kabar tersebut menganggap bahwa negara
yang memberlakukan peraturan tersebut sangat tidak berprikemanusiaan. Diliputi
oleh rasa heran dan penasaran lalu negara tetangga menyuruh utusan membawa
sebuah surat yang didalamnya berisi
empat pertanyaan, dan memberi waktu kepada negara yang menelantarkan orang tua
memberi jawaban dalam waktu tiga hari, jika tidak ada jawaban maka negara
tetangga akan menyerang negara yang menelantarkan orang tua tersebut.
Raja
memanggil semua menteri, tetapi tidak ada seorangpun yang bisa menjawab
pertanyaan negara tetangga, raja sangat panik, akhirnya raja hanya bisa
menyerahkan masalah tersebut keseluruh rakyatnya, dan bagi rakyat yang bisa
menjawab pertanyaannya akan diberikan hadiah besar.
Ke Empat
pertanyaan tersebut adalah :
1. Didunia
ini barang apa yang paling berharga?
2. Didunia
ini hal apa yang paling menggembirakan?
3. Didunia
ini rasa apa yang paling indah?
4. Didunia
ini nyawa siapa yang paling panjang?
Setelah
berita ini tersiar, dua hari kemudian, tidak ada seorangpun bisa menjawab.
Setelah hari ke-3, tiba-tiba datang seorang pemuda, dihadapan semua orang
menjawab ke empat pertanyaan tersebut:
1. Percaya
adalah harta paling berharga
2. Dharma
adalah hal yang paling membahagiakan
3. Kebenaran
adalah rasa yang paling indah
4. Kebijaksanaan
adalah nyawa yang paling panjang
Raja
setelah mendapat jawaban sangat gembira, lalu menyuruh prajurit mengundang
pemuda ini masuk ke istana. Tetapi utusan negara tetangga mengeluarkan
pertanyaan lagi, ditangannya memegang dua (2) potong kayu, kedua ujung kayu tersebut
besar kecilnya sama, lalu dia bertanya kepada semua orang, “Kedua potong kayu
ini, mana yang kepala dan mana yang ekor?”, raja dan para menteri saling
memandang tetapi mereka semua tidak dapat menjawab.
Pemuda
ini segera pergi bertanya kepada ayahnya, ayahnya berkata kepadanya, ”Engkau
letakkan potongan kayu tersebut di air, yang tenggelam adalah kepala, dan yang
terapung adalah ekor.”
Utusan
sangat puas dengan jawabannya : tetapi dia masih mempunyai sebuah pertanyaan
lagi, dia membawa dua (2) ekor kuda putih, kedua ekor kuda tersebut sama, dia lalu
bertanya kepada semua pengujung: ”Kedua ekor kuda ini siapa yang ibu dan siapa
yang anak?”.
Raja
dan para menterinya tidak bisa membedakannya. Pada saat genting, pemuda ini
setelah mengunjungi ayahnya bergegas ke lokasi, dia segera menjawab, “Ini sangat
sederhana, hanya dengan membawa seikat rumput diberikan kepada kedua ekor kuda
tersebut. Dan kuda yang tidak memakan rumput tersebut, bahkan membawa kepada
kuda disampingnya dan memberikan kepadanya, ia adalah ibunya.”
Setelah
utusan pulang. Raja dengan gembira berkata kepada pemuda tersebut, ”Kebijaksanaanmu membawa keselamatan kepada negara kita, apakah ini kepintaran
dirimu sendiri atau ada orang yang mengajari kamu?”.
Pemuda
tersebut setelah sangsi sebentar lalu menjawab, “Ayah saya yang mengajari
saya.”
Raja
dengan heran bertanya lagi, ”Lalu sekarang dimana ayahmu?”
Pemuda
tersebut menjawab, “Tolong ampuni saya baginda! Saya hidup bersama dengan ayah
saya telah bertahun-tahun, saya tidak tega membuang dia, oleh sebab itu saya
menyembunyikannya dilubang bawah tanah rumahku, semua jawaban ini adalah ayah
saya yang mengajari saya.”
Raja
merasa sangat malu, dengan menyesal dia berkata, “Semua ini adalah kesalahan
saya! Engkau seorang anak yang berbakti, menjaga dan merawat ayahmu, untung
berkat masih ada dia, kita telah dapat menyelamatkan negara. Saya harus segera
mengeluarkan dekrit, tentang pemulihan
untuk merawat dan menghormati orang tua.”
Sumber : http://www.erabaru.net/kehidupan/budi-pekerti/5813-nasib-negeri-yang-menalantarkan-orang-tua
Saya sering melihat orang tua dan berfikir bahwa... kalau saya sudah tua apakah saya akan ditelantarkan oleh anak-anak saya? saya lebih sering sedih memikirkan hal seperti itu, dan setelah berfikir seperti itu saya selalu berfikir bahwa saya ingin selalu merawat orang tua saya...
ReplyDelete@Gunarto : Setuju sekali... (b^_^d) Trims yaah..
Delete