Wednesday, December 4, 2013

Nasib Negeri Yang Menelantarkan Orang Tua


Dahulu kala, ada sebuah negara yang menelantarkan orang tua, mereka beranggapan orang yang sudah tua adalah sebuah beban, beranggapan bahwa penghematan biaya untuk orang yang sudah tua lebih baik dialihkan untuk menghidupi anak-anak kecil akan lebih berguna.

Oleh sebab itu negara mengeluarkan hukum, dirumah tidak boleh memelihara orang yang sudah tua, orang yang sudah tua, pria maupun wanita, semuanya akan diusir ke pengunungan, disana mereka akan mencari makanan dan kehidupan mereka sendiri, mati hidupnya tergantung kepada kemampuan mereka sendiri. Para rakyat walaupun tidak tega membawa orang tua mereka ke pengunungan, karena khawatir akan dimakan oleh binatang buas, tetapi ini adalah peraturan negara, harus mentaatinya.

Pada saat itu, didalam negeri ada seorang tua yang hidup bersama dengan putranya, orang tua sangat menyayangi anaknya dan anaknya juga sangat berbakti, mereka berdua hidup dengan bahagia. Setelah orangtuanya menjadi tua, pria ini tidak tega membuang ayahnya ke pengunungan, mati dengan tragis, oleh sebab itu dia memikirkan sebuah cara, dibelakang rumah membuat lubang bawah tanah, menyembunyikan ayahnya disana, setiap hari membawa makanan untuknya.

Tidak berapa lama kemudian, berita tentang negara yang menelantarkan orang tua mulai tersebar. Negara tetangga yang mendengar kabar tersebut menganggap bahwa negara yang memberlakukan peraturan tersebut sangat tidak berprikemanusiaan. Diliputi oleh rasa heran dan penasaran lalu negara tetangga menyuruh utusan membawa sebuah surat yang didalamnya berisi empat pertanyaan, dan memberi waktu kepada negara yang menelantarkan orang tua memberi jawaban dalam waktu tiga hari, jika tidak ada jawaban maka negara tetangga akan menyerang negara yang menelantarkan orang tua tersebut.

Raja memanggil semua menteri, tetapi tidak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan negara tetangga, raja sangat panik, akhirnya raja hanya bisa menyerahkan masalah tersebut keseluruh rakyatnya, dan bagi rakyat yang bisa menjawab pertanyaannya akan diberikan hadiah besar.

Ke Empat pertanyaan tersebut adalah :
1. Didunia ini barang apa yang paling berharga?
2. Didunia ini hal apa yang paling menggembirakan?
3. Didunia ini rasa apa yang paling indah?
4. Didunia ini nyawa siapa yang paling panjang?

Setelah berita ini tersiar, dua hari kemudian, tidak ada seorangpun bisa menjawab. Setelah hari ke-3, tiba-tiba datang seorang pemuda, dihadapan semua orang menjawab ke empat pertanyaan tersebut:
1. Percaya adalah harta paling berharga
2. Dharma adalah hal yang paling membahagiakan
3. Kebenaran adalah rasa yang paling indah
4. Kebijaksanaan adalah nyawa yang paling panjang

Raja setelah mendapat jawaban sangat gembira, lalu menyuruh prajurit mengundang pemuda ini masuk ke istana. Tetapi utusan negara tetangga mengeluarkan pertanyaan lagi, ditangannya memegang dua (2) potong kayu, kedua ujung kayu tersebut besar kecilnya sama, lalu dia bertanya kepada semua orang, “Kedua potong kayu ini, mana yang kepala dan mana yang ekor?”, raja dan para menteri saling memandang tetapi mereka semua tidak dapat menjawab.

Pemuda ini segera pergi bertanya kepada ayahnya, ayahnya berkata kepadanya, ”Engkau letakkan potongan kayu tersebut di air, yang tenggelam adalah kepala, dan yang terapung adalah ekor.”

Utusan sangat puas dengan jawabannya : tetapi dia masih mempunyai sebuah pertanyaan lagi, dia membawa dua (2) ekor kuda putih, kedua ekor kuda tersebut sama, dia lalu bertanya kepada semua pengujung: ”Kedua ekor kuda ini siapa yang ibu dan siapa yang anak?”.

Raja dan para menterinya tidak bisa membedakannya. Pada saat genting, pemuda ini setelah mengunjungi ayahnya bergegas ke lokasi, dia segera menjawab, “Ini sangat sederhana, hanya dengan membawa seikat rumput diberikan kepada kedua ekor kuda tersebut. Dan kuda yang tidak memakan rumput tersebut, bahkan membawa kepada kuda disampingnya dan memberikan kepadanya, ia adalah ibunya.”

Setelah utusan pulang. Raja dengan gembira berkata kepada pemuda tersebut, ”Kebijaksanaanmu membawa keselamatan kepada negara kita, apakah ini kepintaran dirimu sendiri atau ada orang yang mengajari kamu?”.

Pemuda tersebut setelah sangsi sebentar lalu menjawab, “Ayah saya yang mengajari saya.”

Raja dengan heran bertanya lagi, ”Lalu sekarang dimana ayahmu?”

Pemuda tersebut menjawab, “Tolong ampuni saya baginda! Saya hidup bersama dengan ayah saya telah bertahun-tahun, saya tidak tega membuang dia, oleh sebab itu saya menyembunyikannya dilubang bawah tanah rumahku, semua jawaban ini adalah ayah saya yang mengajari saya.”

Raja merasa sangat malu, dengan menyesal dia berkata, “Semua ini adalah kesalahan saya! Engkau seorang anak yang berbakti, menjaga dan merawat ayahmu, untung berkat masih ada dia, kita telah dapat menyelamatkan negara. Saya harus segera mengeluarkan dekrit, tentang pemulihan untuk merawat dan menghormati orang tua.”

Mulai saat itu negara tersebut sangat menghormati dan berbakti kepada orang tua, sehingga menjadi sebuah negara yang dihormati.

Sumber : http://www.erabaru.net/kehidupan/budi-pekerti/5813-nasib-negeri-yang-menalantarkan-orang-tua

2 comments:

  1. Saya sering melihat orang tua dan berfikir bahwa... kalau saya sudah tua apakah saya akan ditelantarkan oleh anak-anak saya? saya lebih sering sedih memikirkan hal seperti itu, dan setelah berfikir seperti itu saya selalu berfikir bahwa saya ingin selalu merawat orang tua saya...

    ReplyDelete